Bahaya Doxing di Media Sosial: Mahasiswa Komunikasi harus Tahu

Tidak dapat kita mungkiri bahwa ruang – ruang digital yang tercipta dari penggunaan media sosial atau pun internet sendiri telah membantu kita dalam banyak hal. Namun di sisi yang lain, tidak bisa pula kita abai bahwa ruang – ruang digital yang ada memberikan bahaya tersembunyi tanpa kita sadari. Sebagai contoh, keberadaan media sosial menjadi platform bagi kita untuk mendokumentasikan sekaligus membagikan kehidupan kita dengan orang lain; Namun pada saat yang sama, media sosial bisa menjadi sumber yang mudah bagi orang – orang untuk mendapatkan informasi berharga tentang diri kita, mengambil data pribadi kita lalu menggunakannya untuk tujuan – tujuan tertentu. Bahaya inilah yang dikenal dengan nama doxing.

Doxing adalah sebuah istilah yang merujuk pada tindakan pengumpulan informasi pribadi seseorang di berbagai platform media sosial. Kemudian, informasi tersebut  dipublikasikan secara sepihak dengan tujuan untuk mempermalukan, mengintimidasi, melecehkan, merugikan, atau menempatkan seseorang dalam bahaya tertentu. Sebagai sebuah tindakan yang dilakukan secara illegal, doxing bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki maksud tertentu terhadap seseorang yang ditargetkan. Pelaku doxing bisa saja  meneliti  dan mengambil informasi berharga seseorang seperti tanggal lahir, alamat rumah, rekening bank, nomor telepon hingga alamat email seseorang. Data – data ini kemudian diekspos engan tujuan untuk eksploitasi identitas orang yang menjadi target mereka.

Mendapatkan data pribadi seseorang memang bukan pekerjaan yang mudah dilakukan, namunu umumnya pelaku doxing adalah mereka yang memiliki kemampuan  peretasan (hacking). Selain itu, tidak dapat disangkal bahwa data – data tersebut bisa dengan mudah didapatkan di internet, karena terkadang kita dengan sukarela menyebarkan informasi – informasi tersebut di media sosial. Contoh sederhananya adalah tren penggunaan fitur “Add Yours” di Instagram yang beberapa waktu lalu memancing keriuhan karena orang – orang dengan gampang membagikan informasi berharga seperti nama orang tua, nomor identitas kependudukan, tanggal lahir. Tanpa sadar, keikutsertaan kita pada tren – tren seperti itu justru memancing datangnya bahaya karena bisa saja informasi tersebut disimpan oleh orang – orang tertentu yang tidak bertanggung jawab. Tanpa perlindungan yang ketat, bisa saja pelaku doxing mengambil data kita yang tersebar di berbagai platform, lalu mengumpulkannya dalam sebuah dokumen yang secara menyeluruh bisa mengungkapkan informasi tentang diri dan data pribadi kita. Data – data yang ada bisa saja disebarluaskan ataupun secara personal digunakan untuk menyerang dan menekan kita dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan cara tersebut, privasi kita tentu saja berada di dalam bahaya yang tidak bisa terhindarkan.

Lalu, bagaimana agar kita bisa terhindar dari bahaya doxing di media sosial? Ada hal – hal teknis  yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir peluang terjadinya doxing data pribadi. Dikutip dari NC DIT yaitu, beberapa hal tersebut adalah:

  • Memastikan media sosial kita aman dan terlindungi seperti pengaturan privasi yang terkontrol, menghapus atau menonaktifkan akun yang tidak lagi digunakan, membatasi followers dan following  kita di media sosial agar terhindar dari orang – orang yang mencurigakan ataupun tidak dikenali, serta membatasi informasi pribadi yang dibagikan lewat media sosial;
  • Berhati-hati terhadap email atau pesan mencurigakan yang dikirimkan;
  • Berhati – hati dengan informasi tentang diri kita yang ada di internet. Jangan dengan mudah mengisi data pribadi pada website apapun jika memang tidak begitu perlu.
  • Pastikan perangkat/device kita benar – benar terlindungi dari virus, memiliki sistem operasi yang terkini sehingga keamanannya terjamin.
  • Gantilah kata sandi secara berkala, dan jangan gunakan kata sandi yang sama untuk semua platform media sosial atau website yang digunakan. Selain itu, ikuti panduan untuk menggunakan otentikasi multi-faktor seperti yang disarankan.  Protokol keamanan tersebut akan menjamin perlindungan akun kita dari kemungkinan serangan peretas.

Lebih dari itu, cara yang paling sederhana adalah dengan memulai untuk lebih peka dan berhati – hati dalam membagikan informasi di media sosial. Jangan mudah untuk  terjebak dalam fenomena yang ada di media sosial atas nama tren. Dengan demikian, kita belajar untuk bijak dalam memilih dan memilah apa yang perlu untuk kita bagikan di media sosial.

Thomas Benmetan, S.I.Kom.,M.A