Sumber: https://id.pinterest.com/pin/966233295044249460/

Apa Itu Lifestyle Inflation?

Banyak orang berpikir bahwa dengan gaji yang lebih besar, hidup akan lebih tenang dan tabungan semakin banyak. Namun, kenyataannya, banyak yang mengalami lifestyle inflation, yaitu kondisi di mana pengeluaran ikut naik seiring kenaikan gaji, sehingga tabungan tetap stagnan. Kenaikan pendapatan sering kali diikuti dengan peningkatan gaya hidup, seperti membeli barang lebih mahal, sering makan di tempat mewah, atau meningkatkan standar kebutuhan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap keuangan. Fenomena ini membuat individu merasa tetap “kurang uang” meskipun gaji meningkat, karena tambahan penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi keinginan baru, bukan kebutuhan.

Contoh nyata lifestyle inflation meliputi:

  • Peningkatan pola konsumsi makanan: Saat masih berpenghasilan Rp5 juta, makan di warung sederhana terasa cukup. Namun, ketika gaji naik menjadi Rp10 juta, kebiasaan makan pun bergeser ke restoran mahal sehingga pengeluaran untuk makanan ikut naik.
  • Perubahan moda transportasi: Awalnya menggunakan transportasi umum, tetapi setelah pendapatan naik, memutuskan membeli kendaraan pribadi tanpa mempertimbangkan biaya tambahan seperti bahan bakar, perawatan, dan pajak.
  • Pembelian gadget model terbaru: Rutin mengganti gadget ke model terbaru setiap tahun seiring peningkatan pendapatan meskipun yang lama masih berfungsi dengan baik.

Jika dibiarkan, lifestyle inflation bisa menghambat seseorang dalam menabung atau berinvestasi karena peningkatan pendapatan diimbangi oleh peningkatan pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk lebih bijak mengelola kenaikan pendapatan agar keuangan tetap stabil dan terjaga.

 

Penyebab Lifestyle Inflation

Salah satu faktor utama yang menyebabkan lifestyle inflation adalah keinginan untuk menikmati hasil kerja keras. Setelah bekerja keras dan mendapatkan kenaikan pendapatan, banyak orang merasa berhak untuk memberikan “reward” bagi diri sendiri dengan meningkatkan standar hidup, seperti membeli barang-barang mewah atau lebih sering menghabiskan uang untuk hiburan. Selain itu, tekanan sosial dan FOMO (Fear of Missing Out) juga berperan besar. Melihat teman atau kolega memiliki barang baru atau menjalani gaya hidup lebih mewah dapat memicu keinginan untuk mengikuti tren agar tidak merasa tertinggal. Perubahan persepsi terhadap kebutuhan juga menjadi faktor penyebab, di mana sesuatu yang dulu dianggap sebagai barang mewah kini terasa sebagai kebutuhan, seperti mengganti gadget terbaru meskipun yang lama masih berfungsi dengan baik. Lifestyle inflation juga sering terjadi karena kurangnya perencanaan keuangan yang jelas. Tanpa rencana keuangan yang terstruktur, kenaikan pendapatan cenderung dialokasikan untuk pengeluaran konsumtif dibandingkan tabungan atau investasi.

 

Dampaknya pada Keuangan

Lifestyle inflation dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kondisi keuangan seseorang. Salah satu dampaknya adalah sulitnya menabung atau berinvestasi meskipun penghasilan meningkat, karena kenaikan gaji langsung diikuti dengan peningkatan pengeluaran. Alih-alih dialokasikan untuk tabungan atau investasi, tambahan pendapatan sering digunakan untuk memenuhi gaya hidup yang lebih tinggi, seperti membeli barang mewah atau meningkatkan frekuensi hiburan.

Selain itu, inflasi gaya hidup juga dapat membuat seseorang terjebak dalam pola paycheck-to-paycheck, di mana seluruh gaji habis setiap bulan tanpa ada sisa untuk tabungan. Kondisi ini sangat berisiko karena membuat seseorang tidak memiliki cadangan keuangan jika menghadapi pengeluaran tak terduga. Hal ini membuat mereka rentan terhadap krisis finansial, terutama saat menghadapi situasi mendadak seperti kehilangan pekerjaan. Tanpa dana darurat yang memadai, seseorang mungkin harus berutang atau mengorbankan kebutuhan lain untuk tetap bertahan.

