Requirement gathering atau pengumpulan kebutuhan merupakan tahapan krusial dalam proses rekayasa perangkat lunak. Tahapan ini berfungsi untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan kebutuhan pengguna, stakeholder, dan sistem secara menyeluruh. Artikel ini membahas konsep dasar requirement gathering, teknik-teknik yang umum digunakan, tantangan yang dihadapi, serta pentingnya keterlibatan stakeholder dalam tahap ini untuk menjamin kesuksesan proyek perangkat lunak.

Dalam proses pengembangan perangkat lunak, kualitas hasil akhir sangat bergantung pada kejelasan dan kelengkapan kebutuhan yang dikumpulkan di tahap awal. Requirement gathering adalah tahap awal dari Software Development Life Cycle (SDLC) yang bertujuan untuk memahami apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna sebelum desain dan implementasi dilakukan (Pressman & Maxim, 2020).

Pengertian Requirement Gathering

Requirement gathering adalah proses sistematis untuk memahami, mendokumentasikan, dan memvalidasi kebutuhan dari pengguna dan stakeholder terhadap sistem yang akan dikembangkan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan dokumen kebutuhan (requirement specification) yang akan menjadi acuan dalam seluruh tahapan pengembangan.

Metode dan Teknik Requirement Gathering

Beberapa teknik yang umum digunakan dalam requirement gathering meliputi:

  1. Wawancara (Interviews) – Bertemu langsung dengan stakeholder untuk mendapatkan informasi yang mendalam.
  2. Kuesioner (Questionnaires) – Berguna ketika melibatkan banyak pengguna dengan waktu yang terbatas.
  3. Observasi – Mengamati langsung proses kerja pengguna untuk memahami konteks sistem.
  4. Workshop dan Focus Group – Sesi diskusi kelompok yang melibatkan berbagai pihak untuk menggali kebutuhan secara kolaboratif.
  5. Prototyping – Membuat versi awal dari sistem untuk mengidentifikasi kebutuhan secara iteratif.

Tantangan dalam Requirement Gathering

Beberapa tantangan yang sering muncul meliputi:

  • Komunikasi yang tidak efektif antara pengembang dan pengguna.
  • Kebutuhan yang berubah-ubah selama siklus proyek.
  • Keterlibatan stakeholder yang rendah dalam proses awal.
  • Kurangnya dokumentasi atau referensi sistem yang lama.

Pentingnya Keterlibatan Stakeholder

Stakeholder memiliki pengetahuan domain yang penting untuk memahami proses bisnis. Keterlibatan mereka secara aktif dapat mengurangi miskomunikasi dan kesalahan persepsi dalam memahami kebutuhan. Rios et al. (2020) menyatakan bahwa proyek dengan keterlibatan stakeholder yang tinggi cenderung lebih sukses dan efisien.

Requirement gathering merupakan fondasi dari proses pengembangan perangkat lunak yang sukses. Dengan menerapkan teknik yang tepat, melibatkan stakeholder secara aktif, dan mengelola tantangan dengan baik, proses ini dapat menghasilkan dokumentasi kebutuhan yang jelas dan akurat. Keberhasilan requirement gathering berdampak langsung pada kualitas dan efektivitas sistem yang dibangun.

 

 

Daftar Pustaka

  1. Ahmad, R., Hussain, A., & Malik, K. (2022). A systematic review on requirement elicitation techniques and challenges in agile software development. Journal of Systems and Software, 184, 111142. https://doi.org/10.1016/j.jss.2021.111142
  2. Pressman, R. S., & Maxim, B. R. (2020). Software Engineering: A Practitioner’s Approach (9th ed.). McGraw-Hill Education.
  3. Bano, M., Zowghi, D., & Ahmed, F. (2021). The impact of stakeholders’ involvement on requirements engineering: A systematic literature review. Information and Software Technology, 134, 106562. https://doi.org/10.1016/j.infsof.2021.106562