Gangguan makan atau eating disorder merupakan masalah kesehatan mental dimana seseorang memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat dan seringkali diiringi merasa terganggu dengan berat badan atau bentuk tubuh mereka. bentuk badan mereka, sebanyak 57,5% memiliki kecemasan menjadi gemuk dan 7,8% yang merasakan adalah perempuan. Tidak sedikit anak yang mengalami gangguan makan di masa remaja, sebanyak 4% remaja dan anak muda usia 13 hingga 18 tahun mengalami gangguan makan.

Masa remaja merupakan masa pengaruh teman sebaya dan sosial media sangat kuat. Pandangan tentang tubuh ideal yang kurus seringkali membuat remaja jadi merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya sendiri. Akibatnya, banyak yang terobsesi dengan diet dan bentuk tubuh, sampai mengalami gangguan makan yang serius.

 

Terdapat 3  jenis gangguan atau penyimpangan makan yang sering ditemui, antara lain:

1. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa merupakan gangguan makan yang paling umum dialami pada remaja perempuan, setidaknya satu dari seratus remaja perempuan di dunia menderita gangguan makan ini. Mereka sangat kurus karena takut gemuk, hingga 15% di bawah berat badan ideal.

Selain membatasi asupan makanan, penderita anoreksia melakukan tindakan ekstrim untuk menurunkan berat badan, seperti mengonsumsi obat pencahar atau diuretik secara berlebihan, memaksakan diri untuk muntah setelah makan, dan berolahraga secara ekstrim meskipun tubuh sudah lelah.

Dampak serius yang dialami penderita anoreksia adalah berhentinya menstruasi dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, rentan mengalami berbagai masalah kesehatan fisik seperti kelelahan kronis, rambut dan kuku yang rapuh, kulit kering dan bersisik, intoleransi terhadap suhu dingin, tekanan darah rendah, irama jantung yang tidak teratur, dan dehidrasi yang mengancam jiwa.

 

2. Bulimia Nervosa

Penderita bulimia nervosa memiliki perilaku makan yang tidak terkendali yaitu memiliki keinginan kuat untuk makan dalam jumlah banyak. Namun, penderita bulimia juga takut untuk gemuk sehingga setelah makan mereka akan merasa bersalah dan berusaha untuk menghilangkan makanan yang telah dimakan dengan memuntahkannya. Caranya dengan mengonsumsi obat pencahar dan diuretik secara berlebihan, memasukkan jari ke tenggorokan, dan puasa berkala. Perilaku kompulsif ini menyebabkan kerusakan gigi, ketidakseimbangan elektrolit, dan gangguan irama jantung.

 

3. Binge Eating Disorder

Meskipun mengalami episode makan berlebihan, binge eating disorder berbeda dengan bulimia nervosa. Karena penderita binge eating tidak merasa bersalah dan malu setelah makan berlebihan serta tidak berusaha untuk menghilangkan makanan yang telah dimakan. Akibatnya penderita binge eating mengalami obesitas dan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol.

 

Hal-hal yang dapat mengatasi gangguan makan diantaranya:

  1. Mendorong remaja untuk lebih bijak dalam memilih makanan.
  2. Memberikan pemahaman pengaruh sosial media terhadap citra tubuh.
  3. Membangun kepercayaan diri yang sehat.
  4. Memberikan edukasi tentang diet ekstrim dan kebiasaan makan yang dipengaruhi emosi.

 

Referensi:

  • Adlina, A. (2022). Penyebab Gangguan Makan pada Remaja dan Cara Mengatasinya. HelloSehat.
  • Geode Health. (2023). Eating Disorders vs. Disordered Eating: What’s the Difference?.
  • Kurniawan, M. Y., Briawan, D., & Caraka, R. E. (2015). Persepsi Tubuh dan Gangguan Makan pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(3), pp 105-114.