Dengan hadirnya berbagai platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan X (Twitter), masyarakat kini lebih mudah dalam berbagi informasi dan berinteraksi. Namun, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat menimbulkan gejala kecanduan, termasuk perasaan gelisah saat tidak mengakses media sosial, kebutuhan terus-menerus untuk memeriksa notifikasi, hingga gangguan tidur dan konsentrasi.

Menurut World Health Organization (WHO), kecanduan digital telah menjadi isu kesehatan global, dan media sosial menjadi salah satu penyebab utamanya dalam konteks masyarakat modern (WHO, 2021).

Dampak Kecanduan Media Sosial

1. Dampak Psikologis

Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan berhubungan erat dengan kecemasan, depresi, dan gangguan harga diri. FOMO (Fear of Missing Out) sering kali memperburuk kondisi psikologis pengguna yang merasa tertinggal dari aktivitas sosial orang lain yang terlihat di platform digital (Keles et al., 2020).

2. Gangguan Tidur dan Kesehatan Fisik

Paparan layar sebelum tidur dan kebiasaan menggulir media sosial secara terus-menerus menyebabkan kualitas tidur menurun. Hal ini juga berdampak pada kesehatan fisik seperti sakit kepala, gangguan mata, dan gaya hidup sedentari (Alimoradi et al., 2021).

3. Menurunnya Interaksi Sosial Nyata

Ironisnya, media sosial yang dirancang untuk menghubungkan justru dapat menyebabkan isolasi sosial jika digunakan secara kompulsif. Banyak pengguna merasa lebih nyaman berinteraksi secara virtual dibandingkan secara langsung, yang dapat mengganggu keterampilan komunikasi interpersonal (Huang, 2022).

4. Penurunan Produktivitas dan Konsentrasi

Kecanduan media sosial dapat mengalihkan perhatian dari aktivitas penting seperti belajar atau bekerja. Notifikasi yang terus muncul mendorong multitasking yang menurunkan kemampuan fokus dan efisiensi kerja (Przybylski & Weinstein, 2019).

Strategi Penanggulangan

  • Digital Detox: Mengatur waktu tanpa gawai secara berkala untuk mengembalikan keseimbangan mental dan fokus.
  • Penggunaan Fitur Batasan Waktu: Banyak aplikasi kini menyediakan fitur untuk mengatur durasi pemakaian harian.
  • Pendidikan Digital: Edukasi sejak dini tentang penggunaan media sosial yang sehat dapat mencegah kecanduan pada generasi muda.
  • Terapi Psikologis: Untuk kasus berat, terapi kognitif-perilaku (CBT) terbukti efektif membantu individu mengontrol perilaku digital kompulsif.

Kecanduan media sosial merupakan fenomena nyata yang memiliki dampak luas terhadap kesehatan mental, fisik, dan sosial. Dengan meningkatnya kesadaran dan edukasi mengenai penggunaan media sosial yang bijak, diharapkan masyarakat dapat memperoleh manfaat dari teknologi tanpa harus terjebak dalam dampak negatifnya.

Daftar Pustaka

  1. Alimoradi, Z., Lin, C.-Y., Broström, A., Bülow, P. H., & Pakpour, A. H. (2021). Social media addiction and sleep: A systematic review and meta-analysis. Sleep Medicine Reviews, 57, 101467. https://doi.org/10.1016/j.smrv.2020.101467
  2. Keles, B., McCrae, N., & Grealish, A. (2020). A systematic review: The influence of social media on depression, anxiety and psychological distress in adolescents. International Journal of Adolescence and Youth, 25(1), 79–93. https://doi.org/10.1080/02673843.2019.1590851
  3. Huang, C. (2022). Time spent on social network sites and psychological well-being: A meta-analysis. Computers in Human Behavior, 126, 106950. https://doi.org/10.1016/j.chb.2021.106950
  4. Przybylski, A. K., & Weinstein, N. (2019). Digital screen time limits and young children’s psychological well-being: Evidence from a population-based study. Child Development, 90(1), e56–e65. https://doi.org/10.1111/cdev.13007
  5. World Health Organization. (2021). Guidelines on physical activity and sedentary behaviour. Geneva: WHO Press. https://www.who.int/publications/i/item/9789240015128