Trace and Tracking: Sistem Informasi yang Menjadi Penjaga Keamanan Pangan

Mengapa Food Safety Itu Penting?
Keamanan pangan (food safety) adalah isu global. Menurut WHO, setiap tahun sekitar 600 juta orang di seluruh dunia jatuh sakit akibat makanan yang terkontaminasi. Dampaknya bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga ekonomi, reputasi bisnis, dan kepercayaan konsumen.
Dalam dunia rantai pasok makanan yang semakin kompleks, dari petani hingga meja makan, risiko kontaminasi bisa muncul di berbagai titik. Untuk itu, diperlukan sistem yang mampu memastikan asal-usul, perjalanan, hingga kondisi makanan dapat dilacak dengan cepat. Di sinilah trace and tracking system berbasis teknologi informasi berperan.
Apa Itu Trace and Tracking System?
Traceability berarti kemampuan untuk menelusuri riwayat, penerapan, atau lokasi suatu produk melalui rantai pasok. Sementara tracking adalah kemampuan untuk mengikuti pergerakan produk dari satu titik ke titik lain.
Sistem informasi trace and tracking biasanya memanfaatkan:
- Database terintegrasi untuk mencatat data produksi, distribusi, dan penyimpanan.
- IoT sensor untuk memantau suhu, kelembaban, dan kondisi transportasi.
- Blockchain untuk menjamin transparansi dan integritas data.
- Kode QR atau RFID agar konsumen maupun regulator dapat mengakses informasi asal produk dengan mudah.
Bagaimana Sistem Ini Membantu Food Safety?
- Deteksi Cepat dan Respons Efektif
Jika terjadi kasus keracunan makanan, sistem trace and tracking bisa dengan cepat mengidentifikasi batch atau jalur distribusi yang bermasalah. Produk dapat ditarik (recall) lebih cepat sehingga mencegah penyebaran lebih luas.
- Transparansi dan Kepercayaan Konsumen
Dengan adanya kode QR di kemasan, konsumen bisa mengetahui asal bahan, lokasi panen, hingga jalur distribusi produk. Transparansi ini meningkatkan kepercayaan, terutama di era konsumen yang makin peduli pada isu food safety dan sustainability.
- Pencegahan Kontaminasi
Sensor IoT yang terhubung dengan sistem informasi dapat memantau suhu dan kelembaban selama transportasi makanan segar. Jika kondisi tidak sesuai standar, sistem bisa memberi peringatan dini.
- Kepatuhan Regulasi
Banyak negara dan organisasi internasional mewajibkan produsen makanan memiliki sistem traceability untuk ekspor dan impor. Sistem informasi mempermudah perusahaan mematuhi standar seperti ISO 22000 atau regulasi Uni Eropa tentang keamanan pangan.
- Analitik Data untuk Perbaikan Berkelanjutan
Data historis yang terkumpul bisa dianalisis dengan AI untuk mengidentifikasi pola risiko, seperti titik rantai pasok yang paling rawan kontaminasi. Dari sini, perusahaan bisa meningkatkan standar kualitas secara berkelanjutan.
Contoh Nyata
- Walmart bekerja sama dengan IBM Food Trust menggunakan blockchain untuk melacak asal usul produk seperti mangga dan daging babi. Proses pelacakan yang sebelumnya memakan waktu 7 hari, dipangkas menjadi hanya 2,2 detik.
- Uni Eropa mewajibkan traceability untuk semua produk pangan sebagai bagian dari General Food Law Regulation (EC) No. 178/2002.
Tantangan yang Masih Ada
- Biaya implementasi, terutama bagi UMKM.
- Integrasi data dari berbagai aktor rantai pasok.
- Literasi digital yang belum merata.
Namun, tren digitalisasi supply chain, ditambah kesadaran konsumen, membuat adopsi sistem ini semakin mendesak.
Kesimpulan
Sistem informasi trace and tracking bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang membangun kepercayaan antara produsen, regulator, dan konsumen. Dengan teknologi seperti IoT dan blockchain, keamanan pangan bisa lebih terjamin, respons terhadap krisis lebih cepat, dan transparansi semakin tinggi.
Pada akhirnya, trace and tracking bukan sekadar sistem logistik, melainkan fondasi menuju masa depan pangan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Referensi
- Bechini, A., Cimino, M. G., Marcelloni, F., & Tomasi, A. (2008). Patterns and technologies for enabling supply chain traceability through collaborative e-business. Information and Software Technology, 50(4), 342–359. https://doi.org/10.1016/j.infsof.2007.02.017
- Aung, M. M., & Chang, Y. S. (2014). Traceability in a food supply chain: Safety and quality perspectives. Food Control, 39, 172–184. https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2013.11.007
- IBM Food Trust. (2018). Walmart, IBM, and Blockchain for Food Safety. Diakses dari https://www.ibm.com/blockchain/solutions/food-trust
Comments :