Richeese Factory dan Citra Merek

Untuk membeli suatu produk, konsumen memiliki alasan tertentu. Namun pula konsumen yang menikmati suatu produk hanya karena rasa penasaran atau bahkan membeli karena spontanitas tanpa ada pertimbangan khusus.

Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk dalam buku Consumer Behavior menjelaskan bahwa konsumen yan  tidak  memiliki  pengalaman  dalam  memilih  suatu  produk,  akan lebih  percaya  pada  merek  yang  paling  terkenal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Susan L. Henry menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen melibatkan identitas diri, aspek kebutuhan, kondisi sosial serta faktor kultural. Alasan tersebut mendorong  perusahaan untuk  memperkuat  posisi  merek  dalam  benak  konsumen.

Melalui citra merek, konsumen dapat mengenali sebuah produk, mengevaluasi kualitas dan memperoleh pengalaman serta kepuasan dari perbedaan produk tertentu. Secara umum, Brand   image sangat dekat dengan penilaian dari  konsumen terhadap  suatu  merek  pada  produk  yang  ada  di dalam  pasar, termasuk industri makanan cepat saji. Dengan meningkatnya perekonomian, makanan cepat saji sangat digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Dalam waktu singkat, restoran cepat saji berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah Richeese Factory. Sesuai dengan namanya, restoran ini dikenal sebagai restoran cepat saji yang menyajikan ayam goreng dengan saos keju yang khas berikut level pedasnya. Mendengar nama resto ini, pasti banyak yang mengira bahwa Richeese Factory merupakan perusahaan yang berasal dari luar negeri, padahal Richeese Factory itu asli Indonesia.

Merek Richeese sudah ada sejak tahun 2007, namun Richeese kuliner di Indonesia  pertama kali didirikan pada 8 februari 2011 tepatnya berlokasi di Paris Van Java Mall, Bandung, Jawa Barat. Richeese Factory terus berkembang dan semakin dikenal oleh masyarakat luas, dengan produk yang semakin beragam, seperti burger, donat, mi goreng instan. Kini outletnya telah berkembang pesat di kota-kota besar. Sejak dipasarkan untuk pertama kalinya, produk Richeese Factory dan jaringan restorannya menargetkan market keluarga. Artinya, produk Richeese memang diperuntukkan bagi semua usia dan kalangan, tua muda hingga anak-anak. Jaringan gerai Richeese Factory lebih banyak dipusatkan di mall, tempat rekreasi, pusat layanan publik, area perkantoran, dimana tingkat intensitas kunjungan masyarakat yang tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong. Dalam buku Principles of Marketing, mereka mengatakan bahwa terdapat empat dimensi penting dalam komunikasi pemasaran, yaitu channels, coverage, locations, inventory, transportation, logistics. Dengan tempat yang digunakan untuk proses penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen untuk mempermudah jarak lokasi.

Salah satu faktor yang membuat Richeese Factory digemari masyarakat adalah brand image nya yaitu Richeese Factory satu-satunya  restoran  makanan  siap  saji  yang  menyajikan  ayam dengan  saus  pedas  berlevel  dan  saus  keju  secara  bersamaan. Dengan  inovasi  tersebut, banyak konsumen yang tertarik dan mencoba untuk menikmati produk yang disajikan oleh Richeese  Factory. selain itu Richeese Factory  juga menggunakan promosi yang dapat menarik konsumen, dengan promosi yang ditawarkan memengaruhi keputusan pembelian, dengan cara-cara pemasaran yang dilakukan menarik setiap konsumen yang ada dengan melakukan strategi pemasaran yang baik yaitu dengan melakukan promo-promo tertentu seperti gratis item makanan atau CD, gratis mainan khusus menu untuk anak-anak yang tidak lain lagi untuk menarik perhatian pelanggan.

Referensi:
G. Schiffman and L. L. Kanuk, “Consumer Behavior,” 9th Edition, Prantice-Hall, Upper Saddle River, 2007.
Henry, S.L. Consumers, commodities, and choices: A general model of consumer behavior. Hist Arch 25, 3–14 (1991). https://doi.org/10.1007/BF03373511
Sumber Foto
Gabriela Paska