Dalam dunia komunikasi, teori bukan hanya sekadar konsep abstrak di ruang kelas. Ia hidup dan berkembang dalam setiap interaksi manusia—termasuk di medium populer seperti film. Salah satu karya yang mencerminkan dinamika komunikasi tersebut adalah film Jumbo, produksi kolaboratif anak bangsa yang menyajikan cerita menyentuh dengan pendekatan visual dan naratif yang kuat.

Sumber: Kompas.com

Film sebagai Cerminan Proses Komunikasi

Film Jumbo dapat dilihat sebagai sebuah medium komunikasi kompleks yang melibatkan berbagai elemen: pengirim pesan (sineas), pesan (naskah dan visual), saluran (media film), serta penerima (audiens). Dalam konteks ini, kita bisa menelusuri beberapa teori komunikasi klasik maupun modern yang berperan dalam membentuk makna dari film ini.

Salah satunya adalah Model Shannon-Weaver, yang menggambarkan komunikasi sebagai proses linear dari pengirim ke penerima. Dalam film Jumbo, pesan utama tentang empati, keberanian, dan kerja sama dikemas melalui sinematografi yang kaya emosi. Namun, saat pesan tersebut ditafsirkan oleh penonton, ia menjadi bagian dari model komunikasi interaksional dan bahkan transaksional, karena audiens membawa konteks, latar budaya, dan pengalaman personal mereka masing-masing saat menonton.

Perspektif Sosiokultural dan Konstruktivisme dalam Film

Film juga menjadi wahana bagi teori komunikasi sosiokultural, yang memandang bahwa makna dibangun melalui interaksi sosial dan budaya. Karakter-karakter dalam Jumbo tidak hanya menjadi tokoh fiksi, tetapi representasi dari nilai-nilai budaya Indonesia seperti gotong royong, kesederhanaan, dan kekeluargaan. Melalui dialog dan konflik antar tokoh, penonton diajak untuk merefleksikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata.

Sementara itu, dari perspektif konstruktivisme, komunikasi dipahami sebagai proses membentuk realitas sosial. Jumbo tidak hanya menyampaikan cerita, tetapi juga membentuk pemahaman baru tentang pentingnya kreativitas, kolaborasi lintas generasi, dan kekuatan komunitas dalam menghadapi tantangan.

Film sebagai Ranah Komunikasi Multidisiplin

Tidak bisa dipungkiri, ranah komunikasi saat ini semakin luas dan multidisiplin. Film seperti Jumbo menyatukan berbagai aspek komunikasi—visual, verbal, non-verbal, hingga komunikasi massa. Ia juga menunjukkan bagaimana teori-teori komunikasi dapat diimplementasikan dalam produksi kreatif yang berdampak secara sosial dan budaya.

Sumber: Bogordaily.net

Film bukan hanya hiburan, tetapi juga instrumen reflektif. Melalui narasi dan simbol yang dihadirkan, penonton bisa memahami bagaimana komunikasi membentuk cara kita melihat dunia. Inilah kekuatan komunikasi dalam dunia kreatif: menghubungkan teori dan praktik, menginspirasi, dan menciptakan ruang dialog antarpenonton lintas generasi.