Halo Sahabat Binus Bekasi Beken!!

Pada artikel kali ini, kita akan membahas topik menarik dari dunia service management, yaitu Service Profit Logic (SPL). Kalian pasti jadi penasaran kan? apa sih service profit logic itu?? langsung aja yuk kita bahas!

Dalam dunia bisnis, banyak perusahaan, terutama di sektor manufaktur yang menggunakan pendekatan traditional profit logic, di mana proses internal seperti produksi atau operasional dianggap sebagai biaya (cost) yang harus ditekan demi efisiensi. Namun, pendekatan ini tidak sepenuhnya cocok diterapkan pada bisnis berbasis layanan. Di sinilah muncul konsep service profit logic, yang memandang proses internal bukan hanya sebagai biaya, tetapi juga sebagai bagian penting dari penciptaan nilai dan keuntungan.

Jadi, service profit logic adalah cara pandang yang melihat bahwa aktivitas internal dalam perusahaan jasa berkontribusi langsung terhadap penciptaan keuntungan, bukan hanya sebagai pengeluaran. Dalam model ini, interaksi antara karyawan dan pelanggan menjadi inti dari nilai yang ditawarkan. Oleh karena itu, kualitas proses pelayanan, termasuk sikap dan kemampuan staf, mempengaruhi pengalaman pelanggan dan berdampak langsung pada kepuasan, loyalitas, dan profitabilitas.

Salah satu prinsip utama dalam service profit logic adalah bahwa karyawan yang berada di garis depan layanan (frontliner) seperti resepsionis, kasir, atau pelayan, tidak hanya menjalankan fungsi pelayanan, tetapi juga berperan sebagai pemasar dan penjual. Mereka adalah wajah perusahaan yang langsung berinteraksi dengan pelanggan dan mampu membentuk persepsi merek serta mendorong penjualan secara tidak langsung.

Contohnya dalam industri perhotelan:

  • Iklan dan promosi memang diperlukan untuk menarik pengunjung (fungsi eksternal).
  • Namun, resepsionis yang ramah, memberikan rekomendasi layanan tambahan, dan menciptakan pengalaman menyenangkan adalah faktor nyata yang membuat pelanggan puas dan kembali datang dan bahkan mungkin memberikan ulasan positif atau merekomendasikan ke orang lain.

Dengan kata lain, aktivitas pelayanan internal mendukung efektivitas eksternal dan menjadi bagian integral dari proses pemasaran itu sendiri.

Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang bisa memisahkan secara tegas antara aktivitas produksi dan pemasaran, dalam bisnis layanan keduanya saling melekat. Aktivitas internal seperti pelayanan, komunikasi, dan hubungan personal dengan pelanggan adalah bagian dari “produk” yang dinikmati pelanggan.

Oleh sebab itu, melihat proses internal hanya sebagai biaya adalah hal yang keliru dalam bisnis services. Justru, investasi pada pelatihan staf, budaya layanan, dan kualitas interaksi pelanggan adalah sumber keuntungan jangka panjang.

Kesimpulannya, service profit logic mengajarkan bahwa dalam bisnis services, keuntungan tidak hanya berasal dari strategi pemasaran atau efisiensi biaya, tetapi juga dari pengalaman pelanggan yang dibentuk oleh proses internal. Semakin baik kualitas layanan yang diberikan oleh karyawan, semakin besar peluang bisnis untuk mendapatkan loyalitas pelanggan dan menciptakan profit berkelanjutan.

 

 

Referensi:

Gronroos, C. (2016). Service Management and marketing: Managing the Service Profit Logic. John Wiley & Sons.