Prof Amalia: Kualitatif itu Penting
“Saya berusaha mencerna topik yang diberikan, karena saya orang marketing, maka ketemulah kalimat simple ini: Kualitatif itu Penting…” Begitulah pemaparan awal dari Prof Amalia, mengawali Research Talk yang diinisasi oleh RCDC Binus Malang. Bertemu dengan Prof Amalia Maulana sungguh kesempatan yang berharga. Selain sebagai akademisi di Binus, beliau juga sebagai seorang profesional di bidang Brand Consultant. Kepakaran beliau ada di bidang EtnografiProf Amalia mengawali sesi dengan memberi kesempatan bagi peserta untuk menuliskan pertanyaan pada kertas A4.
Dari daftar pertanyaan yang ada, diskusi pun mengalir. Berikut adalah beberapa poin penting dari Research Talk dengan Prof Amalia:
- Kualitatif itu tentang passion: agar hasilnya maksimal.
- Tentang novelty atau kebaruan: tidak ada perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yang ada adalah gap riset. Nahhh di dalam riset kualitatif biasanya gap risetnya tipis sehingga perlu dilakukan eksplorasi fenomena. Dari sini, untuk mengetahui kebaruan, maka perlu dipertimbangkan seberapa substantif kah fenomena yang akan di eksplorasi.
- Tentang subjektifas: di bab metode, peneliti perlu menyatakan kredibilitas personal yang terlibat dalam penelitian. bisa pula menggunakan triangulasi dengan lebih dari 1 teknik agar penelitiannya valid. Tekniknya bisa berupa literatur review, kerangka pemikiran dan kerangka teoritis, survei, observasi, wawancara mendalam, etnografi ataupun FGD. Namun sejatinya, subjektifitas itu sudah ada sejak desain penelitian dibuat oleh peneliti. Maka terkadang subjektifitas diperlukan dalam riset kualitatif. Dan pula, subjektifitas itu dibutuhkan untuk menguraikan temuan-temuan baru.
- Reduksi Data: proses yang sangat mempengaruhi hasil dan diskusi. Beda peneliti, beda pula hasilnya.
- Proses Iteratif: sebuah proses dimana peneliti memahami betul karakter informan/sumber untuk memperkaya insight penelitian.
- Mix Method: bisa dikatakan mix, jika kedua pendekatan baik itu kualitatif dan kuantitatif bersifat seksama. Jika data kuantitatif berasal dari luar peneliti, maka data tersebut menjadi secendary data yang digunakan untuk membantu menganalisis dan menguraikan hasil temuan.
- Etnografi: diperbolehkan hanya 1 informan kunci. pada tahun 2012, Prof Amalia pernah diberi satu jurnal yang meneliti 1 orang penikmat kopi. Pada perkembangannya, terdapat autoetnografi dengan diri sendiri sebagai subjek sekaligus instrumen utama penelitian.
- Tentang Reliabilitas dan Validitas: