Beberapa dari kita memang memiliki phobia terhadap sesuatu yang membuat kita merasa bahwa cemas atau takut dengan sesuatu. Kisah nyata dari beberapa cerita yang bisa lihat atau saksikan dalam drama atau film yang dapat kita ambil kesimpulan dari cerita tersebut dan kita dapat memahami tindakan yang bisa dilakukan jika terjadi hal yang membuat kita cemas.

Dilansir dari drama korea yang berjudul “Clean with Passion for Now” yang menceritakan kisah seorang tokoh Jang Sun Gyeol yang diperankan oleh Yoon Gyun Sang yang memiliki ketakutan secara berlebihan terkena kuman atau yang dikenal dengan penyakit mysophobia. Ia sangat sensitif pada debu, pasir, atau pun sampah. Karena terlalu posesif dengan kebersihan, Jang Sun Gyeol kemudian mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang cleaning service. Ia selalu mengingatkan karyawannya untuk bekerja dari hati. Setelah ia mendirikan perusahaan tersebut banyak yang memakai jasa perusahaannya. Dia bertemu dengan seorang perempuan yang penampilannya lusuh dan membuat ia merasa tidak suka dengan penampilan perempuan tersebut tetapi pada akhirnya dia hidup bersama perempuan itu dan menjalani banyak rintangan selama menjalin hubungan dengan perempuan itu.

Tokoh dalam drama tersebut berhasil melawan phobianya sehingga ia tidak merasa cemas lagi terhadap kuman, debu atau pun sampah dikarenakan dibantu oleh kekasih, teman dan orang tuanya yang selalu mendukung dia untuk melawan phobianya tersebut.

Dari drama korea tersebut dapat kita ketahui bahwa adanya perbedaan antara Mysophobia dan OCD (Obsessive Compulsive Disorder) perbedaannya yang penting di antara keduanya yaitu Mysophobia merupakan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan terhadap kotoran, kuman, atau kontaminasi. Terutama terfokus pada ketakutan akan kotoran dan kuman. Gejala yang terjadi adalah kecemasan saat berhadapan dengan situasi yang dianggap kotor, perilaku menghindar, atau tindakan pencegahan berlebihan (seperti mencuci tangan). Penyebab yang terjadi sering kali pada pengalaman traumatis atau pengaruh lingkungan. Sedangkan OCD adalah gangguan mental yang ditandai oleh obsesi (pikiran, gambar, atau dorongan yang tidak diinginkan) dan kompulsi (perilaku berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan). Obsesi dan kompulsinya dapat beragam, tidak hanya berkaitan dengan kotoran atau kuman, tetapi juga dengan berbagai tema lain (seperti kehilangan kontrol, kekerasan, atau kerugian). Gejala meliputi pemikiran obsesif yang mengganggu dan perilaku kompulsif yang dilakukan untuk meredakan kecemasan yang dihasilkan dari obsesi. Penyebabnya kompleks dan dapat melibatkan faktor genetik, lingkungan, dan biokimia.

Jadi, meskipun mysophobia bisa menjadi bagian dari OCD, tidak semua orang dengan mysophobia memiliki OCD. OCD lebih luas dan melibatkan berbagai jenis obsesi dan kompulsi, sedangkan mysophobia lebih spesifik pada ketakutan terhadap kotoran dan kuman. Ada istilah “Mysophobia moral” yang merupakan suatu ritual kebersihan dan perilaku menghindar karena pikiran obsesif yang tidak menyenangkan. Kehadiran komponen “moral” dalam subtipe ketakutan kontaminasi seharusnya menyebabkan tingkat resistensi pengobatan yang tinggi. Dalam penelitian tersebut melibatkan 16 pasien dengan “mysophobia moral”. Struktur psikopatologis dari fenomena tersebut dijelaskan bahwa gejala delusi dan otomatisme mental ditemukan berkontribusi pada perkembangannya. Analisis kursus skizofrenia menunjukkan bahwa perkembangan “mysophobia moral” pada skizofrenia didasarkan pada gejala negatif yang menonjol.

 


Referensi:

Drakor, R. (2020, August 24). 6 Drama Korea yang Singgung Mengenai Pasien Penyakit Mental. Kumparan. https://kumparan.com/review-drakor/6-drama-korea-yang-singgung-mengenai-pasien-penyakit-mental-1u4114bhM7V

Europe PMC. (n.d.). Europe PMC. https://europepmc.org/article/med/22983229