Net zero mengacu pada keseimbangan antara jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dengan jumlah yang dihilangkan dari atmosfer, dengan tujuan mencapai keseimbangan emisi nol pada tahun 2050 [1], [2]. Mencapai emisi net zero menawarkan berbagai manfaat lingkungan, terutama dalam mitigasi dampak perubahan iklim dengan mengurangi tingkat pemanasan global ke batas yang ‘dapat diterima’ [1]. Konsep net zero memiliki dampak signifikan pada kebijakan iklim global, karena memerlukan dekarbonisasi yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya di semua sistem dan sektor [3]. Namun, transisi menuju ekonomi net zero juga membawa tantangan teknologi dan ekonomi, mengingat transformasi infrastruktur berskala besar dan biaya tambahan yang harus ditanggung oleh perusahaan [4], [5], [6], [7]. Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

Manfaat Lingkungan dari Pencapaian Net Zero

Pencapaian emisi net zero sangat penting untuk mitigasi dampak perubahan iklim dan menjaga tingkat pemanasan global dalam batas yang dapat diterima [1]. Pemanasan global yang berlebihan telah menyebabkan berbagai masalah lingkungan seperti peningkatan permukaan laut, perubahan cuaca ekstrem, dan degradasi ekosistem. Dengan mencapai net zero, kita dapat membatasi efek-efek negatif ini dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih stabil.

Selain itu, transisi menuju net zero memberikan peluang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong praktik ekologi yang berkelanjutan. Ini dapat mencakup penggunaan energi terbarukan, inovasi dalam teknologi rendah karbon, serta peningkatan efisiensi energi di berbagai sektor. Dampak dari praktik ini tidak hanya menguntungkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong keberlanjutan jangka panjang [8], [9]. Seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, pencapaian net zero menjadi salah satu pilar utama dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Dampak Net Zero pada Kebijakan Iklim Global

Tantangan net zero memerlukan laju dekarbonisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di semua sistem dan sektor. Kecepatan, luas cakupan, dan kedalaman transisi ini menciptakan tantangan penelitian yang lebih besar, termasuk adanya ketegangan dan interaksi antartransisi yang saling bertentangan [3]. Misalnya, peralihan ke energi terbarukan mungkin memerlukan perubahan besar dalam infrastruktur, yang bisa berpotensi menyebabkan gangguan pada sistem energi yang ada. Dalam konteks ini, penting bagi para peneliti dan pembuat kebijakan untuk bekerja sama dalam mengembangkan strategi yang holistik dan terintegrasi untuk mengatasi tantangan ini.

Urgensi pencapaian emisi net zero pada tahun 2050 membutuhkan penghilangan berbagai hambatan, termasuk penyelesaian definisi formal dari konsep ini. Selain itu, diperlukan peningkatan pembiayaan global dan investasi infrastruktur, serta memastikan bahwa kemajuan dalam teknologi hijau terjadi dengan biaya yang rendah atau disubsidi [6]. Hal ini akan mendorong partisipasi yang lebih luas, baik dari sektor publik maupun swasta, dalam mendukung pencapaian net zero. Di sisi lain, kebijakan-kebijakan yang mendukung perlu dirancang untuk memfasilitasi transisi ini secara lebih efektif, sehingga dapat diadopsi di berbagai negara tanpa menimbulkan beban yang berlebihan bagi ekonomi nasional.

Tantangan Teknologi dalam Mencapai Emisi Net Zero

Sektor industri menghadapi tantangan besar dalam transisi menuju net zero, terutama karena intensitas emisi yang tinggi, isolasi kebijakan, dan adanya kepentingan yang sudah mapan, yang sering kali mendorong pendekatan status quo [7]. Mengubah sistem industri yang sudah ada untuk mendukung pengurangan emisi bukanlah tugas yang mudah. Banyak perusahaan menghadapi resistensi internal, baik dari segi investasi modal maupun perubahan operasional yang diperlukan.

Untuk mengatasi tantangan teknologi ini, diperlukan peta jalan yang jelas yang mencakup implementasi proyek pengurangan emisi, perbaikan efisiensi energi, serta pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Selain itu, ada kebutuhan untuk mengimpor sumber energi rendah karbon yang lebih efisien guna mempercepat transisi [10]. Pengembangan teknologi seperti ini bukan hanya soal inovasi, tetapi juga tentang menciptakan solusi yang praktis dan dapat diterapkan secara luas.

