Mata Kuliah: Entrepreneurship: Prototyping
Kelas: LA41
Kelompok: Trash2Print

Anggota Kelompok Trash2Print:
– Henzun Lijaya (2602135396)
– I Made Bintang Ardhia Pangestu (2602120753)
– Medric Kurt Lie (2602113400)
– Nicholas Edbert Bernadus (2602122582)
– Richard Alexander (2602114164)

Nama Dosen: Irene Teresa Rebecca Hutabarat, S.MB., M.M. (D5818)

Dewasa ini perkembangan teknologi menjadi fokus utama dalam banyak sektor kehidupan manusia. Teknologi menjadi sebuah poros perputaran dan perubahan zaman dari waktu ke waktu. Sekarang ini, teknologi sedang berkembang dengan pesat termasuk dalam bidang manufaktur. Salah satu bidang manufaktur dimana teknologi sangat berperan penting adalah manufaktur 3D printing. 3D printing merupakan sebuah teknologi untuk menciptakan objek yang nyata seperti objek aslinya. Oleh karena itu, 3D printing memberikan kemudahan kepada manusia dalam memvisualisasikan sebuah objek. Salah satu bahan utama dalam pembuatan 3D printing adalah filamen 3D printing. Filamen tersebut merupakan bahan dasar utama yang berbentuk seperti serat-serat halus. Filamen 3D printing dapat dibuat dengan berbagai macam bahan dasar dan berbagai macam cara.

Pembuatan filamen 3D printing berbahan dasar Polyethylene Terephthalate (PET) cukup jarang diminati oleh beberapa perusahaan manufaktur 3D printing.  Oleh karena itu, kami, kelompok Trash2Print dari kelas Entrepreneurship: Prototyping BINUS University, merancang pembuatan filamen untuk 3D printing dengan bahan dasar PET. Plastik berbahan dasar PET adalah bahan yang tidak tembus air dan gas, berwarna bening, banyak digunakan untuk botol minuman dan beberapa kemasan makanan. Oleh karena kemudahan untuk mendapatkan plastik berjenis PET di lingkungan serta membantu mengurangi pencemaran lingkungan, kami menggunakan plastik berjenis PET sebagai bahan dasar pembuatan filamen 3D printing.

Pembuatan filamen diawali dengan mengumpulkan plastik berbahan dasar PET. Plastik yang telah dikumpulkan, dipotong menjadi bagian yang lebih kecil dengan menggunakan alat pemotong plastik. Alat tersebut dapat dibuat dengan menggunakan cutter yang dipasang di balok kayu. Plastik botol atau gelas dapat dipasang di bagian samping dan digunting. Kemudian, plastik dapat ditarik melewati cutter sehingga botol atau gelas plastik tersebut menjadi lebih kecil. Setelah itu, plastik yang sudah diolah dipanaskan dengan menggunakan lem tembak sehingga dapat menjadi serat-serat yang berbentuk seperti benang. Benang inilah yang menjadi bahan dasar filamen 3D printing. Alat pemotong plastik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. PET Bottle Cutter

Kami melakukan pembuatan alat pemotong plastik pada minggu ke-2 mata kuliah Entrepreneurship: Prototyping. Setelah melakukan beberapa modifikasi pada alat, akhirnya alat dapat memotong gelas plastik dengan cukup baik. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemanasan hasil potongan plastik dengan menggunakan lem tembak. Kami melakukan percobaan pemanasan plastik dengan menggunakan lem tembak dan masih mengalami kegagalan. Lem tembak yang digunakan tidak memiliki panas yang cukup untuk melelehkan plastik sehingga diperlukan panas tambahan dari lighter. Solusi dari permasalahan tersebut adalah mengganti lem tembak dengan suhu yang lebih panas sehingga potongan plastik dapat mencair dan membentuk serat-serat dengan diameter yang diinginkan.

Pembuatan filamen 3D printing dapat dilakukan tanpa harus membeli mesin yang mahal. Pembuatannya cukup memerlukan bahan yang dapat diperoleh dengan mudah. Kita hidup di era di mana isu lingkungan menjadi sangat krusial. Dengan membuat filamen 3D dari bahan daur ulang seperti PET, kita tidak hanya mengurangi limbah plastik yang mencemari bumi, tetapi juga memberikan nilai tambah pada barang-barang yang awalnya tidak bernilai. Ini adalah salah satu cara kita bisa berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan sambil tetap berinovasi. Jadi, tunggu apa lagi? Mari kita mulai berkreasi dan memberikan dampak positif dengan mengubah limbah plastik menjadi sesuatu yang bernilai dan penuh inovasi. Ingat, setiap langkah kecil kita bisa membawa perubahan besar bagi dunia!

Gambar 2. Dokumentasi Kelompok Trash2Print dengan Prototype dan Dosen Pembimbing