Di Balik Playing Victim

Di Era seperti ini siapa yang tidak mengakui kesalahannya dan menjadikan tindakannya seolah yang paling benar. Manusia pasti memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Tak jarang jika manusia pasti memiliki mood yang selalu berbeda. Apakah kalian tau mengenai Playing Victim?
Playing Victim merupakan tindakan seseorang yang tidak ingin mengakui kesalahannya, alhasil ia akan menyalahkan orang lain. Hal ini terjadi karena kesalahan yang ia lakukan telah diketahui oleh orang lain. Tindakanmenghindari kesalahan sudah termasuk ke dalam playing victim.
Seseorang yang memiliki sifat Playing victim tidak akan mau mengakui kesalahannya, justru ia akan melemparkan kesalahan itu kepada orang lain. Tak hanya itu, ia akan membuat orang lain merasa bersalah walaupun hal tersebut bukanlah kesalahan yang dibuat olehnya.
Sebenarnya Playing victim memiliki kemiripan dengan tindakan manipulatif. Perbedaanya hanya terdiri dari kepercayaan. Orang-orang yang terbiasa memanipulatif seseorang akan membuat seseorang tersebut percaya dengan apa yang diucapkannya. Sedangkan Playing victim merupakan tindakan sengaja yang menimpahkan kesalahannya pada orang lain.
Tentu saja Playing victim ataupun tindakan memanipulatif sangat berhubungan dengan komunikasi. Salah satu cara untuk melakukan tindakan Playing victim dan manipulatif adalah memiliki kemampuan komunikasi yang tepat.
Terdapat beberapa hal mengapa seseorang dapat melakukan playing victim :
1. Kurangnya perhatian. Seseorang yang kurang mendapat perhatian biasanya akan memberikan sisi negatif yang dapat menimbulkan playing victim. Biasanya ia akan menyebarkan rasa kebenciannya dan disinilah ia akan membalikkan sebuah fakta seolah ialah yang paling merasa tersakiti.
2. Selalu bepikiran negatif. Terjadinya misskomunikasi dapat menimbulkan Playing victim. Hal ini dikarena kesalahpaham yang terjadi oleh seseorang. Saat seseorang salah mengartikan sebuah makna komunikasi maka nantinya hal tersebut akan menimbulkan tindakan Playing victim.
3. Seseorang yang sulit mengatasi masalah. Sama halnya dengan misskomunikasi. Seseorang yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan tuntas, tanpa sadar akan mulai menyalahkan seseorang dengan usut untuk lari dari masalah yang seseorang alami.
4. Tidak adanya komunikasi. Pentingnya komunikasi membantu kita untuk menghindari dari berbagai kesalahpahaman. Playing victim dapat terjadi karena kurangnya sebuah komunikasi. Kurangnya interaksi menyebabkan menimbulkan kesalahpahaman tersebut sehingga timbul pemicu terjadinya Playing victim.
5. Seseorang yang cenderung memiliki sedikit teman. Memiliki sedikit teman memang tidak salah. Tetapi, memiliki sedikit teman tidak membantu kita untuk melihat sudut pandang baru. Alhasil, seseorang akan dengan mudah memberikan pengaruh negatif kepada temannya sendiri.
Kondisi Playing victim tentu akan merugikan banyak orang. Akibatnya, seorang Playing victim tidak akan berubah sehingga ia akan stress, mengalami mental down dan memiliki banyak masalah yang tentunya akan merugikan orang lain. Komunikasi sangat diperlukan dalam keadaan ini, pasalnya Playing victim tidak hanya terjadi pada perempuan saja melainkan lakiā€“laki juga bisa melakukan tindakan Playing victim ini.
Joseph A. Devito (2013) mengatakan bahwa melakukan komunikasi harus dilakukan lebih dari satu orang yang dapat saling memengaruhi, baik secara verbal maupun non verbal. Melalui teori interpersonal communication di perlukankan dalam penyampaian komunikasi harus baik. Bisa di lakukan verbal maupun non verbal. Ini bersangkutan juga dengan Playing victim dimana keduanya harus melakukan komunikasi tanpa menyalahkan. Dari teori ini dari kedua belah pihak harus berkomunikasi secara jelas tanpa misscom.
Playing victim dapat dilakukan oleh siapa saja. Tindakan seorang Playing victim tentu akan merugikan banyak orang. Salah satu cara untuk mengatasi tindakan tersebut adalah dengan pendekatan komunikasi yang jauh lebih efektif. Pendekatan ini akan membantu mereka untuk jujur dan terbuka terhadap hal yang sedang mereka alami. dengan begitu para pelaku Playing victim akan sadar dengan tindakan yang mereka lakukan.

 

Photo by Mehdi MeSSrro on Unsplash
Sherly Devlianty