Object Oriented Design (OOD) atau Desain Berorientasi Objek adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak yang menggunakan konsep objek untuk merepresentasikan data dan fungsionalitas. OOD merupakan bagian penting dari paradigma pemrograman berorientasi objek (OOP) yang membantu dalam mendesain sistem yang modular, mudah dipelihara, dan dapat digunakan kembali.

 

Konsep Dasar Object Oriented Design

Pada OOD, objek adalah entitas yang menggabungkan data (atribut) dan perilaku (metode). Konsep utama dalam OOD meliputi:

  1. Encapsulation (Enkapsulasi)
    Menyembunyikan detail implementasi dan hanya mengekspos interface yang diperlukan agar objek dapat digunakan dengan aman tanpa memengaruhi bagian lain dari sistem.
  2. Inheritance (Pewarisan)
    Memungkinkan objek baru untuk mewarisi sifat dan perilaku dari objek yang sudah ada, sehingga memudahkan reuse kode dan memperluas fungsionalitas.
  3. Polymorphism (Polimorfisme)
    Kemampuan objek untuk mengambil banyak bentuk, di mana objek yang berbeda dapat diakses melalui interface yang sama dengan cara yang berbeda.
  4. Abstraction (Abstraksi)
    Mengambil esensi penting dari objek dan menyembunyikan detail yang tidak relevan bagi pengguna objek tersebut.

 

Manfaat Object Oriented Design

  • Modularitas: Dengan memecah sistem menjadi objek-objek yang mandiri, OOD memudahkan pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak.
  • Reusable Code: Objek yang sudah dibuat dapat digunakan kembali dalam aplikasi lain dengan sedikit atau tanpa modifikasi.
  • Mudah Dikembangkan: Perubahan pada satu bagian sistem tidak akan berdampak besar pada bagian lain selama interface objek tetap konsisten.
  • Memodelkan Dunia Nyata: OOD mendekati cara berpikir manusia dalam memodelkan dunia nyata sehingga desain menjadi lebih intuitif.

 

Proses Object Oriented Design

Proses OOD biasanya melibatkan beberapa tahapan seperti:

  1. Analisis Kebutuhan: Memahami apa yang dibutuhkan oleh sistem.
  2. Identifikasi Objek: Menentukan objek utama yang akan ada dalam sistem.
  3. Definisi Kelas dan Hubungan: Mendesain kelas-kelas objek dan bagaimana mereka saling berinteraksi.
  4. Pembuatan Diagram: Menggunakan diagram seperti UML (Unified Modeling Language) untuk memvisualisasikan desain.
  5. Implementasi: Mengkodekan desain ke dalam bahasa pemrograman berorientasi objek.

 

Tantangan dan Perkembangan Terkini

Meskipun OOD menawarkan banyak keuntungan, implementasinya juga memiliki tantangan seperti desain yang kompleks dan over-engineering jika tidak dilakukan dengan tepat. Dalam lima tahun terakhir, perkembangan teknologi dan metodologi seperti Domain-Driven Design (DDD), penggunaan pola desain (design patterns), dan integrasi dengan metodologi Agile telah meningkatkan efektivitas OOD dalam pengembangan perangkat lunak modern.

Object Oriented Design adalah fondasi penting dalam pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan pembuatan sistem yang modular, dapat digunakan kembali, dan mudah dikembangkan. Dengan pemahaman yang baik terhadap konsep dasar dan penerapan prinsip-prinsip OOD, pengembang dapat membangun aplikasi yang berkualitas tinggi dan mudah dikelola.

 

 

 

Daftar Pustaka

  1. Gamma, E., Helm, R., Johnson, R., & Vlissides, J. (2019). Design Patterns: Elements of Reusable Object-Oriented Software. Addison-Wesley Professional.
  2. Larman, C. (2020). Applying UML and Patterns: An Introduction to Object-Oriented Analysis and Design and Iterative Development. Pearson.
  3. Fowler, M. (2021). Refactoring: Improving the Design of Existing Code. Addison-Wesley.
  4. Evans, E. (2022). Domain-Driven Design: Tackling Complexity in the Heart of Software. Addison-Wesley.
  5. Suryani, A., & Prasetyo, A. (2023). “Penerapan Object Oriented Design pada Pengembangan Aplikasi Mobile Berbasis Android.” Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 15(2), 89-98.