Source: https://unsplash.com/photos/person-using-laptop-computer-Hcfwew744z4

Pandemi covid-19 telah mengubah lanskap ritel amerika secara drastis. Sebelum pandemi, hanya sebagian kecil dari pengecer as yang telah mengimplementasikan strategi transformasi digital, dengan hanya 4% dari 500 pengecer terbesar yang menawarkan pemesanan online dengan pengambilan di tepi jalan. Namun, pandemi memaksa pengecer untuk beradaptasi dengan cepat, mengadopsi berbagai strategi omnichannel seperti pengambilan di tepi jalan, pengiriman hari yang sama, dan “buy online, pick up in-store”. Pada akhir musim panas tahun lalu, jumlah pengecer yang menawarkan pengambilan di tepi jalan melonjak menjadi 44% (Ketzenberg & Akturk, 2021).

Saat pembatasan lockdown mulai mereda, banyak pengecer bertanya-tanya apakah perubahan ini akan bertahan pasca-pandemi. Lebih dari 40% orang amerika mencoba metode belanja baru selama setahun terakhir, dan hampir tiga perempat dari mereka yang mencoba pengambilan di tepi jalan, buy online, pick up in-store, atau pengiriman, ingin terus menggunakan layanan ini setelah pandemi berakhir. Hal ini menimbulkan tantangan bagi bisnis yang awalnya menganggap perubahan ini hanya sementara.

Keunggulan buy online, pick up in-store

Buy online, pick up in-store menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan saluran digital lainnya. Selain memberikan kenyamanan belanja online, buy online, pick up in-store juga mendorong pelanggan untuk terus berinteraksi dengan toko fisik. Studi kami menunjukkan bahwa setelah pesaing meluncurkan layanan buy online, pick up in-store, penjualan perusahaan kami turun 4,7% secara online dan 1,8% di toko fisik. Penurunan penjualan di toko fisik lebih besar di lokasi yang lebih dekat dengan pesaing yang menawarkan buy online, pick up in-store. Hal ini menunjukkan bahwa buy online, pick up in-store tidak hanya mencuri penjualan online, tetapi juga lalu lintas di toko fisik.

Selain itu, buy online, pick up in-store menarik pelanggan yang membeli barang-barang berharga lebih tinggi. Pelanggan cenderung lebih ragu membeli barang mahal secara online, tetapi buy online, pick up in-store mengurangi ketidakpastian ini dengan memungkinkan pengembalian gratis dan mudah jika pelanggan tidak puas saat pengambilan.

Salah satu keunggulan utama buy online, pick up in-store adalah memungkinkan pelanggan untuk meneliti produk secara online dan membelinya di toko tanpa biaya pengiriman atau waktu pengambilan yang tidak fleksibel. Survei tahun 2019 menunjukkan bahwa 48% orang yang menggunakan buy online, pick up in-store melakukannya karena tidak ada biaya pengiriman. Buy online, pick up in-store juga memberikan visibilitas tentang produk mana yang tersedia di toko, menghindari perjalanan yang sia-sia dan meningkatkan pengalaman belanja secara keseluruhan.

Pengaruh buy online, pick up in-store terhadap penjualan

Pengalaman buy online, pick up in-store tidak hanya bermanfaat bagi pelanggan tetapi juga bagi pengecer. Sebanyak 85% konsumen yang menggunakan buy online, pick up in-store mengaku melakukan pembelian tambahan yang tidak direncanakan saat mengambil pesanan mereka di toko. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa belanja di toko fisik menguntungkan pengecer. Karena buy online, pick up in-store lebih menguntungkan daripada layanan omnichannel lainnya, pengecer dapat menawarkan diskon kecil atau insentif lain untuk mendorong pelanggan memilih opsi buy online, pick up in-store, menciptakan situasi yang saling menguntungkan bagi pelanggan dan bisnis.

Menurut international council of shopping centers (icsc), hampir sepertiga dari pembeli memilih untuk membeli produk secara online dan kemudian mengambilnya di toko selama musim liburan terbaru. Sebanyak 69% pembeli yang menggunakan buy online, pick up in-store membeli barang tambahan saat mengambil pesanan di toko, dan 36% dari mereka melakukan pembelian di toko yang berdekatan pada saat yang sama (Reagan & Korber, 2016).

Tantangan dan solusi dalam implementasi buy online, pick up in-store

Namun, buy online, pick up in-store juga memiliki tantangan. Salah satu masalah utama adalah informasi inventaris. Seringkali, pemesanan online memberi tahu pelanggan bahwa inventaris tersedia, padahal kenyataannya tidak (artikel 2). Pengecer harus berinvestasi untuk meningkatkan sistem data inventaris mereka, yang bisa memakan biaya hingga $10 juta hingga $20 juta bagi pengecer khusus menengah dengan penjualan antara $2 miliar hingga $4 miliar.

Buy online, pick up in-store juga menambah tugas baru bagi staf toko, yang harus mengambil dan mengemas pesanan untuk pelanggan selain tugas mereka yang sudah ada. Meski demikian, banyak pengecer besar yang melihat kesuksesan awal dengan platform buy online, pick up in-store mereka. Misalnya, home depot melaporkan bahwa lebih dari 40% dari semua pesanan online mereka memanfaatkan toko fisik mereka.

Kesimpulan

Dengan semakin banyaknya belanja yang dilakukan melalui perangkat mobile, buy online, pick up in-store menawarkan keuntungan dengan menyediakan kenyamanan instan bagi pelanggan. Meskipun buy online, pick up in-store menambah tugas baru bagi staf dan memerlukan investasi dalam sistem data inventaris, manfaatnya jauh lebih besar. Buy online, pick up in-store tidak hanya meningkatkan penjualan toko tetapi juga memberikan pengalaman belanja yang lebih baik bagi pelanggan, menjadikannya strategi yang penting bagi pengecer di era digital ini.

Menggabungkan keuntungan belanja online dengan kepraktisan belanja di toko, buy online, pick up in-store telah membuktikan diri sebagai solusi yang efektif dan menguntungkan bagi pengecer yang ingin tetap relevan dan kompetitif dalam lanskap ritel modern.

 

 

Refferences:

Ketzenberg, M., & Akturk, M. S. (2021). How “Buy Online, Pick Up In-Store” Gives Retailers an Edge. Harvard Business Review. https://hbr.org/2021/05/how-buy-online-pick-up-in-store-gives-retailers-an-edge

Reagan, C., & Korber, S. (2016). Like it or not, ‘click and collect’ is here to stay. CNBC. https://www.cnbc.com/2016/01/13/like-it-or-not-click-and-collect-is-here-to-stay.html