Jenis-Jenis Saham: Saham Blue Chip, Growth Stock, dan Saham Gorengan
Sumber: https://pin.it/1D1K5zSGl
Pendahuluan
Investasi di pasar saham semakin diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga investor profesional. Namun, sebelum terjun ke dunia saham, penting bagi calon investor untuk memahami jenis-jenis saham yang tersedia di pasar. Setiap jenis saham memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari tingkat risiko, potensi keuntungan, hingga tujuan investasinya. Misalnya, saham blue chip dikenal dengan stabilitas dan pembagian dividen yang konsisten, sehingga cocok bagi investor konservatif dengan tujuan jangka panjang. Sebaliknya, saham pertumbuhan (growth stock) dan saham spekulatif seperti saham gorengan, cenderung menawarkan potensi keuntungan lebih besar, namun dengan risiko yang jauh lebih tinggi. Mengetahui perbedaan ini sangat penting agar investor dapat menyesuaikan portofolio mereka dengan profil risiko dan tujuan finansial masing-masing.
Apa Itu Saham?
Saham adalah instrumen keuangan yang merepresentasikan kepemilikan seseorang atas sebagian dari suatu perusahaan. Dengan memiliki saham, seseorang menjadi bagian dari pemilik perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian aset serta keuntungan yang dihasilkan, sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Kepemilikan saham juga memberi hak kepada investor untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan penting melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dalam dunia investasi, saham berperan penting sebagai salah satu instrumen yang menjanjikan karena mampu memberikan keuntungan dalam bentuk capital gain maupun dividen. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual yang lebih tinggi dibanding harga beli saham, sedangkan dividen merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Karena potensi keuntungannya yang relatif tinggi, saham menjadi pilihan menarik bagi investor yang memiliki toleransi terhadap risiko yang lebih besar.
Berikut adalah tiga jenis saham yang umum dikenal di pasar modal Indonesia:
- Saham Blue Chip
Saham blue chip merupakan saham dari perusahaan besar yang telah mapan, stabil, dan memiliki reputasi baik di industrinya. Saham ini dikenal memiliki harga yang relatif stabil dan cenderung memberikan dividen secara rutin, sehingga cocok untuk investasi jangka panjang. Meski demikian, saham blue chip biasanya memiliki harga yang cukup mahal dan pertumbuhannya cenderung lambat. Oleh karena itu, saham jenis ini lebih cocok bagi investor konservatif atau pemula yang mengutamakan kestabilan dan penghasilan pasif dari dividen.
Contoh: BBRI (Bank Rakyat Indonesia), UNVR (Unilever Indonesia), dan TLKM (Telkom Indonesia).
- Growth Stock (Saham Pertumbuhan)
Growth stock adalah saham dari perusahaan yang sedang bertumbuh pesat, namun belum tentu rutin membagikan dividen. Saham jenis ini biasanya berasal dari sektor-sektor inovatif atau perusahaan yang sedang melakukan ekspansi besar-besaran. Keunggulan utama dari growth stock adalah potensi capital gain yang tinggi, sehingga cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang. Namun, karena fokus perusahaan lebih kepada pertumbuhan bisnis daripada pembagian dividen, saham ini juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Investor agresif yang siap menghadapi fluktuasi harga pasar menjadi profil yang paling sesuai untuk saham jenis ini.
Contoh: MDKA (Merdeka Copper Gold) dan ARTO (Bank Jago).
- Saham Gorengan
Saham gorengan adalah istilah yang merujuk pada saham berkapitalisasi kecil yang harganya mudah dimanipulasi dan sering kali mengalami lonjakan atau penurunan drastis dalam waktu singkat. Ciri-cirinya meliputi lonjakan volume perdagangan yang tiba-tiba, fluktuasi harga yang ekstrem, serta minimnya informasi transparan mengenai fundamental perusahaan. Walaupun menawarkan potensi keuntungan besar dalam waktu singkat, saham gorengan memiliki risiko yang sangat tinggi dan rentan terhadap praktik manipulasi pasar oleh “bandar”. Jenis saham ini umumnya hanya cocok untuk spekulan berpengalaman dan tidak direkomendasikan bagi investor pemula.
