DAMPAK METAVERSE TERHADAP DUNIA FINANCE : PELUANG DAN TANTANGAN
Source : Freepik
Metaverse, sebuah dunia virtual yang menggabungkan augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan internet, telah menjadi sorotan utama di berbagai industri, termasuk keuangan. Konsep ini tidak hanya sekadar tentang game atau hiburan, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kompleks. Dengan dukungan teknologi blockchain, cryptocurrency, dan NFT (Non-Fungible Tokens), Metaverse memungkinkan transaksi keuangan, kepemilikan aset digital, dan interaksi sosial dalam ruang virtual.
Pengembangan Metaverse telah menghasilkan investasi besar dari perusahaan teknologi besar seperti Meta (Facebook), Microsoft, dan Google. Selain itu, ada lembaga keuangan terbesar dunia yang menjajal teknologi metaverse, yaitu Bank of America. Keputusannya mengadopsi tekonologi VR adalah upaya untuk menyongsong perkembangan teknologi digital (AR, 2022). Aset digital seperti properti, tanah virtual, dan seni dengan NFT bahkan telah menjadi komoditas bernilai miliaran dolar.
Namun, di balik kemungkinan besar yang ditawarkannya, Metaverse juga membawa sejumlah masalah. Beberapa hal yang perlu diwaspadai adalah peraturan yang tidak jelas, risiko keamanan siber, volatilitas cryptocurrency, dan masalah lingkungan terkait konsumsi energi blockchain. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana Metaverse akan memengaruhi sektor keuangan, baik dari segi peluang maupun tantangan yang mungkin muncul.
APA ITU METAVERSE?
Metaverse adalah dunia virtual di mana augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan elemen internet digabungkan untuk membuat ruang digital di mana orang bermain, bekerja, berinteraksi, dan bertransaksi secara real-time. Metaverse bukan hanya tentang game atau hiburan, melainkan sebuah ekosistem digital yang memungkinkan pengguna untuk memiliki identitas virtual (avatar), membeli aset digital, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan bahkan menjalankan bisnis. Ini adalah langkah evolusi internet dari sekadar platform informasi menjadi ruang hidup virtual yang imersif. Konsep metaverse sendiri merupakan kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Metaverse platform akan menjadi media bagi pengguna untuk masuk ke dalam metaverse dan melakukan pengalaman interaksi sosial yang berbeda bersama orang lain (Sabari et al., 2022).
Blockchain menjadi fondasi utama dalam metaverse dikarenakan menyediakan sistem yang terdesentralisasi, trasnparan, dan aman. Blockchain memungkinkan pencatatan transaksi dan kepemilikan aset digital tanpa perlu pihak ketiga, seperti bank atau pemerintah. Disisi lain cryptocurrency seperti Ethereum (ETH), Decentraland (MANA), dan The Sandbox (SAND) digunakan sebagai alat pembayaran utama di metaverse. Cryptocurrency memungkinkan transaksi lintas batas yang cepat dan efisien, tanpa biaya tinggi atau hambatan birokrasi.
Di dalam metaverse juga terdapat asset digital berupa NFT yang Dimana ini merupakan hal yang dapat dimiliki dan diperdagangkan di metaverse. Mereka digunakan untuk merepresentasikan kepemilikan atas barang-barang virtual seperti tanah, properti, seni, atau bahkan item dalam game. NFT memastikan bahwa setiap aset digital memiliki keunikan dan nilai yang dapat diverifikasi. Kombinasi ketiga teknologi ini menciptakan ekonomi virtual yang mandiri, di mana pengguna dapat menghasilkan, membeli, dan menjual aset digital dengan cara yang aman dan terpercaya.
DAMPAK METAVERSE TERHADAP DUNIA FINANCE
- Perubahan Dalam Transaksi Keuangan
- Metaverse telah mengubah cara transaksi keuangan dilakukan. Metaverse memungkinkan transaksi lintas batas yang cepat, efektif, dan tanpa hambatan birokrasi dengan menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran utama. Dalam hitungan detik, pengguna dapat membeli, menjual, atau mengirimkan aset digital seperti tanah virtual, properti, atau item dalam game. Selain itu, teknologi blockchain yang mendasari Metaverse menjamin bahwa setiap transaksi tercatat secara aman dan transparan, sehingga mengurangi kemungkinan penipuan atau manipulasi. Ini membuka kesempatan bagi individu dan perusahaan untuk berkontribusi pada ekonomi global tanpa bergantung pada sistem keuangan konvensional.
- Peran Bank dan Institusi Keuangan
- Menghadapi gelombang transformasi yang dibawa oleh Metaverse, lembaga keuangan konvensional tidak berdiam diri. Banyak lembaga keuangan telah memulai perubahan dengan menawarkan layanan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi virtual. Misalnya, JP Morgan menjadi bank pertama yang mendirikan cabang virtual di Decentraland dan menawarkan layanan konsultasi keuangan serta pelatihan cryptocurrency. Bank-bank lain juga mulai menguji penggunaan blockchain untuk meningkatkan kinerja operasi mereka dan memungkinkan transaksi lintas batas diselesaikan dengan lebih cepat dan aman. Selain itu, sejumlah lembaga keuangan telah memulai menyediakan produk investasi berbasis Metaverse, seperti reksadana yang berfokus pada aset digital atau platform perdagangan NFT. Dunia keuangan tradisional sedang berubah untuk tetap relevan di era digital, seperti yang ditunjukkan oleh adopsi ini.
