Di era digital saat ini, menjadi hal yang lumrah melihat influencer mempromosikan berbagai hal di media sosial—mulai dari skincare, makanan viral, hingga… perjudian? Yap, kamu nggak salah baca.

Penelitian terbaru dari Bournemouth University di Inggris mengungkap sisi lain dari dunia influencer marketing: banyak dari mereka secara tidak langsung mendorong anak muda untuk terlibat dalam aktivitas berjudi. Studi ini dilakukan dengan metode scoping review terhadap 41 studi internasional, dan fokus pada bagaimana anak-anak dan remaja (disebut CYP atau Children and Young People) terpapar konten perjudian lewat media sosial.

Platform Favorit Gen Z, Ladang Iklan Judi

Twitch, TikTok, YouTube. Tiga platform ini mungkin sudah jadi bagian dari rutinitas harian kita. Tapi tahu nggak, di balik video lucu dan stream game favoritmu, ada juga konten terselubung yang mempromosikan judi?

Influencer dan streamer sering menyisipkan promosi judi dalam bentuk live stream, kuis berhadiah, atau sekadar “tips menang taruhan”. Mereka menggunakan bahasa santai, humor, atau bahkan meme—strategi yang sangat dekat dengan cara Gen Z berkomunikasi.

Bahkan ada kategori khusus yang disebut “tipster”, yaitu influencer yang rutin membagikan prediksi hasil pertandingan dan strategi taruhan. Sayangnya, semua ini dikemas dengan cara yang fun, bikin anak muda jadi nggak sadar kalau yang mereka lihat itu sebenarnya iklan perjudian.

Kenapa Anak Muda Jadi Target?

Karena anak muda cenderung lebih percaya pada influencer dibanding brand. Mereka juga masih dalam tahap perkembangan psikologis—mudah terpengaruh, mencari pengakuan sosial, dan seringkali belum bisa membedakan mana konten asli dan mana yang sponsor.

Penelitian ini menunjukkan bahwa makin sering seseorang terpapar konten judi dari influencer, makin besar kemungkinan mereka menganggap judi itu “normal” atau bahkan “seru”. Akibatnya? Muncul keinginan untuk coba-coba, yang kalau nggak dikontrol bisa jadi kebiasaan.

Apa Hubungannya dengan Business IT?

Sebagai mahasiswa Business Information Technology, isu ini penting banget. Dunia digital marketing dan influencer marketing adalah bagian besar dari industri kita. Tapi kita juga punya tanggung jawab etis dalam membangun produk, platform, dan strategi komunikasi.

Sebagai digital native yang mungkin nanti akan kerja di bidang content strategy, UI/UX, atau digital analytics, kita harus aware bahwa data bukan cuma tentang klik dan engagement, tapi juga tentang dampaknya ke masyarakat. Kita bisa bantu menciptakan algoritma yang lebih etis, tools untuk deteksi konten berbahaya, atau kampanye edukasi yang ngajarin anak muda soal literasi digital.

Lalu, Harus Gimana?

Peneliti menyarankan beberapa solusi: pertama, regulasi yang lebih ketat soal promosi judi oleh influencer. Kedua, transparansi iklan—harus jelas mana yang sponsor, mana yang bukan. Ketiga, edukasi digital ke anak muda supaya mereka lebih kritis terhadap konten yang mereka lihat.

Dan buat kita sebagai mahasiswa BIT, ini jadi refleksi penting: jangan cuma bikin teknologi yang canggih, tapi juga yang bertanggung jawab. Karena di balik setiap baris kode atau strategi konten, ada manusia yang akan terdampak.

Penutup: Saatnya Melek Digital, Bukan Cuma Jago Scroll

Kalau selama ini kamu mengira iklan judi itu cuma muncul di situs gelap atau acara bola larut malam, pikirkan lagi. Lewat influencer, konten seperti ini masuk secara halus ke timeline kita setiap hari.

Yuk mulai lebih kritis dan sadar digital. Karena sebagai generasi yang akan memimpin dunia digital selanjutnya, kita nggak cuma butuh skill coding atau digital marketing, tapi juga empati dan integritas.