Dalam proses pengembangan sistem, terutama sistem perangkat lunak, istilah testing dan evaluasi sering digunakan. Meski terdengar serupa dan saling berkaitan, keduanya memiliki fokus dan tujuan yang berbeda. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci perbedaan antara testing dan evaluasi dalam konteks pengembangan sistem, serta bagaimana keduanya berperan dalam menjamin kualitas dan efektivitas sistem.

Pengembangan sistem tidak hanya mencakup proses perancangan dan implementasi, tetapi juga tahap verifikasi dan validasi hasil kerja. Dalam tahap ini, testing dan evaluasi memainkan peran penting. Namun, masih banyak yang menganggap kedua istilah ini identik, padahal terdapat perbedaan mendasar dalam pendekatan, tujuan, dan waktu pelaksanaannya dalam siklus hidup pengembangan sistem.

 

Pengertian Testing

Testing adalah proses teknis untuk mengidentifikasi kesalahan (bugs) atau cacat (defects) dalam sistem. Testing biasanya dilakukan oleh tim pengembang atau penguji sistem, dan fokus utamanya adalah pada validasi dan verifikasi terhadap spesifikasi teknis sistem.

Beberapa jenis testing antara lain:

  • Unit Testing – menguji bagian terkecil dari aplikasi (modul/fungsi).
  • Integration Testing – menguji integrasi antar modul.
  • System Testing – menguji seluruh sistem sebagai satu kesatuan.
  • Acceptance Testing – menguji apakah sistem memenuhi kebutuhan pengguna.

Testing dilakukan secara sistematis dan biasanya menggunakan alat bantu otomatis (automated testing) untuk meningkatkan efisiensi.

 

Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang lebih luas dan bertujuan untuk menilai sejauh mana sistem memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna serta efisiensi dan efektivitas penggunaan sistem dalam konteks operasional. Evaluasi lebih bersifat user-oriented dan dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Bentuk evaluasi bisa berupa:

  • Uji coba pengguna (user testing)
  • Observasi langsung saat penggunaan sistem
  • Kuesioner kepuasan pengguna
  • Analisis kebergunaan (usability testing)

Evaluasi mempertimbangkan pengalaman pengguna (user experience), antarmuka sistem, serta dampak sistem terhadap proses bisnis atau kegiatan pengguna.

 

Perbedaan Testing dan Evaluasi

Aspek Testing Evaluasi
Tujuan Menemukan kesalahan teknis pada sistem Menilai manfaat dan kegunaan sistem
Fokus Fungsi dan performa sistem Kepuasan dan pengalaman pengguna
Waktu pelaksanaan Selama proses pengembangan Setelah sistem digunakan atau diimplementasi
Pelaksana Tim pengembang atau QA Pengguna akhir, analis sistem
Metode Uji teknis, simulasi, debugging Survei, wawancara, observasi

Testing dan evaluasi adalah dua proses penting dalam pengembangan sistem yang saling melengkapi. Testing lebih bersifat teknis dan dilakukan untuk memastikan sistem berjalan sesuai spesifikasi, sedangkan evaluasi lebih menekankan pada bagaimana sistem diterima dan dimanfaatkan oleh pengguna. Memahami perbedaan ini membantu tim pengembang untuk menghasilkan sistem yang tidak hanya bebas dari kesalahan, tetapi juga relevan dan bermanfaat bagi penggunanya.

 

Daftar Pustaka

  1. Saputra, R., & Hidayat, T. (2020). Penerapan Metode Testing pada Pengembangan Sistem Informasi Akademik. Jurnal Sistem Informasi, 16(2), 134–142. https://doi.org/10.21609/jsi.v16i2.940
  2. Wulandari, D., & Siregar, F. (2019). Evaluasi Kebergunaan Sistem Informasi Menggunakan Metode SUS (System Usability Scale). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 6(4), 309–316. https://doi.org/10.25126/jtiik.201964309
  3. Nugroho, H., & Lestari, M. (2021). Perbedaan Testing dan Evaluasi pada Pengembangan Aplikasi Mobile: Studi Literatur. Jurnal Ilmu Komputer dan Aplikasi, 8(1), 23–30. https://doi.org/10.22219/jika.v8i1.1152
  4. Sari, N., & Pratama, A. (2022). Pengaruh Hasil Evaluasi Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna dalam Sistem Informasi Manajemen. Jurnal Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi, 5(2), 75–82.
  5. Rachman, A. R., & Putri, D. (2023). Analisis Testing dan Evaluasi dalam Siklus Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Web. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, 9(1), 44–51. https://doi.org/10.31764/jtsi.v9i1.1387