Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin berkembang dan memberikan dampak signifikan dalam berbagai bidang, termasuk desain UI/UX. AI menghadirkan transformasi dalam cara desainer bekerja, meningkatkan efisiensi tanpa sepenuhnya menggantikan peran manusia. AI memungkinkan pekerjaan menjadi lebih efisien dengan otomatisasi berbagai tugas. Saat ini, beberapa aplikasi dapat secara otomatis mengelompokkan data, memberikan kesimpulan suatu ide, serta mengorganisir aset desain. Automasi ini bukan berarti semua pekerjaan akan diambil alih oleh AI, melainkan membantu desainer bekerja dengan lebih efektif.

Tidak semua tugas dapat dilakukan oleh AI. Desainer masih memiliki peran penting dalam mendefinisikan visi produk dan menyusun user flows, yang membutuhkan pemahaman mendalam serta kreativitas manusia. Sementara itu, tugas seperti mengorganisir aset desain dan membuat spesifikasi untuk pengembang dapat dilakukan dengan bantuan AI untuk meningkatkan produktivitas.

Beberapa tugas taktis, seperti mengorganisir data mentah atau membuat mockup, adalah tugas yang dapat diotomatisasi karena mengikuti pola yang dapat diprediksi. Dengan menyerahkan tugas-tugas ini kepada AI desainer dapat menghemat waktu dan energi untuk fokus pada aktivitas yang tidak bisa dikerjakan oleh AI.

Sebaliknya, mengotomatisasi tugas seperti merancang visi desain memiliki risiko tinggi. Tugas-tugas ini memerlukan penilaian yang matang, kesadaran kontekstual, dan pemahaman mendalam tentang perilaku manusia, yang hingga saat ini masih sulit direplikasi oleh AI.

AI telah menjadi alat yang dapat meningkatkan produktivias dan kualitas kerja desainer. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan AI dapat mempercepat proses pembuatan deliverables hingga 33% dan meningkatkan kualitasnya hingga 40%. Dengan AI, desainer dapat bekerja lebih efisien, mengurangi pekerjaan repetitif, dan fokus pada bagian yang memerlukan kreativitas dan pemikiran manusia. Oleh karena itu, penting bagi para desainer untuk memahami dan memanfaatkan AI dengan baik. Pada Jacob’s law of AI menegaskan bahwa seseorang tidak akan kehilangan pekerjaannya karena AI, tetapi karena ada orang yang lebih mahir dalam menggunakannya. Di masa depan, ketika alat AI semakin canggih, penguasaan teknologi akan menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang dalam bidang UI/UX.

 

Referensi:
https://www.nngroup.com/articles/prepare-for-ai/
https://www.nngroup.com/articles/ai-ux-getting-started/