- Inovasi Produk Keuangan
- Metaverse juga mendorong munculnya berbagai produk keuangan yang luar biasa. Salah satunya adalah tokenisasi aset; ini memungkinkan Anda mengubah aset fisik seperti seni, properti, atau bahkan saham menjadi token digital yang dapat diperdagangkan di platform Metaverse. Selain itu, gagasan pembiayaan virtual mulai berkembang, yang memungkinkan pengguna mendapatkan pinjaman atau investasi dalam bentuk cryptocurrency untuk mendukung proyek virtual mereka. Layanan perbankan berbasis realitas virtual/augmented (VR/AR) juga mulai muncul, seperti bank virtual yang memungkinkan pelanggan menggunakan avatar mereka untuk mengakses layanan perbankan. Ini meningkatkan pasar keuangan dan memberi investor dan konsumen peluang baru.
PELUANG DI METAVERSE
- Inklusi Keuangan
- Metaverse memiliki potensi besar untuk meningkatkan inklusi dalam bidang keuangan, terutama bagi kelompok orang yang tidak dapat mengakses sistem keuangan konvensional. Metaverse memungkinkan siapa saja yang memiliki internet untuk berpartisipasi dalam ekonomi global dengan menggunakan teknologi blockchain dan cryptocurrency. Misalnya, orang di daerah terpencil dapat menyewakan tanah virtual atau menjual karya seni digitalnya sebagai NFT untuk menghasilkan uang. Selain itu, platform Metaverse seperti Axie Infinity memungkinkan masyarakat di negara berkembang untuk menghasilkan uang dengan bermain game dan menjual aset digital. Metaverse menghilangkan batasan geografis dan birokrasi, memungkinkan lebih banyak orang menggunakan layanan keuangan dan meningkatkan kemakmuran mereka.
- Investasi Baru
- Metaverse membuka kesempatan investasi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Tanah virtual, salah satu aset digital yang paling populer, memungkinkan pengguna membeli, menjual, atau menyewakan properti di platform seperti Decentraland dan The Sandbox. Nilai tanah virtual telah meningkat pesat, dengan beberapa plot terjual dengan harga jutaan dolar. Selain tanah virtual, token tidak fungsional, atau NFT, adalah instrumen investasi yang menarik. Kepemilikan aset digital seperti seni, koleksi, atau item dalam game dapat diwakili dengan NFT. Karena nilai token seperti MANA (Decentraland) dan SAND (The Sandbox) terkait langsung dengan perkembangan platform Metaverse, token seperti ini dapat menjadi pilihan investasi yang menguntungkan. Ini adalah kesempatan bagi investor untuk masuk ke pasar yang sedang berkembang pesat yang memiliki banyak peluang keuntungan.
TANTANGAN DI METAVERSE
- Regulasi dan Keamanan
- Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan Metaverse adalah kurangnya regulasi yang jelas. Saat ini, belum ada kerangka hukum yang komprehensif yang mengatur aktivitas di dunia virtual, mulai dari transaksi cryptocurrency hingga kepemilikan aset digital seperti NFT. Hal ini menciptakan ketidakpastian bagi pengguna dan investor, serta meningkatkan risiko penipuan, pencucian uang, atau aktivitas ilegal lainnya. Selain itu, keamanan siber juga menjadi masalah serius. Platform Metaverse rentan terhadap serangan peretasan, pencurian data, atau manipulasi transaksi. Tanpa sistem keamanan yang kuat dan regulasi yang jelas, kepercayaan pengguna terhadap Metaverse bisa terancam.
- Kesenjangan Digital
- Meskipun Metaverse menawarkan banyak kesempatan, tidak semua orang memiliki kemampuan atau akses untuk mengambil bagian dalam ekonomi virtual ini. Kesenjangan digital masih merupakan masalah besar, terutama di negara-negara berkembang atau terpencil. Banyak orang tidak memiliki perangkat canggih yang diperlukan untuk menjelajahi Metaverse, seperti headset VR, komputer yang bagus, atau koneksi internet yang cepat. Selain itu, kebanyakan orang tidak terbiasa dengan teknologi digital dan tidak memahami teknologi blockchain. Metaverse berisiko menjadi dunia eksklusif yang hanya dapat diakses oleh beberapa orang jika tidak ada upaya untuk mengurangi perbedaan ini.
REFERENSI
- AR, M. (2022, May 12). Dampak Positif Metaverse Terhadap Perbankan dan Keuangan. Monster Augmented Reality | Professional Augmented Reality Company. https://monsterar.net/2022/05/12/dampak-positif-metaverse/
- Sabari, M., Ridha, M., Aji, N., Gahari, M., Raniati, L., & Susilowati, S. (2022). STUDI TENTANG METAVERSE PLATFORM DAN IMPLEMENTASINYA DALAM EKOSISTEM EKONOMI INDONESIA.
Comments :