Bekasi, 17 Juni 2025 — Di tengah meningkatnya urgensi terhadap krisis iklim, Logistik Berkelanjutan merupakan sebuah keharusan! Dengan sektor transportasi yang berkontribusi hingga 27% dari total emisi gas rumah kaca global, Indonesia dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk mentransformasi sistem transportasi dan rantai pasokan secara menyeluruh. Transformasi ke logistik hijau yang efisien dan berkelanjutan merupakan langkah penting dalam memenuhi tuntutan pembangunan berkelanjutan dan komitmen terhadap Net Zero Emission. Tantangan ini pula membuka peluang bagi kampus-kampus unggulan untuk tampil sebagai aktor utama dalam perubahan.

Menjawab tantangan tersebut, BINUS @Bekasi menjadi tuan rumah Kick-Off Meeting Living Lab Green Corridor Initiative (LLGCI), sebuah forum kolaborasi antara akademisi, praktisi industri, dan pemerintah dalam satu misi: menciptakan solusi nyata untuk transportasi dan logistik berkelanjutan. Acara ini bukan hanya ajang formal, tetapi juga menjadi platform kolaborasi yang menarik bagi para inovator masa depan yang ingin berperan dalam isu-isu strategis dunia nyata. Selain itu, ini menjadikan BINUS @Bekasi semakin terkenal sebagai pusat diskusi untuk topik Business, Service, dan Technology yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat dan dunia industri.

Acara dibuka dengan sambutan inspiratif dari tokoh-tokoh kunci seperti Prof. Dr. Ir. Sevenpri Candra selaku Deputy Campus Director – Academic & Student Development BINUS @Bekasi, Dr. Ir. Hardijanto Saroso selaku Dean of BINUS Business School, dan Natasja Van Der Geest dari Kedutaan Besar Belanda. Mereka menegaskan bahwa Living Lab ini bukan sekadar konsep akademik, tetapi harus berfungsi sebagai mesin inovasi yang terintegrasi dengan realita dunia usaha dan tantangan pembangunan nasional.

Sesi keynote speech menghadirkan pandangan dari berbagai negara dan sektor, mulai dari Capt. Novyanto Widadi dari Kementerian Perhubungan yang membahas arah kebijakan nasional, Dr. Hoetomo Lembito dari Asosiasi Logistik Indonesia yang menyoroti potensi sinergi antara industri dan akademisi, hingga Dr. Dennis Moeke dari 

HAN University Belanda yang menunjukkan praktik terbaik green logistics dari Eropa. Semua pembicara membawa semangat bahwa perubahan bisa dilakukan asalkan kita berani keluar dari zona nyaman dan berkolaborasi lintas batas secara serius.

Sesi pleno menjadi ajang brainstorming antara para pemikir dan pelaku lapangan. Diskusi mencakup smart logistics — sistem logistik yang memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi — integrasi antar moda, hingga roadmap transformasi logistik yang bukan hanya canggih tetapi juga ramah lingkungan. BINUS University, ITL Trisakti, Telkom University, IPB, dan Cikarang Dry Port tampil sebagai mitra strategis yang siap terlibat dalam aksi nyata.

Komitmen kolektif ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) oleh para founding partners, yaitu BINUS University, Cikarang Dry Port, BRIN, dan HAN University of Applied Sciences serta institusi mitra lainnya. Tanda tangan ini bukan hanya simbolis, tetapi deklarasi semangat untuk bergerak bersama, berpikir terbuka, dan menciptakan dampak nyata.

Penutupan acara dimeriahkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas isu-isu penting dalam riset green logistics, seperti intervensi jangka pendek, peluang kolaborasi antar kampus dan industri, serta bagaimana menjadikan penelitian sebagai pendorong perubahan kebijakan publik.

Melalui inisiatif ini, BINUS @Bekasi semakin menegaskan dirinya sebagai kampus modern yang tidak hanya siap mendidik, tetapi juga menggerakkan. Dengan fokus pada Business, Service, dan Technology, serta gaya kolaborasi yang adaptif dan relevan, BINUS hadir sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat. Inisiatif LLGCI bukan hanya upaya akademik, tetapi juga sebuah gerakan — gerakan untuk menjadikan ilmu nyata, riset berdampak, dan kampus lebih berkualitas di mata generasi perubahan.