Pertanian Hijau Berwawasan Iklim (Climate-Smart Agriculture)
Sumber: https://assets.weforum.org/editor/RfB2Vzpe3llng6o9UVhIq8aqri8FAnLaXt1ykNgnZ20.png
Halo teman-teman, pada tulisan saya sebelumnya mengenai Green Agriculture dapat di klik disini ya.
Mari kita bahas mengenai climate-smart agriculture (CSA).
Climate-smart agriculture merupakan pendekatan terpadu untuk mengelola alam seperti lahan pertanian, peternakan, hutan dan perikanan, yang dapat mengatasi berbagai tantangan-tantangan yang saling terkait ketahanan pangan dan perubahan iklim (climate change).
Dua tantangan terbesar dalam pembangunan saat ini adalah perubahan iklim dan kerawanan pangan. Sistem pangan yang lebih berkelanjutan ini tidak hanya dapat menyembuhkan Bumi, tetapi juga dapat memastikan semua orang memiliki pasokan pangan yang cukup. Untuk memenuhi proyeksi populasi dunia sebesar 9,7 miliar orang pada tahun 2050, permintaan pangan tentu diperkirakan akan meningkat. Sedangkan saat ini, sistem pertanian pangan global diamnggap bertanggung jawab atas sepertiga dari emisi global, dan peningkatan produksi pangan biasanya dikaitkan dengan ekspansi pertanian serta penggunaan sumber daya dan lahan yang tidak berkelanjutan, yang pastinya mengakibatkan peningkatan emisi.
Sekitar 70% air tawar digunakan oleh sistem pangan. Selain itu, Sistem pangan yang ada juga bertanggung jawab atas emisi metana dan hilangnya keanekaragaman hayati. Melihat hal ini, tentu saja tujuan Perjanjian Paris tidak akan dapat dicapai jika tidak ada langkah-langkah yang signifikan untuk mengurangi dampak iklim di sektor pertanian pangan. Deforestasi yang dilakukan untuk lahan pangan, akan menambah parah masalah perubahan iklim dimana banyak hutan dibuka untuk pertanian dimana hutan adalah penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida dari polusi emisi karbon. Tanpa tindakan, emisi dari sistem pangan akan meningkat seiring dengan produksi pangan.
Climate-Smart Agriculture (CSA)
CSA adalah serangkaian praktik dan teknologi pertanian yang secara bersamaan meningkatkan produktivitas, meningkatkan ketahanan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Meskipun telah dibangun pengetahuan pertanian, teknologi, dan prinsip-prinsip keberlanjutan, CSA tetap berbeda dalam beberapa hal. Pertama, pendekatan ini memfokuskan secara eksplisit pada mengatasi perubahan iklim dalam sistem pertanian pangan. Kedua, CSA secara sistematis mempertimbangkan sinergi dan tranformasi dari berbagai teknologi dan praktik pertanian, termasuk penerapan varietas tanaman tahan iklim, teknik pertanian konservasi, agroforestri, strategi pengelolaan air, dan peningkatan kualitas pertanian.
Tiga Pilar dari Climate-Smart Agriculture (CSA)
Pilar 1 Peningkatan produktivitas: Dengan cara meningkatkan ketahanan nutrisi dan pangan yang berkualitas tinggi tanpa mengorbankan sumber daya alam yang ada. Ini terutama berlaku untuk 75% masyarakat miskin sedunia yang tinggal di daerah pedesaan dengan mata pencaharian dari pertanian.
Pilar 2 Peningkatan ketahanan: Dengan tujuan menurunkan kerentanan terhadap hama, penyakit, kekeringan, dan guncangan iklim lainnya, serta meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang dalam menghadapi tekanan jangka panjang seperti pola cuaca yang lebih tidak menentu dan variabilitas musiman yang meningkat.
Pilar 3 Pengurangan emisi: pilar ini mencakup mengurangi emisi gas rumah kaca dari sistem pangan, mencegah deforestasi yang disebabkan oleh perluasan lahan pertanian, dan meningkatkan penyerapan karbon dari tanah dan tanaman.
Referensi:
CSAguide, 2024, What is climate-smart agriculture? https://csaguide.cgiar.org/csa/what-is-climate-smart-agriculture
Comments :