MENJADI SEORANG INFLUENCER

Ketika akan menjadi seorang Influencer, apa yang sebaiknya kita lakukan? Saat ini profesi yang sedang naik daun di kalangan remaja adalah menjadi seorang Youtuber dan Selebgram yang bertujuan sama yaitu menjadi influencer bagi audiens. Dalam perspektif komunikasi, menjadi seorang influencer bila dikaitkan dengan Teori Retorika milik Aristotles, maka ada tiga unsur yang harus dikuasai oleh seseorang agar bisa memengaruhi khalayaknya. Ketiga unsur tersebut adalah:

  1. Merupakan kemampuan yang harus dimiliki seseorang berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki, persona yang bisa dipercaya oleh audiens, status yang memang sudah diakui oleh khalayak.
  2. Merupakan kemampuan dalam menyentuh hati dan menciptakan suasana suka, benci, bahagia, berharap, sayang dan emosi para audiens
  3. Merupakan kemampuan dalam menyajikan informasi dan data secara konkrit serta dapat dipertanggung jawabkan.

Teori Retorika Aristotles ini merupakan sebuah teori yang diperuntukkan bagi seseorang agar memiliki kemampuan public speaking yang baik. Nah, menjadi seorang public speaker sesungguhnya tidak berbeda juga dengan menjadi seorang influencer. Sebab dalams setiap aktivitas seorang influencer, ia melakukan aktivitas public speaking karena pasti akan melakukan interaksi dan komunikasi dengan audiens baik secara langsung maupun melalui platform media sosial yang dimiliki.

Ketiga unsur yang disebutkan oleh pathos ini seringkali dilupakan. Bahkan seringkali tidak diketahui karena proses instan yang mungkin dipilih oleh seseorang agar bisa cepat terkenal untuk menjadi seorang influencer. Tentunya hal tersebut harus dihindari, sebab menjadi seorang influencer artinya anda sedang menciptakan suatu tayangan dan juga tren baru di masyarakat. Jangan lupa bahwa meskipun audiens anda adalah kalangan tertentu, namun tak dipungkiri bisa saja anak-anak menyaksikan tayangan anda. Sehingga pahami dan latihlah diri anda agar menjadi seorang influencer yang dapat memenangkan hati audiens dengan menguasai unsur EPL sebagaimana yang disebutkan oleh Aristotles.

Yanuarita Kusuma