Namun, tantangan teknologi tidak hanya terbatas pada pengembangan solusi baru, tetapi juga pada adopsi dan penyebarannya. Hal ini memerlukan kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan komunitas ilmiah untuk mendorong investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi hijau. Dukungan kebijakan dan insentif fiskal juga sangat penting dalam mempromosikan penggunaan teknologi rendah karbon di berbagai sektor.

Implikasi Ekonomi dari Transisi Menuju Ekonomi Net Zero

Transisi menuju ekonomi net zero juga membawa tantangan ekonomi yang signifikan. Partisipasi perusahaan dalam net zero melibatkan biaya tambahan, dan terdapat ketidakpastian mengenai insentif ekonomi yang akan diperoleh oleh perusahaan yang berupaya mencapai target net zero [4], [5]. Banyak perusahaan mungkin ragu untuk berinvestasi dalam teknologi rendah karbon karena ketidakpastian ini, terutama jika mereka tidak melihat manfaat langsung dari segi keuntungan.

Transformasi infrastruktur berskala besar diperlukan untuk mendukung transisi ini, dengan tantangan ekonomi utama terletak pada ekonomi politik, bukan hanya biaya [4]. Artinya, meskipun biaya teknologi dan infrastruktur dapat dihitung, faktor politik, seperti dukungan kebijakan dan resistensi dari berbagai pemangku kepentingan, dapat menjadi penghambat utama dalam transisi ini. Selain itu, diperlukan strategi yang jelas untuk memastikan bahwa transisi ini tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan pada ekonomi global, terutama bagi negara-negara berkembang yang mungkin memiliki kapasitas terbatas untuk beradaptasi dengan perubahan besar ini.

Secara keseluruhan, pencapaian net zero bukanlah tugas yang mudah. Ini membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai sektor dan negara di seluruh dunia. Dengan mengatasi tantangan-tantangan teknologi dan ekonomi, serta memanfaatkan manfaat lingkungan yang ditawarkan, pencapaian net zero dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dukungan kebijakan yang kuat, inovasi teknologi, dan investasi infrastruktur yang tepat akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan ambisius ini pada tahun 2050.

 

 

Refferences:

  •  E. Conway and Y. Kamal, STEPS ON THE JOURNEY TO NET ZERO, vol. 20. 2023. doi: 10.1108/S2043-052320230000020001.
  • J. Rogelj, “Net zero targets in science and policy,” Environmental Research Letters, vol. 18, no. 2, 2023, doi: 10.1088/1748-9326/acb4ae.
  •  A. D. Andersen et al., “Faster, broader, and deeper! Suggested directions for research on net-zero transitions,” Oxford Open Energy, vol. 2, 2023, doi: 10.1093/ooenergy/oiad007.
  • J. H. Williams, R. A. Jones, and M. S. Torn, “Observations on the transition to a net-zero energy system in the United States,” Energy and Climate Change, vol. 2, 2021, doi: 10.1016/j.egycc.2021.100050.
  • F. Kuok, B. Monyrath, and M. A. B. Promentilla, “AI Application to Pollution Reduction and Waste Management Toward Net Zero: A Systematic Review,” Chem Eng Trans, vol. 103, pp. 499–504, 2023, doi: 10.3303/CET23103084.
  • S. A. Bandh et al., “Track to reach net-zero: Progress and pitfalls,” Energy and Environment, 2024, doi: 10.1177/0958305X241260793.
  • N. Aden and A. Chang, “Demonstrating net zero: The next generation of science-based targets for industry decarbonization,” in Eceee Summer Study Proceedings, 2022, pp. 1333–1341.
  • S. Fankhauser et al., “The meaning of net zero and how to get it right,” Nat Clim Chang, vol. 12, no. 1, pp. 15–21, 2022, doi: 10.1038/s41558-021-01245-w.
  •  W. Shafik, Industry 4.0 Technologies’ Opportunities and Challenges for Realising Net-Zero Economy, vol. Part F2880. 2024. doi: 10.1007/978-3-031-55779-8_2.
  • M. Spoor, “ENERGY SAVER Develop Your Decarbonization Roadmap,” Chemical Processing, vol. 85, no. 3, p. 14, 2023.