AI: Sahabat atau Ancaman bagi Desainer UX?
Tren desain yang digerakkan oleh AI mengubah lanskap desain UX/UI dengan menganalisis data untuk memprediksi tren, menghasilkan konsep desain inovatif, dan menyediakan pengalaman pengguna yang dipersonalisasi melalui chatbot dan asisten virtual. AI mengoptimalkan antarmuka dengan melacak perilaku pengguna, memungkinkan desainer untuk membuat keputusan berdasarkan data yang meningkatkan kepuasan dan keterlibatan pengguna. Pemanfaatan teknologi AI ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna tetapi juga membedakan merek di pasar yang kompetitif, memungkinkan perusahaan untuk menciptakan pengalaman unik yang membangun loyalitas dan kepercayaan merek.
AI dalam Meningkatkan User Experience
Kemajuan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi, terutama dalam desain dan pengembangan pengalaman pengguna (UX). AI memungkinkan desainer UI/UX untuk menciptakan produk dan aplikasi yang lebih personal, meningkatkan keterlibatan pengguna.
- Personalisasi

AI menganalisis kebiasaan dan preferensi pengguna untuk memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi. Contohnya, aplikasi streaming video seperti Netflix dan YouTube merekomendasikan konten berdasarkan riwayat tontonan pengguna. Produk yang dipersonalisasi meningkatkan kepuasan pengguna karena terasa lebih relevan bagi mereka.
- Natural Language Processing (NLP)
NLP memungkinkan AI untuk memahami bahasa manusia dalam bentuk teks atau suara. Teknologi ini menggabungkan komputasi linguistik, machine learning, dan deep learning. Contohnya adalah chatbot dan asisten suara seperti Google Assistant, Siri, dan Alexa, yang menggunakan pengenalan suara untuk merespons perintah pengguna. NLP menciptakan interaksi yang lebih alami dan intuitif.
- Predictive Analytics
AI memprediksi perilaku pengguna di masa depan berdasarkan data historis. Ini memungkinkan pemberian rekomendasi dan informasi yang relevan. Desainer dapat mengidentifikasi kesulitan pengguna, seperti produk yang dimasukkan ke keranjang tetapi tidak dibeli di e-commerce. Di sektor perbankan, AI memprediksi risiko kredit dan mendeteksi penipuan.
Seiring meningkatnya ekspektasi pelanggan, pemanfaatan kemampuan AI dapat memberi desainer keunggulan dalam menghadapi persaingan.

Kecerdasan buatan (AI) semakin memainkan peran yang lebih besar dalam berbagai sektor bisnis. Bidang desain UX tidak terkecuali. Meskipun beberapa pengembang dan desainer UX masih skeptis terhadap AI, mereka mulai menggunakan AI karena banyaknya manfaat yang ditawarkannya.
Faktanya, survei terbaru oleh HubSpot menunjukkan bahwa sekitar 49% desainer UX menggunakan AI untuk bereksperimen dengan strategi atau elemen desain baru.
Dengan menguasai desain AI dan UX, tim pengembangan produk dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Mari kita pertimbangkan beberapa cara di mana AI dapat berperan dalam proses pengembangan produk.
1. Pengujian A/B
Pengujian A/B manual tradisional melibatkan pembuatan beberapa variasi solusi desain UX, atau eksperimen, kemudian melakukan pengujian dengan pengguna sebenarnya dan menganalisis respons mereka terhadap setiap varian desain. AI dapat membuat seluruh proses ini jauh lebih cepat dan lebih akurat. Sementara pengujian A/B tradisional memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan manusia, AI memastikan pendekatan yang lebih sistematis dan terukur untuk pengujian dan analisis. AI dapat menganalisis sejumlah besar data pengguna secara real time, mengidentifikasi pola dan wawasan lebih cepat daripada metode manual.
Dengan memanfaatkan pengujian dan analisis A/B berbasis AI, desainer UX dapat melakukan hal berikut:
- lebih memahami tingkat konversi
- pelajari tentang keterlibatan pengguna
- mengidentifikasi tren dan pola dalam perilaku pengguna
Dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang semua metrik yang relevan, AI dapat membantu desainer UX dalam membuat keputusan desain berdasarkan data.
2. Optimasi Perjalanan Pengguna
Dengan menggunakan algoritma AI untuk menganalisis data pengguna yang ada, pengembang dan desainer UX dapat mengoptimalkan perjalanan pengguna di masa mendatang. Mereka dapat menemukan titik lemah yang membuat pengguna mengalami kendala dan mengatasinya untuk memastikan bahwa pengguna mengalami perjalanan daring yang lancar.
3. Personalisasi Hiper
Personalisasi adalah kunci untuk pengalaman pengguna yang lancar. Pemanfaatan AI dalam desain UX memungkinkan pengembang dan desainer untuk menyediakan pengalaman pengguna yang unik, dipersonalisasi, dan disesuaikan yang memenuhi kebutuhan pengguna. Teknologi personalisasi dapat menganalisis data pengguna dan memberikan rekomendasi yang relevan. Fitur Discover Weekly dari Spotify memberikan contoh yang sangat baik. Platform ini membuat daftar putar sesuai dengan kebiasaan mendengarkan pengguna.
REFERENSI
- https://sis.binus.ac.id/2023/06/15/manfaat-ai-dalam-peningkatan-user-experience/
- https://wesoftyou.com/ai/the-influence-of-ai-on-ux-ui-design/
- https://www.uxmatters.com/mt/archives/2024/11/the-impact-of-artificial-intelligence-on-ux-design.php
Comments :