Bekasi, 13 November 2025 – BINUS @Bekasi kembali menghadirkan inovasi dalam pengembangan kapasitas dosen melalui kegiatan BEKEN Teaching Better Learning yang kali ini mengusung metode LEGO Based Learning. Kegiatan ini menjadi ruang bagi para pendidik untuk mengeksplorasi pendekatan pengajaran yang lebih kreatif, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan pembelajaran masa kini.

Prof. Gatot Soepriyanto, Ph.D., selaku Campus Director BINUS @Bekasi, menekankan pentingnya inovasi dalam dunia pendidikan. Prof. Gatot menyampaikan bahwa dosen perlu terus mengembangkan metode pengajaran yang adaptif dan relevan dengan dinamika pembelajaran generasi saat ini. Prof. Gatot juga mengapresiasi pelaksanaan program ini sebagai salah satu langkah strategis dalam mendukung kompetensi pengajar, sekaligus memperkuat komitmen institusi dalam fostering and empowering masyarakat melalui pendidikan.

Sesi materi utama dipandu oleh Nuril Kusumawardhani, S.T., M.K.M., yang memberikan pengantar mengenai filosofi Teaching Through Play serta konsep dasar LEGO Based Learning. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa LEGO tidak hanya berfungsi sebagai alat bermain, tetapi juga sebagai media edukatif yang efektif untuk memvisualisasikan konsep, membantu analisis masalah, dan memfasilitasi komunikasi ide. LEGO memungkinkan peserta pembelajaran memetakan alur berpikir secara konkret, sehingga memahami masalah dan solusi secara lebih mendalam.

Pada aspek knowledge, kegiatan ini memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai bagaimana LEGO dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Peserta diajak untuk melihat bahwa representasi visual menggunakan LEGO mampu membantu mahasiswa memahami materi secara lebih kontekstual dan berlapis. Dengan pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mengonstruksi pemahamannya melalui proses bermain yang terarah.

Aspek engagement terlihat melalui aktivitas kolaboratif yang diberikan kepada para peserta. Dosen dibagi ke dalam kelompok dan mendapatkan sebuah studi kasus yang perlu dianalisis. Mereka diminta menyusun solusi serta merancang alur penyelesaian masalah menggunakan LEGO sebagai alat visualisasi. Aktivitas ini menciptakan dinamika diskusi yang hidup, meningkatkan interaksi antarpeserta, serta menunjukkan bagaimana metode serupa dapat diterapkan di ruang kelas untuk mendorong keterlibatan mahasiswa secara lebih aktif.

Selain itu, aspek enjoyment menjadi salah satu elemen yang memperkuat dampak kegiatan ini. Melalui pengalaman langsung menggunakan LEGO, peserta merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, ringan, dan positif tanpa mengurangi nilai akademiknya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa elemen bermain dapat menjadi bagian penting dari lingkungan belajar yang sehat dan produktif, sekaligus meningkatkan motivasi serta antusiasme mahasiswa.

Secara keseluruhan, BEKEN Teaching Better Learning: LEGO Based Learning memberikan wawasan baru bagi para dosen dalam merancang pembelajaran yang lebih inovatif, humanis, dan berpusat pada mahasiswa. Kegiatan ini berhasil menunjukkan bahwa proses belajar dapat menjadi lebih efektif ketika kreativitas dan interaktivitas diterapkan secara seimbang. Dengan dukungan institusi serta partisipasi aktif para dosen, metode pembelajaran berbasis LEGO diharapkan dapat diadaptasi dan terus memperkuat kualitas dan relevansi pengalaman belajar bagi mahasiswa.