Arsitektur software design merupakan fondasi penting dalam pengembangan perangkat lunak. Arsitektur ini menggambarkan struktur sistem secara keseluruhan, termasuk komponen-komponen utama, hubungan antar komponen, serta prinsip-prinsip desain yang digunakan untuk mencapai tujuan fungsional dan non-fungsional. Desain arsitektur yang baik dapat meningkatkan kualitas software, memudahkan pemeliharaan, dan mempercepat proses pengembangan.

Pengertian Arsitektur Software

Arsitektur software adalah kerangka kerja yang menentukan bagaimana bagian-bagian dari sebuah sistem perangkat lunak diorganisasi dan berinteraksi satu sama lain. Arsitektur ini mengatur keputusan strategis seperti pemilihan teknologi, pola desain, serta standar yang digunakan dalam pembangunan software. Menurut Bass, Clements, dan Kazman (2012), arsitektur perangkat lunak menjelaskan struktur sistem perangkat lunak dan menyediakan peta jalan bagi pengembang.

 

Komponen Utama Arsitektur Software Design

Beberapa komponen utama dalam arsitektur software design meliputi:

  1. Komponen: Modul atau unit fungsional dari software yang menjalankan tugas tertentu.
  2. Konektor: Mekanisme komunikasi antar komponen, bisa berupa API, protokol komunikasi, atau middleware.
  3. Konfigurasi: Cara pengorganisasian komponen dan konektor dalam sistem.

 

Pola Arsitektur Software

Berbagai pola arsitektur telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sistem yang berbeda, antara lain:

  • Layered Architecture: Memisahkan sistem menjadi beberapa lapisan dengan tanggung jawab berbeda, misalnya presentasi, bisnis, dan data.
  • Microservices Architecture: Mengembangkan aplikasi sebagai kumpulan layanan kecil yang independen dan dapat di-deploy secara terpisah.
  • Event-Driven Architecture: Sistem yang beroperasi berdasarkan event atau kejadian yang terjadi secara asinkron.
  • Client-Server Architecture: Pemisahan antara penyedia layanan (server) dan pengguna layanan (client).

 

Faktor yang Mempengaruhi Desain Arsitektur

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam desain arsitektur antara lain:

  • Kebutuhan Fungsional dan Non-Fungsional: Seperti performa, skalabilitas, keamanan, dan maintainabilitas.
  • Teknologi yang Digunakan: Bahasa pemrograman, platform, dan framework.
  • Tim Pengembang: Keahlian dan pengalaman pengembang.
  • Batasan Proyek: Anggaran, waktu, dan sumber daya.

 

Manfaat Arsitektur Software Design

  • Memudahkan komunikasi antar tim pengembang.
  • Meningkatkan kualitas dan konsistensi software.
  • Mempermudah perawatan dan pengembangan lanjutan.
  • Mendukung skalabilitas dan fleksibilitas sistem.

 

Tantangan dalam Arsitektur Software Design

  • Menyesuaikan desain dengan kebutuhan bisnis yang dinamis.
  • Menghadapi kompleksitas sistem yang meningkat.
  • Mengelola risiko teknologi baru yang belum teruji.
  • Menjaga keseimbangan antara performa dan maintainabilitas.

Arsitektur software design adalah elemen krusial yang menentukan keberhasilan pengembangan perangkat lunak. Dengan memahami pola-pola arsitektur, faktor pendukung, serta tantangan yang ada, pengembang dapat membuat sistem yang handal, efisien, dan mudah dikembangkan di masa depan.

 

 

Daftar Pustaka

  1. Chen, L., Ali Babar, M., & Nuseibeh, B. (2020). “Characterizing Architecturally Significant Requirements: A Systematic Literature Review.” Information and Software Technology, 117, 106211.
  2. Taibi, D., Lenarduzzi, V., & Pahl, C. (2019). “Architectural Patterns for Microservices: A Systematic Mapping Study.” Journal of Systems and Software, 150, 77–91.
  3. Weyns, D., et al. (2021). “Architectural Patterns for Self-Adaptive Systems: A Systematic Literature Review.” ACM Computing Surveys, 54(3), 1–41.
  4. Ali, S., et al. (2022). “A Systematic Review of Software Architecture Recovery Approaches.” IEEE Transactions on Software Engineering, 48(8), 2563–2586.
  5. Li, Y., & Liang, P. (2023). “A Survey on Software Architecture Evaluation Methods: State of the Art and Future Directions.” Journal of Systems Architecture, 140, 102932.