Membuat Kerangka Pemikiran untuk Karya Tulis Ilmiah

 

Skripsi, Disertasi, Jurnal Nasional, Jurnal Internasional adalah beberapa contoh karya tulis ilmiah yang penyusunannya membutuhkan perhatian khusus dari penulis. Meskipun bisa dikerjakan secara santai, namun fokus dan konsistensi dari tulisan ilmiah perlu diperhatikan oleh sang penulis agar menghasilkan susunan tulisan yang komprehensif dan sajian data yang bisa dipertanggungjawabkan.

Namun, seringkali penulis pemula kebingungan ketika ditanya bagaimana kerangka berfikir, sering kali juga mereka merasa tidak jelas dan cenderung berbelit ketika menuliskan kerangka pemikiran. Hal ini bisa jadi karena proses pemahaman masalah dan juga proses pelaksanaan Systematic Literature Review (SLR) tidak berjalan dengan sempurna. Apabila SLR telah dilakukan dengan baik, maka kemungkinan penulis tidak akan kebingungan untuk membuat kerangka pemikiran. Sebab tahu apa yang akan ditulis atau ide apa yang sebaiknya ditulis dari hasil review jurnal sebelumnya.

Kerangka pemikiran = Outline = Blue Print, atau secara awam kita bisa mengartikan dengan Plan atau rencana dari tulisan, bisa juga disebut dengan garis besar pemikiran untuk tulisan yang akan kita buat. Lalu bagaimana menyusun kerangka pemikiran ? sebenarnya tidak ada aturan baku dalam membuat kerangka pemikiran. Subyektifitas penulis sangat menentukan penyusunan kerangka pemikiran yang dibuat. Namun hendaklah membuat kerangka pemikiran yang berawal dari fokus permasalahan yang ingin dikaji, bisa dituliskan dampak yang ingin dilihat, unsur yang mempengaruhi, hambatan yang mungkin ada, capaian penelitian atau tulisan yang akan dihasilkan, kemungkinan hasil penelitian yang telah diprediksi, dan masih banyak lagi.

Banyak model dan cara dalam menuliskan kerangka pemikiran untuk tulisan ilmiah, yang perlu diperhatikan oleh para penulis khusunya penulis pemula adalah isu yang akan ditulis benar-benar dipahami dan sudah melakukan proses review atas penelitian maupun jurnal terdahulu dan tentunya selalu mengikuti informasi terbaru yang sedang berkembang. Jika penulis masih bingung dan bahkan masih belum jelas atau sedang gamang dengan tulisan yang akan dikaji. Maka bisa dipastikan dalam penyusunan kerangka berfikir atau rencana penulisan ilmiah akan mengalami kendala.

Yanuarita Kusuma