Toxic positivity adalah sebuah konsep psikologis yang menggambarkan tekanan sosial untuk selalu berpikir positif dalam segala situasi, menunjukkan sikap optimis, dan tampak bahagia di tengah tantangan atau kesulitan yang sebenarnya sangat menekan. Sikap ini mengabaikan fakta bahwa emosi negatif juga merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Dengan menekan emosi negatif ini dapat mengalami berbagai masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.

Drama korea “Weightlifting Fairy Kim Bok Joo” adalah contoh yang menampilkan toxic positivity, hal ini tampak pada karakter utama yaitu Kim Bok Joo yang merupakan seorang atlet angkat besi yang menghadapi ekspektasi sosial untuk terus bersikap positif dan kuat meskipun dirinya sedang berjuang dengan berbagai tekanan internal dan eksternal.

Bentuk-bentuk toxic positivity yang terjadi pada Kim Bok Joo, diantaranya:

  • Ekspektasi untuk selalu kuat: Sebagai seorang atlet angkat besi, Bok Joo mengalami tekanan dari lingkungan sosialnya baik dalam keluarga maupun rekan atlet untuk tampil kuat secara fisik dan emosional. Sering kali mereka menuntut untuk terus fokus dan tegar demi meraih prestasi. Pada satu momen Bok Joo menyadari bahwa dirinya perlu mempertahankan citra ini agar diterima oleh orang-orang di sekitarnya, padahal sebenarnya ia sudah merasa lelah dan ingin jujur tentang kelemahan serta emosinya.
  • Penolakan terhadap emosi negatif: Ketika Kim Bok Joo merasa sedih atau cemburu, ia sering merasa bersalah dan mencoba untuk menyembunyikan perasaannya. Karena Bok Joo merasa bahwa emosi negatif seperti ini merupakan hal yang tidak boleh ditunjukkan.

Dampak dari toxic positivity diantaranya meremehkan rasa kehilangan karena akan merasa baik-baik saja seolah-olah tidak ada yang terjadi. Memiliki masalah komunikasi karena terlalu memikirkan segala hal dengan positif menyebabkan munculnya perbedaan pendapat yang membuat hubungan menjadi renggang. Harga diri rendah karena jika tidak bisa mengabaikan emosi negatif maka perasaan bersalah dan merasa gagal akan muncul.

Drama ini menunjukkan bahwa tidak semua orang perlu terlihat kuat setiap saat, dan mengakui kelemahan serta emosi negatif adalah hal yang wajar dan sehat. Melalui karakter Bok Joo, dapat dipahami bahwa menekan emosi demi menjaga penampilan positif bisa berbahaya bagi kesehatan mental. Drama ini juga menyoroti pentingnya dukungan sosial yang penuh empati, dimana orang terdekat perlu memberi ruang untuk mengekspresikan kerentanan secara jujur tanpa merasa dihakimi.

 

Referensi:

  • Darmawan, A. P., & Gischa, S. (2022). Toxic Positivity: Pengertian, Tanda-Tanda, Dampak, dan Contoh. KOMPAS.
  • Hadi, A. (2022). Mengenal Toxic Positivity, Ciri & Bahayanya bagi Kesehatan Mental. Tirto.id.