Hai, hai sahabat Binus Bekasi Beken!!

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut dari artikel sebelumnya yakni terkait apa itu manajemen inventaris dan apa saja fungsinya. Hari ini topik yang akan dibahas ialah jenis-jenis inventaris yang sering digunakan oleh perusahaan.  Menurut Ivanda (2023), mengklasifikasikan inventaris dengan benar memungkinkan organisasi untuk menetapkan mekanisme kontrol, praktik akuntansi, dan solusi penyimpanan yang sesuai untuk berbagai jenis material di seluruh rantai pasokan. Empat kategori inventaris utama meliputi:

  1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan input yang belum diproses yang dibeli/didapatkan organisasi dari pemasok untuk digunakan dalam proses manufaktur. Bahan ini tetap dalam kondisi aslinya / bahan mentah hingga memasuki operasi produksi. Pabrik biasanya menyimpan stok bahan baku penting sebagai cadangan, agar produksi tidak terganggu jika ada masalah pasokan. Sekarang, banyak perusahaan bekerja sama dengan pemasok menggunakan sistem VMI (vendor-managed inventory/ pemasok yang mengatur stok) dan CPFR (collaborative planning, forecasting, and replenishment), sehingga pengelolaan bahan baku lebih efisien dan hubungan dengan supplier lebih baik (Kusuma & Kallista 2022; Ernawati, 2021).

 

  1. Barang Dalam Proses (Work-in-Process – WIP)

Inventaris WIP ini mengacu pada produk yang sebagian telah selesai diproduksi dan telah melalui beberapa proses manufaktur tetapi memerlukan operasi tambahan sebelum selesai. Kumar (2022) mendefinisikan WIP sebagai material yang telah memulai transformasinya dari bahan baku tetapi belum mencapai tahap barang jadi. Dari perspektif keuangan, WIP mewakili keadaan transisi di mana nilai ditambahkan secara progresif melalui tenaga kerja, biaya overhead, dan komponen tambahan. Operasi manufaktur yang efisien bertujuan untuk meminimalkan inventaris WIP melalui teknik seperti lean manufacturing, produksi just-in-time, dan theory of constraints, yang berfokus pada pengurangan hambatan dan pengoptimalan aliran di seluruh proses produksi. Penelitian oleh Hemalatha (2021) menunjukkan bahwa inventaris WIP yang berlebihan seringkali menandakan inefisiensi dalam proses produksi, yang mengakibatkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi dan waktu tunggu pelanggan yang lebih lama.

 

  1. Pemeliharaan/Perbaikan/Operasi Persediaan (Maintenance/Repair/Operating Supplies / MRO)

Persediaan MRO merupakan kategori inventaris yang berbeda yang mencakup item yang diperlukan untuk menjaga peralatan produksi, fasilitas, dan proses tetap beroperasi. Tidak seperti bahan baku yang menjadi bagian dari produk akhir, item MRO mendukung infrastruktur produksi itu sendiri. Inventaris MRO biasanya mencakup suku cadang, pelumas, perlengkapan pembersih, alat-alat, dan barang habis pakai yang penting untuk kegiatan pemeliharaan. Meskipun tidak secara langsung berkontribusi pada produk akhir, inventaris MRO tetap penting untuk mencegah downtime yang mahal dan memastikan operasi yang berkelanjutan.

 

  1. Barang Jadi

Inventaris barang jadi terdiri dari produk lengkap yang siap untuk dijual dan didistribusikan kepada pelanggan atau mitra rantai pasokan hilir. Kategori inventaris ini mewakili puncak dari semua proses manufaktur dan memiliki nilai per unit tertinggi, yang mencakup semua biaya material, tenaga kerja, dan overhead. Prasetya (2020) menyoroti bahwa manajemen inventaris barang jadi secara langsung memengaruhi tingkat layanan pelanggan, responsivitas pasar, dan kemampuan menghasilkan pendapatan. Untuk operasi make-to-stock, inventaris barang jadi berfungsi sebagai penyangga utama antara output produksi dan variabilitas permintaan pelanggan.

Dari artikel diatas, kita dapat simpulkan bahwa inventaris dalam perusahaan diklasifikasikan ke dalam empat kategori utama, masing-masing memiliki fungsi dan peran penting dalam mendukung kelancaran operasional dan efisiensi rantai pasokan. Pertama, bahan baku merupakan input dasar dalam proses produksi yang harus dikelola dengan baik melalui kolaborasi dengan pemasok untuk menjamin proses produksi. Kedua, barang dalam proses (WIP) adalah produk yang belum selesai dan mencerminkan nilai yang sedang bertambah selama proses produksi. Ketiga, persediaan MRO mencakup barang-barang pendukung seperti alat, pelumas, dan perlengkapan pemeliharaan yang penting untuk menjaga kelangsungan operasional meskipun tidak menjadi bagian dari produk akhir. Terakhir, barang jadi adalah hasil akhir produksi yang siap dipasarkan dan berkontribusi langsung terhadap pendapatan perusahaan. Pengelolaan keempat jenis inventaris ini secara tepat akan mendukung efektivitas operasional, pengendalian biaya, serta peningkatan pelayanan terhadap pelanggan.

 

Referensi:

Ivanda, M. (2024). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dalam Penerapan Manajemen Persediaan, Penerimaan Dan Pencairan Kas, Dan Penjualan. Jurnal Integrasi Akuntansi dan Bisnis, 1(1), 1-13.

Ernawati, D., Pudji, E., Rahmawati, N., & Alfin, M. (2021, May). Bullwhip effect reduction using vendor managed inventory (VMI) method in supply chain of manufacturing company. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1899, No. 1, p. 012082). IOP Publishing.

Kusuma, P. D., & Kallista, M. (2022). Collaborative vendor managed inventory model by using multi agent system and continuous review (r, Q) replenishment policy. Journal of Applied Engineering Science, 20(1), 254-263.

Hemalatha, C., Sankaranarayanasamy, K., & Durairaaj, N. (2021). Lean and agile manufacturing for work-in-process (WIP) control. Materials Today: Proceedings, 46, 10334-10338.

Prasetya, M. C., Rosyida, E. E., & Efendi, I. B. (2020). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pesediaan Pada Produk Perishable Dengan Menggunakan Metode Single Vendor Multi-Retail (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT).