Source : Freepik

UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia. UMKM tidak hanya berperan dalam menciptakan lapangan kerja, tetapi juga berkontribusi besar terhadap Produk Domestic Bruto (PDB). Namun, meskipun memiliki peran strategis, banyak UMKM yang menghadapi tantangan salam hal pengelolan keuangan. Tantangan ini sering kali muncul karena UMKM biasanya dimulai dengan modal terbatas dan dikelola secara mandiri oleh pemiliknya, yang mungkin belum memiliki latar belakang atau pengetahuan yang memadai tentang manajemen keuangan.

Banyak pelaku UMKM. Terutama yang baru memulai usaha, cenderung mencampurkan keuangan pribadi dan bisnis. Hal ini terjadi beberapa alasan, seperti keterbatasan modal, kurangnya pemahaman tentang pentingnya pemisahan keuangan, atau bahkan karena kebiasaan yang dianggap lebih praktis. Misalnya, pemilik UMKM mungkin menggunakan uang dari rekening pribadi untuk membeli bahan baku atau membayar operasional bisnis, atau sebaliknya, menggunakan keuntungan bisnis untuk kebutuhan pribadi tanpa pencatatan yang jelas.

Pencampuran keuangan pribadi dan bisnis ini dapat menimbulkan berbagai masalah di kemudian hari. Pertama, hal ini membuat pelaku UMKM kesulitan dalam melacak arus kas (cash flow) bisnis. Tanpa pemisahan yang jelas, sulit untuk mengetahui berapa sebenarnya pendapatan dan pengeluaran bisnis, sehingga menghambat kemampuan untuk mengevaluasi kinerja usaha. Kedua, pencampuran keuangan juga menyulitkan dalam menghitung laba rugi bisnis. Tanpa catatan yang terpisah, pemilik UMKM tidak dapat menentukan apakah bisnisnya benar-benar menghasilkan keuntungan atau justru mengalami kerugian.

 

ALASAN PENTINGNYA PEMISAHAN KEUANGAN PRIBADI DAN BISNIS

  1. Memudahkan Pengelolaan Keuangan
  • Dengan memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, pemilik UMKM dapat lebih mudah dalam melacak pendapat, pengeluaran, dan profibilitas bisnis. Pemisahan ini memungkinkan owner untuk melihat secara jelas berapa uang yang masuk dan keluar dari bisnis, sehingga memudahkan dalam mengontrol arus kas. Selain itu, pemisahan keuangan juga membantu dalam Menyusun laporan keuangan yang akurat, seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas. Laporan ini sangat penting untuk mengevaluasi Kesehatan finansial bisnis dan mengambil Keputusan yang tepat
  1. Menghindari Kebingungan dalam Pembukuan
  • Pencampuran keuangan pribadi dan bisnis sering kali membuat pembukuan menjadi rumit dan tidak teratur. Transaksi pribadi yang tercampur dengan transaksi bisnis dapat menyulitkan pemilik UMKM dalam mencatat dan mengkategorikan pengeluaran serta pendapatan. Hal ini dapat berujung pada kesalahan dalam pembukuan, yang pada akhirnya menyulitkan evaluasi kinerja bisnis. Dengan pemisahan keuangan, pembukuan menjadi lebih terstuktur, sehingga pemilik UMKM dapat lebih mudah menganalisis data keuangan dan mengambil Keputusan strategis
  1. Melindungi Aset Pribadi
  • Jika keuangan pribadi tercamput, asset pribadi pemilik UMKM bisa terpengaruh jika bisnis mengalami masalah keuangan atau utang. Misalnya, jika bisnis tidak mampu membayar utang, para kreditur dapat menuntut asset pribadi pemilik untuk melunasi kewajiban tersebut. Dengan memisahkan keuangan,asset pribadi seperti rumah, Tabungan, atay kendaraan akan terlindungi dari risiko bisnis. Pemisahan ini juga dapat membantu membatasi tanggung jawab finansial pemilik hanya pada asset bisnis, sehingga memberikan rasa aman secara finansial.

 

CARA MEMISAHKAN KEUANGAN PRIBADI DAN BISNIS

  1. Buat Rekening Bank Terpisah
  • Membuka rekening bank khusus untuk bisnis adalah Langkah pertama yang penting. Rekening ini harus digunakan hanya untuk transaksi bisnis, seperti menerima pembayaran dari pelanggan, membayar supplier, atau menutup biaya operasional. Hindari menggunakan rekening pribadi untuk keperluan bisnis, karena hal ini dapat membuat pencatatan keuangan menjadi kacau dan menyulitkan pelacakan arus kas. Dengan rekening terpisah, pemilik UMKM dapat lebih mudah memantau kondisi keuangan bisnis
  1. Buat Anggaran Bisnis
  • Membuat anggaran bisnis adalah cara efektif untuk mengontrol pengeluaran dan memastikan dana bisnis digunakan secara efisien. Rencanakan pengeluaran bisnis secara terpisah dari pengeluaran pribadi, seperti biaya produksi, pemasaran, atau gaji karyawan. Anggaran ini juga membantu menghindari penggunaan dana bisnis untuk keperluan pribadi, sehingga keuangan bisnis tetap sehat dan terkelola dengan baik.
  1. Menggunakan Sistem Pembukuan yang Jelas
  • Menggunakan software akuntansi atau aplikasi keuangan dapat juga membantu dalam mencatat semua transaksi bisnis secara terstuktur. Pastikan untuk memisahkan catatan pengeluaran pribadi dan bisnis dengan baik. Misalnya, gunakan kategori yang berbeda untuk transaksi bisnis (seperti pembelian bahan baku) dan transaksi pribadi (seperti belanja kebutuhan rumah tangga). Pembukuan yang jelas akan memudahkan dalam Menyusun laporan keuangan dan menganalisi kinerja bisnis.

 

DAMPAK NEGATIF JIKA TIDAK MEMISAHKAN KEUANGAN

  1. Kesulitan Menghitung Laba Rugi
  • Pencampuran keuangan pribadi dengan bisnis membuar pemilik UMKM kesulitan dalam menentukan apakah bisnis benar-benar menghasilkan keuntungan atau justru merugikan. Tanpa pemisahan yang jelas, pendapatan dan pengeluaran pribadi bisa tercampur dengan transaksi bisnis, sehingga menghambat kemampuan untuk menghitung labar rugi secara akurat. Hal ini dapat menyebabkan Keputusan bisnis yang tidak tepat, seperti mengira bisnis untung padahal sebenarnya merugi
  1. Masalah Perpajakan
  • Pencampuran keuangan dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan pajak. Misalnya, pendapatan pribadi dapat dilaporkan sebagai pendapatan Perusahaan atau sebaliknya. Kesalahan seperti ini dapat menyebabkan pelaporan pajak yang salah, yang dapat mengakibatkan denda, hukuman, atau pemeriksaan oleh otoritas pajak. Selain itu, menyiapkan berkas yang diperlukan untuk pelaporan pajak menjadi lebih sulit karena pencampuran keuangan.
  1. Risiko Keuagan Pribadi
  • Jika keuangn pribadi dan bisnis tercampur, asset pribadi pemilik UMKM (seperti rumah, tabunhan, atau kendaraan) bisa terancam jika bisnis mengalamj kerugian atau tidak mampu membayar utang. Kreditur atau pihak yang berpiutang dapat menuntut asset pribadi untuk melunasi kewajiban bisnis. Pemisahan keuangan membantu membatasi tanggung jawab finansial hanya pada asset bisnis, sehingga melindungi keuangan pribadi dari risiko yang tidak perlu.

 

 

REFERENSI

  • Kemala, M., Desitama Anggraini, L., & Meiriasari, V. (2023). Pelatihan Manajemen Keuangan Pribadi Bagi Para Pelaku Umkm Di Desa Lembak.
  • Santi, R., & Dewi. (2023). Upgrading Tata Kelola Keuangan Bagi Umkm Terintegrasi Dengan Financial Digital. 135–147.
  • Manap, A., Lubis, A., Ukur, R., Ginting, B., Hawari, Y., Swarnata, L., Buana, A., Pujiningsih, D., & Yusnindar. (2023). Workshop Tata Kelola Keuangan Bagi Umkm Secara Sederhana Dan Digital.