Hai, Software Engineers!

Kalau ngomongin dunia pemrograman web, nggak mungkin kita lewatin JavaScript. Dari awalnya yang sering diremehkan, sekarang JavaScript jadi bahasa pemrograman yang mendominasi web. Kok bisa?

 

Awal Mula JavaScript: Dikerjakan dalam 10 Hari?!

Tahun 1995, Netscape—perusahaan yang waktu itu mendominasi internet dengan browser Netscape Navigator—pengen menambah fitur interaktif di web. Mereka merekrut Brendan Eich, seorang programmer, buat bikin bahasa scripting yang ringan dan bisa jalan di browser.

Masalahnya? Eich cuma dikasih waktu 10 hari buat menyelesaikan tugas ini. Akhirnya, lahirlah Mocha, yang kemudian berubah nama jadi LiveScript, sebelum akhirnya resmi diberi nama JavaScript. Nama ini dipilih karena Java lagi nge-trend waktu itu, walaupun JavaScript dan Java itu dua hal yang sangat berbeda.

 

Masa-Masa Diremehkan

Di awal kemunculannya, JavaScript sering dianggap bahasa yang “main-main.” Alasannya?

  • Performa lambat dibandingkan bahasa pemrograman lain.
  • Banyak digunakan untuk efek animasi sederhana, bukan untuk aplikasi serius.
  • Nggak punya standar baku, tiap browser menerapkan JavaScript dengan cara yang berbeda.

Bahkan, dulu ada istilah “JavaScript is for amateurs”—sebuah ejekan yang cukup menyakitkan buat para developer yang mulai serius menggunakan bahasa ini.

 

Era Kebangkitan: AJAX dan Web 2.0

JavaScript mulai menunjukkan taringnya di era AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) sekitar tahun 2005. Dengan AJAX, web bisa lebih dinamis tanpa harus nge-load ulang halaman.

Contohnya?

  • Google Maps: Bisa geser-geser peta tanpa reload.
  • Gmail: Bisa ngecek email baru tanpa harus refresh.
  • Facebook awal-awal: Timeline yang bisa terus update otomatis.

Teknologi ini bikin JavaScript makin populer dan mulai diakui sebagai bahasa yang beneran powerful.

 

Masa Kejayaan: Node.js, Framework, dan Dominasi Web

Sejak tahun 2010-an, JavaScript benar-benar berubah drastis. Beberapa faktor yang bikin dia makin mendominasi:

  • Node.js (2009): JavaScript bisa dipakai di server, nggak cuma di browser.
  • Framework & Library: Muncul jagoan-jagoan seperti React, Angular, dan Vue yang bikin pengembangan web makin efisien.
  • Kecepatan Eksekusi: Mesin JavaScript (seperti V8 milik Google Chrome) jadi super cepat, bikin aplikasi berbasis JavaScript bisa bersaing dengan bahasa lain.

Bahkan sekarang, JavaScript nggak cuma buat web. Udah bisa dipakai buat:

  • Aplikasi Mobile (React Native, Ionic)
  • Game (Phaser, Three.js)
  • Machine Learning (TensorFlow.js)

 

JavaScript Hari Ini: Raja Web yang Nggak Terbantahkan

Hampir semua website modern butuh JavaScript. Dari website biasa, aplikasi berbasis cloud, sampai sistem canggih berbasis AI, semua bisa pakai JavaScript. Popularitasnya juga nggak main-main:

  • Dipakai oleh lebih dari 97% website di dunia.
  • Jadi bahasa paling populer di GitHub selama bertahun-tahun.
  • Komunitasnya terus berkembang dengan update rutin dari ECMAScript.

Dari bahasa yang diremehkan, JavaScript berhasil jadi standar emas dalam pengembangan web. Evolusinya luar biasa—dari sekadar efek kecil di halaman web sampai menggerakkan aplikasi web kelas dunia. Jadi, kalau ada yang masih ngeremehin JavaScript hari ini, mungkin dia belum update perkembangan teknologi!

 

 

 

Sumber Referensi: