Low-Code vs No-Code: Masa Depan Apps Developer

Mengapa Topik Ini Penting?
Di era digital, hampir semua bisnis butuh aplikasi. Tapi proses coding tradisional memakan waktu, biaya, dan sumber daya. Di sinilah teknologi Low-Code dan No-Code hadir sebagai solusi.
Keduanya memungkinkan pembuatan aplikasi dengan cepat, bahkan oleh orang yang tidak punya latar belakang IT. Tapi, apa sebenarnya perbedaan keduanya? Dan apakah developer profesional akan tergantikan?
Apa Itu Low-Code dan No-Code?
Low-Code
Low-Code adalah platform yang memudahkan pembuatan aplikasi dengan antarmuka drag-and-drop, namun tetap memberi ruang bagi developer untuk menambahkan kode kustom jika diperlukan.
Contoh populer:
- OutSystems
- Mendix
- Microsoft Power Apps
No-Code
No-Code adalah platform yang memungkinkan pengguna membangun aplikasi tanpa menulis kode sama sekali. Cocok untuk pemilik bisnis atau desainer yang ingin membuat aplikasi sederhana.
Contoh populer:
- Bubble
- Adalo
- Glide
Apakah Developer Akan Tergantikan?
Jawabannya: tidak.
Low-Code/No-Code justru mengubah peran developer:
- Dari penulis kode → menjadi arsitek solusi.
- Fokus pada integrasi kompleks dan keamanan.
- Mendukung perusahaan untuk berinovasi lebih cepat.
Gartner bahkan memprediksi bahwa pada tahun 2030, 70% aplikasi bisnis akan dibuat menggunakan platform ini.
Low-Code dan No-Code bukan ancaman, tapi peluang. Developer tetap dibutuhkan untuk proyek besar dan kompleks, sementara Low-Code/No-Code akan mempermudah pembuatan aplikasi sederhana atau prototipe.
Masa depan bukan tentang apakah developer tergantikan, tapi bagaimana developer beradaptasi dengan tren ini.
Referensi
https://www.browserstack.com/guide/low-code-vs-no-code
Comments :