Mengenal Kampung Budaya Polowijen Malang

Pada zaman dahulu Kampung Budaya Polowijen ini hanyalah sebuah kampung biasa sehingga pada tahun 2017 kampung ini diresmikan oleh Walikota Malang. Pendirian kampung ini karena ada gagasan yang diberikan oleh Bapak Isa Wahyudi selaku warga dari Polowijen. Kampung Budaya Polowijen merupakan salah satu kampung yang terkenal di kota Malang. Kampung ini terletak di Polowijen, Blimbing, Malang, Jawa Timur. Kampung yang masih terus menjunjung tinggi kebudayaan, seperti tari topeng, membuat kerajinan topeng, membuat batik, dalang, serta musik. Kita tidak hanya bisa membuat batik dan kerajinan topeng di kampung ini pun memperjual belikannya.

Polowijen terkenal dengan seni tari topeng, karena tari topeng ini menjadi ikon utama yang hangat di kampung ini. Topeng tersebut asli dibuat di Polowijen serta pengambilan bahan-bahan berada di salah satu makam depan Kampung Budaya ini. Para penari yang ada di kampung ini memiliki sanggar khusus untuk mereka berlatih. Karena masih membawa harum budaya dan nilai kebudayaan Kampung Budaya Polowijen ini berhasil menjadi tematik pada Kota Malang.

Ikon topeng utama di Polowijen adalah Ragil Kuning yang menghadirkan sosok wanita lugu, lemah lembut dan sangat setia. Wajah kuning pada topeng tersebut dengan pelengkap mahkota di kepalanya melambangkan seorang wanita yang benar-benar mencuri perhatian sehingga banyak raja-raja yang ingin melamarnya, tetapi Dewi Ragil Kuning tetap setia kepada Raden Gunung Sari sebagai suaminya.

Selain tari Ragil Kuning, terdapat tari lain seperti tarian Grebeg Jawa dan tarian Grebeg Sabrang. Dalam tari topeng, setiap topengnya memiliki arti tersendiri dan disetiap topengnya menggambarkan suatu karakter yang berbeda-beda. Grebeg itu sendiri memiliki arti “banyak orang”. Tarian Grebeg Jawa yang menggambarkan pasukan yang memiliki sifat protagonis, tarian ini memakai pakaian berwarna kuning dengan kombinasi warna hitam, dan menari dengan gerakan yang halus tetapi gagah. Sedangkan tari Grebeg Sabrang yang menggambarkan pasukan dari luar pulau Jawa memiliki sifat antagonis, tarian ini memakai pakaian berwarna merah, dan menari dengan gerakan gagah berani.

Selain mengunjungi dan mencari tahu kesenian di kampung ini, pengunjung yang tertarik dengan seni tari, diperbolehkan untuk belajar menari topeng yang akan diajarkan oleh para penari di sana. Serta pengunjung yang tertarik untuk belajar membatik, Kampung Budaya menyediakan fasilitas bagi pengunjung yang ingin belajar. Dan pengunjung tertarik untuk belajar memahat topeng akan disediakan bahan-bahan yang diperlukan oleh Kampung Budaya.

Saat kita berkunjung ke kampung ini kita akan dikajutkan dengan perilaku penduduk yang dengan hangat dalam menjamu para pengunjung yang ada di sana. Mereka tidak memilih dari mana asalnya, siapa pengunjung tersebut, untuk tujuan apa mereka datang ke Kampung Polowijen. Warga menyambut siapa saja yang ingin berkunjung dan belajar tentang kebudayaan yang ada di Kampung Budaya Polowijen. Saat berkunjung para warga membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan pengunjung untuk melihat berbagai macam seni yang ada di dalam rumah dari masing-masing warga. Tidak hanya itu, para pengunjung yang hadir dapat menyaksikan tarian topeng dan mendengarkan cerita wayang yang akan dibawakan oleh dalang dari kampung tersebut.

Bagi yang berminat untuk mengunjungi Kampung Budaya Polowijen sudah memiliki akses yang mudah untuk ditemukan, dengan harga tiket masuk yang terjangkau, serta dipersilahkan jika ingin berkunjung secara rombongan. Pengunjung dapat mencari tahu jadwal festival kesenian yang akan diselenggarakan.

Keberadaan Kampung Budaya Polowijen ini dapat menjadi bukti bahwa Malang bukan sekedar indahnya  Gunung Bromo, keseruan wahana permainan Jatim Park, dan cantiknya pemandangan pantai. Di kota Malang ini kita bisa belajar mengenai kebudayaan yang ada dan masih hangat untuk dibicarakan. Jadi tunggu apa lagi segera berkunjung ke Kampung Budaya!

Pracella Ayu Cahyanis