Karakteristik Gig Economy yang Mahasiswa Harus Tahu!

Transformasi dunia kerja sebagai akibat dari digitalisasi yang tren nya dikenal dengan sebutan Gig Economy membawa tantangan bagi masyarakat. Bahkan era Gig Economy masih belum disadari betul oleh masyarakat khususnya mahasiswa yang bertumbuh di era ini. Ada karakteristik Gig Economy yang mahasiswa wajib tau.

Karakteristik Gig Economy yang pertama adalah Free Employed. Seseorang yang disebut dengan Free Employed memiliki pekerjaan yang sifatnya fleksibel dengan status kerja bebas karena tidak ada status kepegawaian yang tetap pada suatu insitusi. Para Free Employed bebas menentukan dengan siapa ia akan menjalin kontrak, pekerjaan atau proyek seperti apa yang akan dijalankan untuk bisa menghasilkan pendapatan, lokasi tempat pekerjaan akan diselesaikan. Semuanya dilakukan secara fleksibel dan tidak formal sehingga terkesan santai.

Karakteristik kedua adalah adanya kontrak kerja waktu tertentu yang dilakukan oleh seorang Free Employed dengan institusi. Kita analogikan saja seorang kreator konten ataupun selebgram yang dikontrak oleh perusahaan tertentu untuk menjadi brand ambassador perusahaan tersebut. Perusahaan akan mengukur dan mempertimbangkan seberapa lama menggunakan kreator konten atau selebgram tersebut melihat dari respon masyarakat terhadap produk mereka setelah dipasarkan. Ini artinya kreator konten dan selebgram tersebut hanya akan mendapatkan royalty atau pendapatan selama masa kontrak berlangsung.

Karakteristik ketiga adalah pendapatan yang tidak menentu. Hal ini karena sistem kontrak yang tadi sudah disebutkan sebagai karakter era Gig Economy ini. Meskipun pendapatan tidak menentu, namun sumber pendapatan yang dihasilkan tidak hanya satu karena prinsip bebas bekerjasama dengan institusi yang berbeda inilah yang membuat sumber pendapatan datang dari banyak pintu. Sehingga nominal yang didapat meskipun tidak menentu, relative tetap lebih besar dari pekerja tetap suatu perusahaan

Karakteristik keempat adalah jaminan hukum tenaga kerja dari Gig Worker tidak kuat. Posisi mereka yang berstatus sebagai tenaga kontrak waktu tertentu ini rentan pada eksploitasi karena bebasnya waktu dalam bekerja. Selain itu juga tidak ada tunjangan maupun jaminan Kesehatan. Sehingga harus ada kesadaran dan pengetahuan dari Gig Worker atas hal ini, agar tidak menimbulkan polemik dikemudian hari dengan perusahaan pemberi kontrak kerja.

Karakteristik kelima adalah kemudahan bagi perusahaan karena memangkas ongkos tenaga kerja. Bagaimanapun pekerja dengan status tetap memiliki serangkaian tunjangan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Sehingga kadang ini dianggap sebagai beban produksi karena harus membayar tunjangan pekerja.

Sebagai seorang mahasiswa di era Gig Economy, hendaknya lebih membuka wawasan atas isu yang sedang berkembang saat ini di sektor ekonomi dan dunia kreatif. Sebab tantangan di era Gig Economy ini juga menuntut seseorang memiliki skill kreatif yang unik sehingga menjadi nilai tambah bagi perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan Gig Worker.

Yanuarita Kusuma