Peran OOTD dalam Membangun Citra Diri dan Branding Sosial Mahasiswa

Sebagai mahasiswa di era digital ini, menciptakan identitas yang kuat dan membangun branding sosial dapat menjadi aset berharga dalam perjalanan akademik dan profesional. Gaya berpakaian hari ini tidak lagi tidak hanya apa yang kita kenakan, tetapi bagaimana juga kita menyampaikan pesan tentang diri kita kepada dunia. Salah satu alat yang semakin populer digunakan untuk mencapai hal ini adalah konsep “OOTD” atau Outfit of the Day.
Salah satu peran OOTD dalam social branding adalah sebagai cara untuk mengekspresikan identitas pribadi. Melalui pemilihan busana, aksesori, dan gaya, seseorang dapat mengkomunikasikan nilai-nilai, minat, dan kepribadian mereka kepada audiens mereka. Misalnya, seseorang yang memilih gaya kasual dengan sentuhan retro mungkin ingin disebut sebagai individu yang kreatif dan tidak terikat pada aturan konvensional.
Selain itu, OOTD juga merupakan alat yang efektif untuk membangun merek pribadi atau profesional. Orang-orang yang ingin dikenal dalam industri tertentu dapat menggunakan OOTD untuk menunjukkan kepakaran mereka dalam gaya tertentu, meningkatkan kepercayaan diri, dan menarik perhatian dari audiens yang relevan. Seorang desainer mode, misalnya, dapat menggunakan OOTD untuk memperlihatkan karya mereka sendiri (ciri khas) dan membangun basis penggemar yang setia.
AwKarin atau Karin Novilda merupakan influencer dan selebgram di platform media sosial yang berhasil menerapkan OOTD sebagai penunjang sosial branding atas dirinya. Dirinya sangat konsisten dengan gaya yang eksentrik, unik, dan berani yang membuatnya menjadi salah satu influencer yang sangat berpengaruh di Indonesia.
Dengan storytelling yang kuat melalui OOTD-nya, Awkarin berhasil membangun sosial branding yang kuat dan berpengaruh. Dia tidak hanya menjadi seorang influencer fashion, tetapi juga menjadi sosok yang menginspirasi dan memberikan dampak positif kepada jutaan pengikutnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa OOTD juga memiliki dampak sosial yang lebih luas. Terlalu fokus pada penampilan fisik dan pencitraan diri dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat dan meningkatkan tekanan untuk selalu tampil sempurna. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan OOTD sebagai alat untuk meningkatkan kepercayaan diri dan ekspresi diri, bukan sebagai ukuran kesempurnaan.
Dengan memahami peran OOTD dalam membangun citra diri dan branding sosial, mahasiswa dapat mengoptimalkan pengalaman mereka di perguruan tinggi dan membuka peluang baru dalam karir dan kehidupan pribadi mereka. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk mempelajari bagaimana menggunakan OOTD dengan bijak dan strategis dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan pribadi dan profesional mereka. OOTD bukanlah patokan utama dalam membangun sosial branding, tetapi sebagai penunjang yang sangat berpengaruh dalam personal branding yang sedang di bangun.

Sumber :
McNally, D., Speak, K. D. 2002. Be your own achieve more of what you want by being more who you are. San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher
Mettasatya, Asharisa Afrilla. 2018. Personal Branding Remaja di Era Digital. Jurnal Ilmu Komunikasi. 11(1) : 20-30.
Mario, Photo by Fariz Rizky Naufal on Unsplash