Figure 1.Black Twist Pen Pada Notebook (sumber: pexels.com)

Dalam rekayasa perangkat lunak (software engineering), salah satu dokumen terpenting sebelum proses pengembangan dimulai adalah Product Requirement Document atau PRD. Dokumen ini menjembatani komunikasi antara tim produk, teknis, dan pemangku kepentingan lainnya, serta menjadi acuan utama dalam proses desain, pengembangan, hingga pengujian produk. Namun, bagaimana cara menyusun PRD yang efektif? Artikel ini akan mengulas langkah-langkah praktisnya.

 

Apa Itu Product Requirement Document (PRD)?

PRD adalah dokumen yang mendeskripsikan apa yang harus dibangun, mengapa hal itu dibutuhkan, dan fitur-fitur apa saja yang akan disertakan. Tujuannya adalah menyelaraskan ekspektasi semua pihak yang terlibat terhadap produk yang akan dikembangkan.

Mengapa PRD Penting?

  • Meningkatkan komunikasi lintas tim: Dengan adanya PRD, tim teknis dan non-teknis memiliki acuan yang sama.
  • Mengurangi risiko kesalahan dan revisi besar di akhir: Dengan mendefinisikan kebutuhan sejak awal, tim bisa lebih fokus dalam implementasi.
  • Membantu dalam estimasi waktu dan biaya proyek: PRD yang jelas mempermudah manajemen proyek dalam merencanakan sumber daya.

Langkah-Langkah Menyusun PRD

  1. Pahami Tujuan Produk: Langkah awal adalah menjawab pertanyaan: Masalah apa yang ingin diselesaikan oleh produk ini?
    Contoh: Aplikasi ini bertujuan mempermudah pengguna dalam mengatur pengingat minum obat harian.
  2. Identifikasi Stakeholder: Libatkan semua pihak yang akan menggunakan atau terpengaruh oleh produk, seperti: Pengguna akhir (end users), tim bisnis, tim teknis dan klien atau investor
  3. Deskripsikan Fitur Utama: Tuliskan daftar fitur yang diinginkan disertai penjelasan seperti tujuan fitur, prioritas (misalnya: must have, nice to have), dan alur pengguna (user flow)
  4. Tentukan Acceptance Criteria: Untuk setiap fitur, tetapkan kriteria keberhasilan. Contoh: Notifikasi pengingat harus muncul 5 menit sebelum waktu yang dijadwalkan, dengan suara dan teks.
  5. Tentukan Asumsi dan Batasan
    1. Cantumkan asumsi seperti:
      1. Pengguna memiliki koneksi internet
      2. Hanya tersedia di Android untuk versi awal
    2. Dan juga batasan seperti:
      1. Tidak mendukung notifikasi Lokasi
      2. Tidak menyimpan data medis pengguna
    3. Tulis dalam Bahasa yang Jelas dan Tidak Ambigu: Gunakan bahasa yang mudah dipahami lintas fungsi, hindari jargon teknis yang tidak perlu.
    4. Gunakan Format Visual Bila Perlu: Tambahkan wireframe, diagram alur (flowchart), atau mockup sederhana agar lebih mudah dipahami.

Kesalahan Umum Saat Menyusun PRD

  1. Terlalu banyak detail teknis → Fokuslah pada apa yang dibutuhkan, bukan bagaimana mengimplementasikannya.
  2. Tidak melibatkan pengguna akhir dalam proses → Uji dan validasi kebutuhan sejak awal.
  3. Tidak memperbarui PRD saat terjadi perubahan → Jadikan PRD dokumen hidup (living document).

 

Referensi: