Apa Pentingnya Ilmu Komunikasi Bila Ingin Menjadi Manager Kampanye atau Tim Sukses? (1)

Mungkin belum banyak dari kita yang mengenal profesi manajer kampanye. Profesi ini memang terdengar asing bagi sebagian kalangan karena manajer kampanye baru dibutuhkan sejak adanya perubahan sistem dalam PEMILU. Dari jurnal berjudul Strategi manajer kampanye bagi komunikator politik, perkembangan dunia politik di Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan sistem pemilihan sejak tahun 2004, yakni sistem PEMILU melalui perwakilan menjadi sistem pemilihan langsung. Dengan demikian, cara atau upaya untuk memenangkan calon kandidat juga berbeda. Perubahan tersebut membuat munculnya kebutuhan akan manager kampanye yang dapat mengatur strategi untuk memenangkan PEMILU (Siahaan, 2011).  Dalam istilah yang lebih populer, publik biasanya lebih akrab dengan sebutan tim sukses yang dibentuk untuk memenangkan pasangan calon pada PEMILU.

Dari perubahan sistem tersebut, ada kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon pada publik (konstituen) sebagai upaya untuk memenangkan calon. Melalui cara ini, setidaknya publik telah mengetahui identitas calon, visi dan misi, dan citra/kredibilitas calon sebelum memutuskan pilihan pada PEMILU. Di situlah peran seorang manajer kampanye dibutuhkan untuk menarik dan mengambil suara konstituen (publik) dalam kegiatan kampanye PEMILU. Manajer kampanye merupakan orang yang mengatur dan menyiapkan strategi dalam kampanye untuk memenangkan PEMILU (Siahaan, 2011). Sesuai dengan definisi tersebut, seorang manajer kampanye memiliki tugas untuk menyusun, menyiapkan strategi kampanye, mengoordinasikan pelaksanaan kampanye sampai mengevaluasi hasil kampanye untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, seorang manajer kampanye dapat digolongkan sebagai komunikator politik professional.

Profesi manajer kampanye saat ini sangat dibutuhkan, apalagi di era keberagaman media massa baik cetak maupun elektronik. Posisi ini sangat berkaitan dengan ilmu komunikasi karena kampanye melalui media massa dan media sosial dinilai lebih efektif sebagai sarana menyampaikan pesan politik. Hal ini terkait dengan kemampuan media untuk menjangkau dan memengaruhi publik dari berbagai kalangan. Tak hanya itu, media massa banyak digunakan oleh tokoh-tokoh politik untuk membangun citra positif pada public. Hal ini tentunya terkait dengan tujuan dilakukannya kampanye, yakni untuk memenangkan PEMILU dengan seni persuasi, lobi, dan propaganda. Oleh karena itu, seorang manajer kampanye harus memiliki kemampuan dalam menyusun dan menyampaikan pesan pada konstituen (publik) dengan efektif agar pesan politik dapat diterima dengan baik.

 

Penulis: Putri Nanda Tarisa (Binusian Communication 2024)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.