 

Cara Menghindari Lifestyle Inflation

Menghindari lifestyle inflation penting untuk menjaga kesehatan keuangan. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  • Tetapkan Batasan Pengeluaran untuk Gaya Hidup: Buat anggaran tetap untuk hiburan, belanja, dan konsumsi, lalu patuhi batasan tersebut agar tidak terjebak dalam pengeluaran berlebihan.
  • Delay Gratification: Sebelum membeli barang mahal, coba tunda keputusan selama beberapa minggu. Jika setelah itu masih merasa butuh, barulah lakukan pembelian. Cara ini membantu membedakan antara kebutuhan dan keinginan sesaat.
  • Rumus Keuangan yang Sehat: Membagi penghasilan ke dalam tiga kategori: 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi.
  • Otomatisasi Tabungan & Investasi: Segera setelah menerima gaji, alokasikan sebagian langsung ke rekening tabungan atau investasi sebelum digunakan untuk hal lain. Ini membantu mencegah uang habis tanpa rencana yang jelas.
  • Peningkatan Aset, Bukan Sekadar Konsumsi: Alihkan kenaikan gaji untuk memperkuat keuangan jangka panjang, seperti membeli properti, menambah portofolio investasi, atau meningkatkan dana darurat.

 

Kenaikan gaji seharusnya meningkatkan kestabilan finansial, bukan justru mendorong pengeluaran berlebihan. Namun, banyak orang terjebak dalam lifestyle inflation. Untuk menghindarinya, penting untuk menetapkan anggaran yang jelas, menunda kepuasan instan, dan mengalokasikan kenaikan gaji ke tabungan atau investasi. Dengan mengelola keuangan secara bijak, kita dapat menikmati hidup lebih nyaman tanpa khawatir tentang masa depan.

 

Referensi:

Aini, A. (2023). Lifestyle Inflation: Definisi, Dampak, dan Cara Menghindarinya. Glints TapLoker Blog. Diakses dari https://glints.com/id/lowongan/lifestyle-inflation/ pada 17 Maret 2025.

Warih, N., Nurfitrianti, F. (2022). 5 Ciri-Ciri Gaya Hidup Kamu Mengalami Inflasi. Jenius.com. Diakses dari https://www.jenius.com/highlight/detail/5-ciri-ciri-gaya-hidup-kamu-mengalami-inflasi pada 17 Maret 2025.

Penuliskonten. (2025). Cara Menghindari Lifestyle Inflation agar Tabungan FIRE Tetap Optimal. Blog Perencanaan Keuangan. Diakses dari https://danirachmat.com/lifestyle-inflation/ pada 17 Maret 2025.

LINE Bank. (2024). Apa itu Lifestyle Inflation? Emang Bener Naik Gaji, Naik Gaya Hidup?. LINE Bank Blog. Diakses dari https://linebank.co.id/blog/gaya-hidup/apa-itu-lifestyle-inflation-emang-bener-naik-gaji-naik-gaya-hidup/ pada 17 Maret 2025.

Ekuid. (2024). Lifestyle Inflation: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menghindarinya. Ekuid Blog. Diakses dari https://blog.eku.id/lifestyle-inflation-pengertian-penyebab-dan-cara-menghindarinya/ pada 17 Maret 2025.

Nurfitrianti, F. (2018). Cara Efektif Mengatasi Gaya Hidup Paycheck-to-Paycheck. Jenius.com. Diakses dari https://www.jenius.com/highlight/detail/cara-efektif-mengatasi-gaya-hidup-paycheck-to-paycheck pada 17 Maret 2025.

Mazaya. (2024). Mengelola Lifestyle Inflation Dengan Cerdas. Diakses dari https://www.firstmedia.com/article/mengelola-lifestyle-inflation-dengan-cerdas pada 17 Maret 2025.

Allianz. (2022). Waspadai Inflasi Gaya Hidup! Ini 5 Cara Menghindarinya, www.allianz.co.id. Diakses dari https://www.allianz.co.id/explore/waspadai-inflasi-gaya-hidup-ini-5-cara-menghindarinya.html pada 17 Maret 2025.