Scentique
Perjalanan validasi ide bisnis kami, Scentique, bermula dari visi untuk menghadirkan produk home fragrance dan essential oil yang menawarkan pengalaman personal melalui konsep Do-It-Yourself (DIY). Kami percaya bahwa pasar saat ini tidak hanya mencari wewangian, tetapi juga menginginkan keterlibatan dalam menciptakan aroma yang eksklusif dan sesuai karakter mereka. Dengan asumsi dasar bahwa produk ini akan diminati oleh kalangan mahasiswa dan komunitas lokal yang menghargai keunikan, kami pun memulai langkah pertama terjun ke lapangan.
Pada tahap awal validasi pasar, kami langsung dihadapkan pada dinamika tak terduga. Rencana awal untuk membuka booth promosi harus mengalami perubahan drastis akibat kendala cuaca yang tidak bersahabat, memaksa kami untuk menutup area display utama. Namun, situasi ini justru mendorong kami untuk berpikir kreatif dan mengubah strategi menjadi lebih agresif melalui metode penjualan langsung atau “jemput bola”. Kami mengalihkan fokus target kepada pengunjung yang berada di dalam gedung, khususnya di area lantai 2. Keputusan taktis ini ternyata membuka peluang interaksi yang lebih intim; alih-alih hanya menunggu pengunjung datang, kami yang aktif memperkenalkan dunia Scentique kepada mereka.
Untuk mencairkan suasana dan menarik minat, kami menggunakan pendekatan gamifikasi berupa tantangan “Tebak Aroma” (Guess the Scent). Metode ini terbukti sangat efektif sebagai pembuka percakapan. Dari sekitar 20 pengunjung yang kami ajak berinteraksi di sesi pertama, antusiasme yang terbangun sangat positif. Lima orang di antaranya bahkan berhasil menebak aroma dengan tepat, yang menandakan bahwa audiens kami memiliki ketertarikan dan kepekaan terhadap produk wewangian. Melalui interaksi mendalam ini, kami mendapatkan data kualitatif yang sangat berharga. Mayoritas pengunjung memberikan apresiasi tinggi terhadap hasil racikan mix blend kami, menilainya sebagai aroma yang eksklusif dan memiliki karakter berbeda dibandingkan produk pasaran. Beberapa dari mereka bahkan memberikan masukan spesifik yang sangat membangun, seperti keinginan agar aroma peppermint atau eucalyptus dibuat lebih dominan.
Di sisi lain, kami juga menemukan tantangan krusial terkait persepsi harga. Sebagian pengunjung merasa harga jual yang kami tawarkan relatif “mahal”. Setelah dianalisis lebih dalam, hambatan ini bukan disebabkan oleh kualitas produk yang rendah, melainkan karena Brand Identity Scentique yang belum terbangun kuat. Sebagai pemain baru yang belum memiliki nama besar maupun layanan purnajual (after-sales) yang mapan, konsumen masih ragu menempatkan nilai tinggi pada produk kami. Ini menjadi pelajaran penting bahwa kualitas produk yang baik saja belum cukup tanpa dukungan citra brand yang meyakinkan.

Berbekal evaluasi dari sesi pertama, kami memaksimalkan sesi kedua dengan membuka booth sehari penuh. Hasilnya jauh lebih memuaskan. Tingkat partisipasi dalam tantangan tebak aroma meningkat, bahkan tercatat dua pengunjung yang mampu menebak lima aroma racikan sekaligus dengan akurat. Kesuksesan validasi minat ini pun terkonversi menjadi validasi finansial yang nyata. Kami berhasil membukukan penjualan dengan harga jual Rp40.000 per unit—angka yang memberikan margin keuntungan sehat dibandingkan HPP kami yang sebesar Rp29.000. Total penjualan pada sesi ini mencakup 7 botol besar, 1 botol kecil, dan 2 paket bundling.
Puncak dari keberhasilan validasi ini terjadi di luar jam operasional. Pada malam harinya, kami menerima kejutan manis melalui Direct Message (DM) Instagram. Seorang pelanggan yang membeli produk di pagi hari menyampaikan ulasan positif bahwa keluarganya sangat menyukai aroma Scentique. Lebih dari sekadar pujian, pelanggan tersebut langsung melakukan pembelian ulang (repurchase) sebanyak 2 botol besar. Momen ini menjadi validasi terkuat bagi kami; bahwa produk Scentique tidak hanya mampu menarik pembeli pertama, tetapi juga memiliki kualitas yang cukup untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Keseluruhan proses ini menegaskan bahwa arah pengembangan produk kami sudah tepat, dan kini fokus utama kami selanjutnya adalah memperkokoh Brand Identity agar persepsi nilai produk di mata konsumen semakin meningkat.
Dosen : Dr. Desman Hidayat S.Kom., M.M. – D4906
Anggota Kelompok:
BIMA JATMIKO ABADI – 2702389644
AHMAD SAEFUDIN ZUHRI – 2702389650
HENRICH FERGIAN LIZARAZU – 2702389751
RODY PANUTURI SILALAHI – 2702389833
WIBISONO AWAN ARDIANSYAH – 2702389852
Comments :