Penerapan Komunikasi Persuasi selama Pandemi Covid-19
Angka penyebaran virus Covid-19 di Indonesia sudah cukup menunjukkan penurunan yang signifikan, hal ini tak lepas dari peran para tenaga kesehatan yang setiap hari membantu menangani pasien yang positif Covid-19 dan juga para Satgas Covid-19 yang tak pernah berhenti menyebarkan edukasi melalui sosialisasi pada masyarakat.
Dalam penanganan dan pencegahan penyebaran virus Covid-19 tentu saja para satgas sering mengalami kesulitan. Salah satu hambatan proses penanggulangan virus Covid-19 adalah kelalaian dan ketidakpedulian sejumlah masyarakat Indonesia terkait virus Covid-19. Di beberapa kesempatan, mereka menyatakan takut untuk mendapatkan vaksinasi atau bahkan tidak percaya bahwa virus Covid-19 ada. Hal ini cukup ironis karena satgas Covid-19 bersama pemerintah selama ini telah melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman atas kasus Covid-19.
Penyampaian pesan pada saat sosialisasi dan edukasi oleh Satgas Covid-19 dilakukan dengan menerapkan retorika untuk mempengaruhi masyarakat Indonesia.
Apa sih retorika itu? Kenapa Satgas Covid-19 menggunakan penerapan retorika dalam sosialisasi dan edukasi yang mereka sampaikan?
Retorika merupakan cara berkomunikasi yang dilakukan untuk tujuan persuasif dan dapat mempengaruhi sisi psikologis manusia. Retorika diharapkan dapat memengaruhi manusia untuk mengikuti tujuan dalam pesan tersebut. Dalam kata lain, retorika adalah seni berbahasa.
Teori Retorika yang dikemukakan oleh Aristoteles menyatakan bahwa kualitas persuasi bergantung pada tiga aspek yaitu logika (logos) , emosi (pathos), dan etika (ethos). Aspek-aspek tersebut harus ada dalam penyampaian komunikasi persuasif agar pesan yang disampaikan dapat memiliki dampak maksimal.
Penggunaan retorika pada komunikasi yang dilakukan oleh Satgas Covid-19 cukup berkualitas dan mampu memengaruhi sebagian besar masyarakat yang melihat atau mendengar sosialisasi tersebut. Dalam sosialisasi yang dilakukan di platform sosial media Youtube tampak Tim Komunikasi Satgas Covid-19 yang diwakili oleh juru bicara Satgas Covid-19, menyampaikan pesan dengan etika berkomunikasi yang baik. Mereka memperlihatkan data dan bukti sebagai bahan pendukung serta mengontrol emosi dengan baik. Penyampaian pesan yang dilakukan oleh jubir Satgas Covid-19 dibawakan dengan santai dan tidak terlalu menampakkan ambisi untuk memengaruhi sehingga para audiens tidak sadar bahwa mereka sedang berusaha dipengaruhi oleh komunikator.
Dengan penerapan teori retorika oleh Tim Satgas Covid-19, masyarakat dapat diajak untuk makin menyadari dan peduli pada kasus-kasus Covid-19. Inilah salah satu penerapan teori komunikasi dalam kegiatan sehari-hari. Sebagai mahasiswa dan insan komunikasi, kita harus makin giat menerapkan prinsip komunikasi yang baik dan efektif dalam berbagai macam aspek kehidupan.
Penulis: Happy Nihayatul Afroh (Binusian Communication 2024)
Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.