Sumber: https://pin.it/ydXrm3FFZ

Di era digital seperti sekarang, hampir semua hal bisa dilakukan lewat smartphone, termasuk buka rekening, transfer uang, atau bahkan investasi. Bank-bank digital seperti Jago, Blu, Line Bank, hingga SeaBank pun mulai bermunculan untuk menawarkan layanan keuangan tanpa perlu datang ke kantor cabang. Fenomena ini turut mendukung upaya inklusi keuangan, yaitu memastikan setiap lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan keuangan yang memadai. Namun, muncul pertanyaan: apakah keberadaan aplikasi benar-benar mampu menggantikan fungsi dan jangkauan cabang bank konvensional, terutama di wilayah dengan literasi digital rendah?

 

Konsep Inklusi Keuangan di Indonesia

Inklusi keuangan adalah akses dan pemanfaatan layanan keuangan oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tabungan, pembayaran elektronik, hingga pinjaman dan asuransi. Menurut OJK (2024), inklusi keuangan diukur dari penggunaan produk dan jasa keuangan yang kini mencapai 75,02% dari populasi Indonesia. Namun, agar inklusi ini efektif, pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan juga harus ditingkatkan. Karena itu, strategi nasional menekankan pentingnya edukasi keuangan, layanan yang mudah dijangkau, dan produk yang sesuai kebutuhan.

Meski angka inklusi secara nasional meningkat, kesenjangan masih terjadi di daerah pedesaan, kelompok berpendidikan rendah, dan sektor informal. Remaja dan lansia juga termasuk kelompok yang belum sepenuhnya terjangkau. Ini menunjukkan bahwa layanan digital saja belum cukup, dan pendekatan yang lebih inklusif masih sangat dibutuhkan.

 

Perkembangan Bank Digital di Indonesia

Bank digital dan layanan fintech lainnya telah membawa perubahan besar dalam dunia keuangan di Indonesia. Tidak seperti bank konvensional yang mengandalkan cabang fisik, bank digital memungkinkan masyarakat membuka rekening, menabung, hingga berinvestasi hanya lewat aplikasi. Beberapa bank digital di Indonesia, seperti Bank Jago, SeaBank, dan Blu by BCA, tumbuh pesat dengan memanfaatkan ekosistem aplikasi digital yang sudah akrab dengan masyarakat. Bank Jago, misalnya, terintegrasi langsung dengan Gopay dan aplikasi investasi seperti Bibit, sehingga pengguna bisa menabung atau mengatur keuangan tanpa pindah platform. SeaBank juga memanfaatkan basis pengguna Shopee yang besar dan menawarkan bunga tabungan tinggi serta bebas biaya admin, menjadikannya menarik untuk pengguna baru. Dengan pendekatan ini, bank digital mampu menjangkau kalangan muda dan pengguna yang sebelumnya belum punya rekening bank (unbanked).

Fitur-fitur seperti bunga kompetitif, bebas biaya admin, serta desain antarmuka (UI/UX) yang ramah pengguna menjadi kunci dalam menarik minat nasabah. Blu by BCA, contohnya, menawarkan fitur “bluSaving” dan “bluGether” yang cocok untuk menabung secara individu maupun kolektif, lengkap dengan tampilan modern dan praktis. SeaBank menawarkan bunga hingga 7% per tahun dengan proses buka rekening yang cepat langsung lewat aplikasi Shopee. Sementara itu, Line Bank hadir dengan tampilan khas dan fitur cashback, cocok untuk generasi muda yang mencari kemudahan dan pengalaman visual yang menyenangkan.

 

Kelebihan & Kekurangan Bank Digital

Bank digital semakin diminati karena menawarkan kemudahan akses hanya lewat aplikasi di ponsel, tanpa perlu datang ke kantor cabang. Proses seperti buka rekening, transfer, hingga cek saldo bisa dilakukan dengan cepat dan efisien. Biaya operasional yang lebih efisien juga memungkinkan mereka memberikan layanan tanpa biaya admin serta bunga tabungan yang lebih tinggi. Bagi generasi muda yang terbiasa menggunakan teknologi, kecepatan dan kemudahan ini menjadi alasan utama mereka beralih ke layanan perbankan digital. Meski terlihat ideal, bank digital masih memiliki beberapa keterbatasan. Akses layanan sangat bergantung pada koneksi internet dan perangkat yang memadai, yang bisa menjadi tantangan bagi masyarakat di daerah terpencil. Selain itu, tidak semua orang memiliki literasi digital yang cukup, terutama kelompok usia lanjut. Beberapa kebutuhan seperti edukasi keuangan atau bantuan tatap muka juga masih sulit dipenuhi sepenuhnya melalui layanan digital.

 

Studi Kasus

Sebuah studi kasus di Serang, Banten menunjukkan bahwa UMKM kuliner mengalami peningkatan signifikan setelah memanfaatkan bank digital dan strategi pemasaran digital secara bersamaan. Wawancara dengan pemilik UMKM mengungkapkan bahwa kemudahan dalam melakukan transaksi, pembayaran, dan pengelolaan keuangan secara efisien sangat membantu aktivitas sehari-hari usaha mereka. Penggabungan fitur perbankan digital dengan pemasaran melalui media sosial memberi dampak nyata terhadap peningkatan penjualan dan manajemen keuangan yang lebih profesional.

 

Pentingnya Pendekatan Hybrid

Meskipun bank digital menawarkan kemudahan dan efisiensi bagi generasi muda, tidak semua kelompok masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah. Lansia, masyarakat desa, dan penyandang disabilitas tertentu masih menghadapi kendala seperti keterbatasan literasi digital dan akses internet. Karena itu, pendekatan perbankan hybrid yang menggabungkan layanan digital dan cabang fisik muncul sebagai solusi yang lebih inklusif. Dengan model ini, bank tetap bisa melayani kebutuhan kelompok yang belum sepenuhnya digital, tanpa mengabaikan kemajuan teknologi yang terus berkembang.

 

 

Referensi:

Isma. (2024). OJK dan BPS Umumkan Hasil SNLIK 2024. InfoPublik. Diakses dari https://infopublik.id/kategori/nusantara/847814/index.html pada 17 Juni 2025.

Rustan, D. M. (2023). Peran Financial Technology (FinTech) dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia. Jurnal Kolaboratif Sains, 8(1).

Daily Social. (2021). Sinergi Besar Bank Jago dengan Ekosistem Gojek dan Bibit. News @ DailySocial. Diakses dari https://news.dailysocial.id/uncategorized/sinergi-besar-bank-jago-gojek-bibit/ pada 17 Juni 2025.

Quiserto, R. (2022). 9 Aplikasi Bank Digital Branchless Terbaik di Indonesia. Duwitmu. Diakses dari https://duwitmu.com/bank-digital/aplikasi-bank-digital-terbaik-indonesia pada 17 Juni 2025.

Sari, N. K. (2024). Layanan Bank Digital : Kelebihan dan Kekurangan. Hemat Finansial. Diakses dari https://finance.hemat.id/layanan-bank-digital-kelebihan-dan-kekurangan/ pada 17 Juni 2025.

Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Buletin Riset Kebijakan Perbankan, Vol. 3(2). Diakses dari situs resmi OJK

Septariani, D., Widiyarini, W., Asikin, I., Johan, R. S., & Amalia, R. (2024). Peran Penggunaan Bank Digital dan Digital Marketing Dalam Meningkatkan Penjualan UMKM (Studi Kasus UMKM di Serang Banten). Warta Dharmawangsa, Vol. 18(2).