Merah Bikin Marah? Kuning Bikin Senang? Warna di UI/UX Nggak Main-Main!
Warna merupakan elemen dasar dari design yang paling mudah dikenali dan diingat oleh pengguna. Dalam desain UI/UX, warna tidak hanya sekedar elemen visual, tetapi juga berfungsi sebagai alat strategis yang dapat mempengaruhi secra emori, perilaku, serta interaksi pengguna.
Kenapa Warna itu Penting dalam Dunia Design UI/UX?
Psikolog Johann Wolfgang von Goethe telah mempelajari bagaimana warna dapat memengaruhi emosi serta perilaku manusia. Dalam UI/UX, pemilihan warna yang sesuai dapat memberikan berbagai manfaat bagi aplikasi, seperti:
- Meningkatka daya tarik visual pada pengguna: Permainan warna yang tepat dapat membuat pesan dan kesan aplikasi tersampaikan dengan baik.
- Membangun Identitas Merek: Warna dapat membantu untuk menciptakan asosiasi emosional dengan merek. Misalnya, warna biru sering kali digunakan oleh perusahaan teknologi untuk menciptakan kesaan proferionalisme serta kepercayan.
Makna Psikologis Warna dalam UI/UX
Pemilihan palet warna yang tepat sangat penting untuk menciptakan visual yang estetik dan nyaman. Seperti skema warna komplementer (seperti biru dan oranye) yang sering digunakan untuk menciptakan keseimbangan visual yang menarik.
Berikut merupajan beberapa warna yangs ering kali digunakan dalam dunia UI/UX beserta makna psikologis nya:
Merah: yang memiliki makna untuk membangun Energi, urgensi, serta gairah. Contoh penggunaan nya seperti tombol Call-to-Action (CTA) atau diskon.
Biru: yang mempunyai makna kepercayaan, serta kestabilan. Contohnya, adalah aplikasi perbankan seperti myBCA, livin by Mandiri, BRImob by BRI, dll.
Hijau: memiliki makna seperti pertumbuhan, dan kesehatan yang seringkali ditemui pada aplikasi keuangan atau lingkungan.
Kuning: memiliki kesan optimisme, serta perhatian. Warna ini sering kali dipakai sebagai tanda peringatan maupun promosi.
Hitam: mempunyai kesan elegan, dan kekuatan. Warna ini sering kali dijumpai untuk mendesain produk premium.
Penerapan Psikologi Warna dalam Aplikasi Spotify

Spotify menggunakan warna hijau sebagai warna utama untuk memberikan kesan keseimbangan, relaksasi, serta kebebasan. Warna seperti ini memang cocok untuk aplikasi hiburan karena memberikan kesan santai dan nyaman saat pengguna manikmati musik. Selain itu, warna hitam digunakan sebagai warna latar belakang menambah nuansa eksklusif serta modern, sementara warna-warna cerah yang digunakan pada sampul album dan playlist menciptakan pengalaman yang lebih dinamik serta menarik.
Kesimpulan
Psikologi warna merupakan elemen dasar penting di dalam dunia UI/UX yang dapat mempengaruhi bagaimana pengguna dapat berinteraksi dengan aplikasi. Pemilihan tone warna yang tepat dapat meningkatkan keterlibatan pengguna, memperkuat identitas merek, serta menciptakan pengalaman agar lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Dengan memahami pronsip psikologi warna pada aplikasi, desiner UI/UX dapat menciptakan interface yang tidak hanya estetik tetapi juga efektif dan fungsional.
Referensi
Popova, M. (2012, Agustus 17). Goethe on the Psychology of Color and Emotion. The Marginalian. https://www.themarginalian.org/2012/08/17/goethe-theory-of-colours/
Kusumo, L. M. T. (2023, Januari 23). Penerapan psikologi warna pada desain user interface. Binus University. https://sis.binus.ac.id/2023/01/23/penerapan-psikologi-warna-pada-desain-user-interface/
Lumigi. (2024, November 11). Pentingnya Warna dalam UI/UX: Psikologi dan Pemilihan Warna yang Tepat. Lumigi. https://lumigi.id/pentingnya-warna-dalam-ui-ux-psikologi-dan-pemilihan-warna-yang-tepat/
Comments :