Design Pattern yang Wajib Dikuasai Setiap Software Engineer
Figure 1. Laptop dan buku agenda (sumber: pexels.com)
Dalam pengembangan perangkat lunak, design pattern adalah solusi yang telah terbukti untuk menyelesaikan permasalahan umum dalam desain sistem. Menurut Gang of Four (GoF), design pattern memberikan bahasa bersama dan struktur berpikir yang membantu tim software engineer bekerja lebih efisien dan menjaga kualitas kode.
Apa Itu Design Pattern?
Design pattern adalah pola desain atau blueprint yang menyediakan solusi berulang terhadap masalah yang sering muncul dalam desain perangkat lunak. Mereka bukan kode yang siap dijalankan, tetapi pedoman konseptual yang membantu membuat kode lebih maintainable, reusable, dan scalable.
Design pattern dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Creational Pattern: Berfokus pada cara pembuatan objek.
- Structural Pattern: Terkait dengan bagaimana objek disusun atau berinteraksi.
- Behavioral Pattern: Menjelaskan cara objek berkomunikasi dan berkolaborasi.
- Singleton Pattern: Memastikan bahwa hanya ada satu instance dari sebuah kelas, dan menyediakan titik akses global ke instance tersebut.
Contoh: Koneksi database, konfigurasi aplikasi.
Keuntungan: Mencegah duplikasi sumber daya global dan menjaga konsistensi.
- Factory Method Pattern: Menyediakan interface untuk membuat objek, tetapi membiarkan subclass menentukan jenis objek yang akan dibuat.
Contoh: Sistem plugin di mana tipe objek baru bisa ditambahkan tanpa memodifikasi kode utama.
Keuntungan: Memisahkan logika pembuatan objek dari pengguna, meningkatkan fleksibilitas.
- Builder Pattern:Memisahkan konstruksi sebuah objek kompleks dari representasinya.
Contoh: Membuat objek dengan banyak parameter opsional seperti konfigurasi user interface atau laporan PDF.
Keuntungan: Kode lebih bersih dan mudah dibaca karena proses pembuatan objek terstruktur.
- Strategy Pattern: Memungkinkan pergantian algoritme pada runtime tanpa mengubah kode klien.
Contoh: Sistem pembayaran online di mana pengguna bisa memilih metode pembayaran yang berbeda.
Keuntungan: Mematuhi prinsip Open-Closed, di mana kode bisa diperluas tanpa diubah.
- Observer Pattern: Menetapkan hubungan one-to-many antara objek sehingga perubahan pada satu objek secara otomatis diberitahukan ke objek lain.
Contoh: Notifikasi di media sosial atau sistem event listener.
Keuntungan: Memisahkan pengirim dan penerima pesan, meningkatkan modularitas sistem.
- Adapter Pattern: Mengizinkan dua interface yang tidak kompatibel bekerja bersama dengan cara menjembataninya.
Contoh: Integrasi antara modul lama (legacy system) dengan API baru.
Keuntungan: Menghindari modifikasi besar pada kode lama saat sistem berevolusi.
- Decorator Pattern: Menambahkan fungsionalitas baru ke objek secara dinamis tanpa mengubah struktur dasarnya.
Contoh: Menambahkan fitur enkripsi ke modul komunikasi tanpa mengubah kelas aslinya.
Keuntungan: Lebih fleksibel dibandingkan subclassing dalam memperluas perilaku objek.
- MVC (Model-View-Controller) Pattern: Memisahkan logika bisnis (Model), tampilan (View), dan kontrol aliran (Controller) untuk meningkatkan modularitas dan pemeliharaan kode.
Contoh: Framework modern seperti Django, Spring, dan Laravel menggunakan pola ini.
Keuntungan: Memudahkan pengujian dan pengembangan paralel antar tim frontend dan backend.
Referensi:
- https://refactoring.guru/design-patterns
- https://bytebytego.com/guides/18-key-design-patterns-every-developer-should-know/
- https://blog.bitsrc.io/3-design-patterns-every-developer-should-learn-71a51568ac9d
- https://www.geeksforgeeks.org/system-design/software-design-patterns/
- https://dev.to/wallacefreitas/the-six-best-design-patterns-every-developer-should-know-11g0
Comments :