Strategi STP dalam Pemasaran: Memahami Pasar melalui Segmenting, Targeting, dan Positioning
Sebagai seorang pebisnis di dunia bisnis yang dinamis dan penuh persaingan ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu memahami siapa pelanggan kita, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana cara terbaik untuk menyampaikan nilai produk menjadi semakin penting. Banyak pelaku usaha, baik di skala kecil maupun besar, berlomba-lomba menyusun strategi pemasaran agar lebih tepat sasaran. Salah satu pendekatan yang telah terbukti efektif adalah strategi STP: Segmenting, Targeting, dan Positioning. Meskipun konsep ini sudah lama dikenal dalam dunia pemasaran, penerapannya tetap relevan hingga saat ini, terutama ketika kita ingin membangun koneksi yang lebih bermakna dengan konsumen.
Strategi STP muncul karena tidak semua konsumen memiliki kebutuhan dan preferensi yang sama. Oleh karena itu, pendekatan “satu produk untuk semua orang” sudah tidak lagi memadai. Maka dari itu, untuk mengatasi tantangan ini perusahaan dapat melakukan STP analysis terlebih dahulu untuk mengenal siapa konsumen mereka. Berikut penjelasan dari STP analysis:
- Segmenting
Segmenting, atau segmentasi pasar, merupakan langkah awal yang krusial untuk dilakukan oleh pelaku bisnis. Dalam tahap ini, pelaku usaha perlu memetakan pasar ke dalam kelompok-kelompok tertentu dan homogen. Biasanya segmentasi dibagi menjadi berdasarkan klasifikasi berikut:
- Demografis: Usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan.
- Geografis: Lokasi tempat tinggal atau bekerja.
- Psikografis: Gaya hidup, nilai, minat.
- Perilaku: Kebiasaan konsumsi, loyalitas merek, respons terhadap promosi.
Contohnya:
Sebuah coffee shop bernama yesterday coffe memiliki segmentasi pelanggan sebagai berikut:
Demografis | Usia:
– Remaja (15–19 tahun) – Dewasa muda (20–30 tahun) – Dewasa awal (31–40 tahun) – Paruh baya (41–55 tahun) |
Pekerjaan:
– Pelajar – Mahasiswa – Freelancer – Karyawan – Pengusaha |
|
Pendapatan:
– Menengah ke bawah – Menengah – Menengah ke atas |
|
Geografis | Lokasi:
– Daerah kampus – Kawasan perkantoran – Pusat kota – Area perumahan – Kawasan wisata atau pusat hiburan – Pinggiran kota |
Jenis Wilayah:
– Urban (kota besar) – Suburban (pinggiran) – Rural (desa/kota kecil) |
|
Psikografis | Gaya Hidup:
– Produktif (kerja/belajar dari café) – Reflektif (suka suasana tenang, baca buku) – Sosial (suka nongkrong & ngobrol) – Kreatif (desainer, penulis, seniman) – Praktis (cari tempat efisien & cepat) |
Nilai hidup:
– Estetika & kenyamanan – Kualitas rasa & pengalaman – Harga & kemudahan – Cinta lokal (produk lokal, komunitas) |
|
Minat:
– Kopi spesialti & manual brew – Interior estetik & Instagramable – Musik indie/jazz/acoustic – Event komunitas – Self-care & me-time |
|
Perilaku | Kebiasaan konsumsi:
– Minum kopi setiap hari – 2–3 kali seminggu – Hanya saat kumpul sosial – Hanya weekend |
Tujuan datang ke coffee shop:
– Bekerja/belajar – Nongkrong bareng teman – “Me time” atau relaksasi – Kencan atau ketemuan |
|
Loyalitas:
– Setia pada satu brand/tempat – Suka coba tempat baru – Tertarik dengan rekomendasi orang |
|
Respons terhadap promosi:
– Suka diskon langsung – Suka program poin/member – Suka event (live music, pop-up market, workshop) – Kurang responsif terhadap promo, lebih ke suasana/tempat |
Dengan melakukan segmenting ini, yesterday coffee dapat lebih fokus memikirkan masing-masing target berdasarkan klasifikasi tersebut.
- Targeting
Targeting merupakan tahap di mana pelaku bisnis memilih segmen mana yang paling layak untuk dijadikan sasaran utama. Di sinilah perusahaan perlu mengambil keputusan strategis, karena tidak semua segmen dapat dilayani sekaligus sehingga perusahaaan perlu berfokus pada target tertentu apalagi dengan sumber daya bisnis yang terbatas.
Sebagai contoh:
Coffee shop yesterday coffe menargetkan pelanggan sebagai berikut:
- Demografis: remaja dan dewasa muda dengan usia 18 hingga 30 tahun yang bekerja sebagai pegawai dan mahasiswa aktif di kampus terdekat.
- Lokasi: yesterday coffe menargetkan tempat di sekitar kampus universitas binus bekasi
- Psikografi: Gaya hidup produktif yang sering berkumpul dengan teman/rekan untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan. Menyukai kopi kekinian yang disukai anak muda, serta tempat yang tenang dan nyaman untuk mengerjakan tugas dengan fokus.
- Perilaku: pelanggan dengan frekuensi konsumsi kopi harian yang biasa meminum kopi di siang/pagi hari secara rutin.
Pilihan target pasar ini tidak hanya didasarkan pada potensi keuntungan, tetapi juga pada kesesuaian antara karakteristik segmen dengan identitas dan kapabilitas bisnis.
- Positioning
Tahap terakhir, yaitu positioning yang menentukan persepsi pelanggan terhadap produk atau layanan. Positioning berkaitan erat dengan bagaimana sebuah brand ingin dilihat dan diingat oleh target pasarnya. Ini bukan hanya soal slogan atau desain logo, melainkan tentang membangun asosiasi yang kuat dan konsisten di benak konsumen.
Contohnya:
Coffee shop yesterday coffe memiliki positioning berupa “tempat ideal untuk bekerja dan bersantai dengan kopi berkualitas.” Untuk mendukung hal tersebut, yesterday coffe memilih desain interior yang nyaman, playlist musik yang menenangkan, dan keramahan staf menjadi bagian dari strategi positioning yang lebih luas.
Dengan demikian, pelanggan tidak sekadar datang untuk membeli kopi, tapi juga merasakan suasana dan pengalaman yang berbeda dibandingkan kompetitor.
Penerapan STP yang efektif bukan hanya membantu bisnis memahami siapa pelanggan mereka, tetapi juga mendorong efisiensi dalam pengambilan keputusan. Ketika segmentasi sudah tepat, penawaran produk pun bisa disesuaikan, komunikasi lebih terarah, dan strategi promosi menjadi lebih hemat biaya. Sebaliknya, tanpa STP, banyak usaha yang justru terjebak dalam pemasaran yang tidak punya arah dan mencoba menjangkau semua orang namun gagal menciptakan kesan yang mendalam di benak siapa pun.
Secara keseluruhan, strategi STP adalah kerangka berpikir yang membantu bisnis memahami realitas pasar yang kompleks dan beragam. Dengan menyusun langkah-langkah yang sistematis, mulai dari mengenali karakteristik pasar, memilih siapa yang ingin dilayani, hingga menentukan bagaimana ingin dipersepsikan, bisnis dapat merancang pendekatan pemasaran yang tidak hanya relevan, tetapi juga berdaya saing tinggi. Di tengah tren konsumerisme yang semakin personal dan digital, STP menjadi alat penting dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih bermakna dan berkesan.
Comments :