Saham vs. Reksadana: Mana yang Lebih Cocok untuk Investor Pemula?

Pendahuluan
Dilansir dari OJK, Investasi adalah kegiatan menanamkan sejumlah dana atau modal, umumnya dalam jangka panjang, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Hal ini dilakukan melalui pembelian aset seperti properti, saham, atau surat berharga lainnya. Dalam dunia investasi, terdapat berbagai instrumen yang bisa dipilih sesuai dengan tujuan dan profil risiko masing-masing investor. Dua di antaranya yang paling populer dan sering dipilih oleh pemula adalah saham dan reksadana.
Secara sederhana, saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Umumnya berbentuk lembaran atau dokumen resmi yang menyatakan bahwa pemegang saham tersebut memiliki bagian dari perusahaan penerbit. Dengan memiliki saham, seseorang secara hukum diakui sebagai salah satu pemilik perusahaan tersebut (Soebiantoro, 2021)
Menurut Qomariah et al (2016), Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi modern yang hadir sebagai solusi bagi investor yang ingin meminimalkan risiko. Melalui reksadana, dana yang dihimpun dari banyak investor akan dikelola dan diinvestasikan secara terdiversifikasi ke berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, pasar uang, dan efek lainnya. Diversifikasi ini membantu mengurangi potensi kerugian dan meningkatkan peluang keuntungan secara lebih stabil.
Perbedaan Saham dan Reksadana
Dilansir dari MNC Sekuritas, terdapat empat perbedaan utama antara investasi saham dan reksa dana saham yang penting untuk dipahami oleh para investor, terutama pemula. Berikut penjelasannya:
- Pengelolaan Dana
Dalam investasi saham, seluruh keputusan dan pengelolaan dana sepenuhnya dilakukan oleh investor atau trader itu sendiri. Sementara pada reksa dana saham, dana dikelola oleh Manajer Investasi profesional. Investor cukup memantau kinerja melalui laporan seperti fund fact sheet, tanpa terlibat langsung dalam pengambilan keputusan investasi.
Untuk modal awal, investasi saham memerlukan pembelian per lot (1 lot = 100 lembar saham) dengan harga yang bervariasi tergantung saham yang dipilih. Sedangkan pada reksa dana saham, investor bisa mulai berinvestasi hanya dengan Rp10.000, berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan.
- Tingkat Risiko
Setiap investasi tentunya memiliki risiko, termasuk pada saham dan reksa dana saham. Pada investasi saham, terdapat risiko penurunan nilai saham dan likuidasi emiten, sedangkan pada reksa dana saham terdapat risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) unit kepemilikan. Tingkat risiko investasi saham lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana saham karena dikelola langsung oleh investor atau trader. Lain halnya dengan reksa dana saham yang dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman.
- Potensi Keuntungan
Pada saham, investor atau trader mendapatkan keuntungan dari capital gain yaitu selisih harga jual dan harga beli saham, serta keuntungan dari dividen. Namun risikonya tinggi karena harga saham bisa sangat fluktuatif. Pada reksadana, investor mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai unit kepemilikan, dengan risiko lebih rendah karena dikelola oleh Manajer Investasi dan portofolionya terdiversifikasi.
- Proses Pencairan Dana
Pada saham, dana hasil penjualan saham akan masuk ke Rekening Dana Investor (RDI) pada T+2, yaitu 2 (dua) hari bursa setelah tanggal transaksi. Pada reksa dana saham, proses pencairan dana membutuhkan proses lebih panjang karena melibatkan Manajer Investasi.
Mana yang Lebih Cocok untuk Pemula?
Menurut Adhianto (2020), Pelaksanaan investasi pada reksa dana merupakan pilihan yang cocok bagi investor pemula karena risikonya relatif lebih rendah dibandingkan berinvestasi langsung di pasar modal. Dana yang diinvestasikan, meskipun kecil, akan digabung dengan dana dari investor lain dan dikelola oleh Manajer Investasi profesional yang telah diakui oleh OJK. Dengan portofolio yang terdiversifikasi, potensi kerugian bisa diminimalkan karena jika ada aset yang turun, aset lain bisa menutupinya. Tak heran, jumlah investor reksa dana di Indonesia terus meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 5% setiap bulan.
Tips Memulai Investasi
Dilansir dari BCALife, bagi pemula yang ingin memulai investasi diperlukan strategi agar terhindar dari resiko. Berikut beberapa tips sebelum memulai investasi
- Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu
Langkah awal yang penting adalah menetapkan tujuan dan durasi investasi. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus dalam memilih produk investasi yang sesuai, misalnya untuk dana pernikahan lima tahun lagi atau liburan keluarga dua tahun ke depan.
- Kenali Profil Risiko
Sebelum memilih produk, pahami profil risiko Anda—apakah termasuk tipe konservatif, moderat, atau agresif. Ini akan memudahkan dalam memilih instrumen yang sesuai dengan kenyamanan dan kemampuan finansial Anda.
- Gunakan Dana Khusus
Gunakan dana khusus atau “uang dingin” yang tidak digunakan untuk kebutuhan harian. Ini penting agar risiko kerugian tidak mengganggu keuangan utama, terutama saat Anda masih dalam tahap belajar investasi.
- Perbanyak Pengetahuan
Teruslah belajar dan ikuti perkembangan informasi seputar dunia investasi. Membaca berita ekonomi dan memahami tren pasar akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat.
- Konsisten Berinvestasi
Investasi yang rutin, misalnya setiap bulan, akan memberikan hasil yang lebih optimal dalam jangka panjang. Konsistensi adalah kunci untuk mencapai tujuan finansial Anda.
Pastikan untuk memilih platform investasi yang resmi dan terpercaya, yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Hal ini penting untuk keamanan dana dan kenyamanan dalam bertransaksi.
Referensi
Adhianto, D. (2020). Investasi reksa dana sebagai alternatif investasi bagi investor pemula. Jurnal E-Bis, 4(1), 32-44.
BCALife. “Masa Depan Aman, 5 Tips Investasi Untuk Pemula Agar Cuan!”. Diakses dari https://www.bcalife.co.id/info/tahapan-kehidupan/masa-lajang/masa-depan-aman-5-tips-investasi-untuk-pemula-agar-cuan pada tanggal 21 Mei 2025.
MNCSekuritas. “Tips MotionTrade: Ketahui 4 Perbedaan Saham dan Reksa Dana Saham”. Diakses dari https://www.mncsekuritas.id/pages/tips-motiontrade-ketahui-4-perbedaan-saham-dan-reksa-dana-saham/ pada tanggal 21 Mei 2025.
OJK. “Pengelolaan Investasi”. Diakses dari https://ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Pengelolaan-Investasi.aspx pada tanggal 21 Mei 2025
Qomariah, N., Sari, M. I., & Budiarti, D. A. (2016). Perbandingan kinerja reksadana syariah dan reksadana konvensional (pada reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap yang terdaftar di BEI periode 2010-2014). Jurnal Keuangan dan Perbankan, 20(3), 417â-427.
Soebiantoro, U. (2021). Perdagangan Saham yang Paling Moncer dalam Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan, 15(01).
Comments :