(Sumber: https://99percentinvisible.org/)

“Norman’s Door” menggambarkan pintu yang membuat pengguna bingung apakah harus ditarik atau didorong, seringkali karena sinyal penggunaan yang salah. Pintu ini menjadi simbol kegagalan desain karena petunjuk visual tidak sesuai dengan cara pintu tersebut sebenarnya berfungsi. Akibatnya, pengguna memerlukan tanda tambahan untuk mengerti cara membuka pintu, yang seharusnya tidak diperlukan dalam desain yang baik.

Don Norman, dalam bukunya The Design of Everyday Things, menekankan bahwa desain harus selalu berfokus pada pengguna, memberikan petunjuk yang jelas tanpa memerlukan instruksi tambahan. Ketika affordance (fungsi yang disiratkan oleh sebuah objek) dan signifiers (tanda visual) tidak sesuai, pengguna akan merasa frustrasi. Ini tak hanya berlaku untuk pintu, tetapi juga untuk benda sehari-hari seperti sakelar lampu atau keran yang sulit digunakan karena desain yang tidak intuitif.

Kenapa Desain Norman’s Door Terjadi?

Desain seperti Norman’s Door terjadi karena desainer sering lebih memprioritaskan estetika daripada fungsionalitas. Sebuah pintu mungkin terlihat modern dan elegan, tetapi jika pengguna bingung saat mengoperasikannya, maka desain tersebut bisa dianggap gagal. Desain yang baik harus mudah dipahami secara instan, dan tidak membuat pengguna ragu tentang cara penggunaannya.

Solusi untuk Desain yang Lebih Baik

Don Norman mengajarkan bahwa solusi untuk masalah desain ini adalah user-centered design (desain berpusat pada pengguna), di mana desainer benar-benar memahami bagaimana pengguna berinteraksi dengan objek. Desain yang berhasil adalah desain yang tidak membuat pengguna berhenti dan berpikir terlalu lama, tetapi yang langsung mengarahkan mereka pada tindakan yang benar. Jika affordance dan signifiers selaras dengan cara pengguna berpikir dan bertindak, maka frustrasi seperti yang disebabkan oleh Norman’s Door bisa dihindari.

Desain Sehari-hari yang Juga Bermasalah

Selain pintu, banyak benda sehari-hari lain yang memiliki masalah desain serupa. Contohnya, sakelar lampu yang tidak jelas apakah sedang dalam posisi “on” atau “off”, atau keran air yang sulit digunakan. Hal-hal kecil ini mungkin tampak sepele, tetapi bisa menimbulkan frustrasi dalam penggunaan sehari-hari. Dengan memahami cara kerja kognisi manusia dan mengutamakan kemudahan pengguna, desainer bisa menciptakan produk yang lebih fungsional.

Pengaruh Buku The Design of Everyday Things

Buku The Design of Everyday Things oleh Don Norman memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana desain bisa memengaruhi interaksi pengguna dengan objek sehari-hari. Norman menyarankan agar desainer tidak hanya memperhatikan estetika, tetapi juga bagaimana objek tersebut bisa digunakan dengan mudah dan intuitif. Dengan pendekatan ini, kita bisa menciptakan dunia di mana desain bekerja selaras dengan perilaku pengguna, sehingga mengurangi frustrasi yang tidak perlu.

Kesimpulannya, Norman’s Door adalah simbol dari desain yang gagal memberi petunjuk jelas kepada pengguna. Untuk menghindarinya, desainer harus memahami kebutuhan dan perilaku pengguna serta menerapkan prinsip user-centered design, sehingga menghasilkan produk yang intuitif, efisien, dan menyenangkan untuk digunakan.