Siapkah Kita Hadapi Perubahan pada Media Sosial? (2)

Tak hanya terjadi pada Facebook dan Instagram, perubahan setipe juga bisa kita lihat pada media sosial Twitter. Pada awalnya Twitter memiliki tujuan untuk mengekspresikan kehidupan diri di media internet dalam bentuk ‘kicauan’ singkat sebanyak 140 kata. Dahulu Twitter lebih banyak digunakan untuk menyampaikan ide, aspirasi, dan saling berbincang santai antar teman. Akan tetapi dengan makin banyaknya perusahaan dan korporasi besar yang membuat akun Twitter, kini media sosial ini juga digunakan secara komersial. Kita dapat dengan mudah menemukan tweet yang dipromosikan oleh perusahaan atau individu tertentu. Muncul juga profesi baru yaitu selebtwit yaitu artis yang mendapatkan popularitasnya di media sosial Twitter. Para selebtwit ini seringkali memiliki followers yang sangat banyak dan juga tinggi engagement media sosialnya. Pada akhirnya, mereka juga dapat memberikan influence pada para follower  untuk membeli produk tertentu. Walau bentuknya berbeda dengan kasus di Facebook Marketplace, terjadi perubahan yang sama dari penggunaan media sosial untuk kebutuhan komersial. Banyak orang yang akhirnya melakukan spam comment berjualan di reply pada selebtwit dengan harapan para followers dapat melihat dan tertarik untuk membeli.

Dengan adanya media sosial, para pembuat konten independen dan perusahaan besar tidak harus mengandalkan organisasi periklanan untuk melakukan personal ataupun organizational branding. Cukup dengan posting di internet dan media sosial, kita bisa mendapatkan exposure, bahkan melakukan kegiatan komersial. Hal ini sangat membantu perusahaan untuk menekan budget marketing. Jika dahulu mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk membuat dan mempublikasikan iklan, sekarang semuanya bisa dilakukan dengan biaya yang relatif lebih murah, terutama bila iklan dipublikasikan dengan cara yang organik, tidak menggunakan booster tertentu dari media sosial.

Dari sisi pengguna, memang konsumsi media sosial sendiri telah mengalami pergeseran. Orang yang awalnya hanya mengunggah konten untuk bersenang-senang kini menjadikan media sosial sebagai lahan mata pencaharian. Karena itulah profesi konten kreator sekarang sangat dilirik oleh generasi muda. Selain menjanjikan dinamika kerja yang jauh lebih fleksibel, pekerjaan ini dinilai mudah dan menyenangkan untuk dilakukan. Hanya dengan membuat konten dan melakukan optimalisasi media sosial, kita bisa mendapatkan uang higga ratusan juta bahkan milyaran rupiah.

Bagaimana, kamu sendiri apakah tertarik untuk menjadi konten kreator?

 

Penulis: Diptra Pinaka H.C (Binusian Communication 2024)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.