Tips Memilih Jenis Saham Sesuai Profil Risiko
Memilih jenis saham yang tepat harus dimulai dengan mengenali tujuan investasi dan profil risiko pribadi. Jika tujuan investasi bersifat jangka pendek, maka saham yang relatif stabil dan likuid lebih direkomendasikan. Sebaliknya, untuk tujuan jangka panjang seperti dana pensiun, saham blue chip dengan kinerja kuat dan dividen stabil bisa menjadi pilihan. Selain itu, penting bagi investor untuk memahami sejauh mana mereka mampu menanggung risiko. Investor konservatif biasanya lebih memilih saham yang aman dan berisiko rendah, sedangkan investor agresif lebih nyaman mengambil risiko demi potensi capital gain yang lebih tinggi.
Strategi penting lainnya adalah diversifikasi, yaitu menyebar investasi ke berbagai sektor dan jenis saham untuk mengurangi risiko. Hal ini terbukti efektif dalam menstabilkan portofolio. Tak kalah penting, sebelum membeli saham, investor perlu mempelajari fundamental perusahaan, seperti laporan keuangan dan prospek bisnisnya. Analisis ini membantu investor mengambil keputusan yang lebih rasional dan menghindari jebakan saham spekulatif.
Dengan memahami berbagai jenis saham dan karakteristiknya, investor dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan terukur. Setiap saham memiliki potensi dan risiko tersendiri, sehingga penting untuk menyesuaikannya dengan tujuan dan kenyamanan pribadi dalam berinvestasi. Pada akhirnya, literasi finansial yang baik adalah kunci menuju kesuksesan dalam dunia investasi saham.
Referensi:
CIMB Niaga. Kenali Jenis-Jenis Saham dan Keuntungannya. Diakses dari https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/gayahidup/jenis-jenis-saham pada 3 Juni 2025.
Hilal, M. (2025). Apa itu Saham: Pengertian, Keuntungan, dan Risikonya. Antara News. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/4565510/apa-itu-saham-pengertian-keuntungan-dan-risikonya pada 3 Juni 2025.
Brids. (2025). Apa Itu Pemegang Saham? Pengertian, Jenis, dan Tanggung Jawab. brids. Diakses dari https://www.brights.id/id/blog/pemegang-saham pada 3 Juni 2025.
Brids. (2025). Saham Biasa: Pengertian, Keuntungan, dan Risiko yang Perlu Dipahami. brids. Diakses dari https://www.brights.id/id/blog/saham-biasa pada 3 Juni 2025.
Shaid, N. J. (2024). Apa Itu Saham Blue Chip: Pengertian, Keuntungan, dan Contohnya. KOMPAS.com. Diakses dari https://money.kompas.com/read/2024/08/30/235645426/apa-itu-saham-blue-chip-pengertian-keuntungan-dan-contohnya pada 4 Juni 2025.
Nurawan, M. R. & Mahendra, R. (2023). Ap aitu Saham Blue Chip? Berikut Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya. Bisnis.com. Diakses dari https://market.bisnis.com/read/20231110/7/1712685/apa-itu-saham-blue-chip-berikut-pengertian-ciri-ciri-dan-contohnya pada 4 Juni 2025.
Ismail, I. (2023). Pengertian Growth Stock dalam Saham dan 4 Cara Mudah Mengetahuinya. Accurate Online. Diakses dari https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-growth-stock/ pada 4 Juni 2025.
Medina, M. I. (2023). Growth Stock: Arti, Karakteristik, dan Cara Mengetahuinya. Glints. Diakses dari https://glints.com/id/lowongan/growth-stock-adalah/ pada 4 Juni 2025.
Stockbit. (2023). Apa Yang Dimaksud Dengan Saham Gorengan? Kenali Ciri-Cirinya. Stockbit Snips. Diakses dari https://snips.stockbit.com/investasi/apa-yang-dimaksud-dengan-saham-gorengan-kenali-ciri-cirinya pada 4 Juni 2025.
Malik, A. (2024). Jangan Terjebak Saham Gorengan, Ini Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya. Bareksa.com. Diakses dari https://www.bareksa.com/berita/saham/2024-01-25/jangan-terjebak-saham-gorengan-ini-ciri-ciri-dan-cara-menghindarinya pada 4 Juni 2025.
Ramadhan, K. A. (2024). 10 Cara Memilih Saham dengan Bijak untuk Pemula. Blog Nanovest. Diakses dari https://blog.nanovest.io/tips-dan-tutorial/10-cara-memilih-saham-dengan-bijak-untuk-pemula-6834/ pada 4 Juni 2025.
Asniwati, Y., Nginang, Y., Adrianah, R. S., & Caronge, E. (2024). Analisis efektivitas diversifikasi dalam mengelola risiko portofolio investasi. YUME: Journal of Management, 7(2), 1200–1203.
Comments :