Source: https://investinasia.id/blog/what-is-business/

Pernahkah Anda bertanya, mengapa ada bisnis yang tetap eksis puluhan tahun meskipun ekonomi naik-turun, sementara yang lain gagal sebelum mencapai tahun pertama? Jawabannya bukan semata-mata soal modal besar atau produk yang canggih, melainkan terletak pada core business concept yang kokoh. Konsep ini ibarat “jiwa bisnis” yang tanpanya, perusahaan mudah kehilangan arah, membuang sumber daya, dan tenggelam di tengah persaingan yang ketat. Yuk, cari tahu mengapa core business concept wajib Anda bangun sekarang juga, lengkap dengan langkah-langkah praktis untuk menyusunnya!

Apa Itu Core Business Concept dan Mengapa Ia Penting?

Core business concept adalah fondasi utama yang menjelaskan alasan keberadaan bisnis Anda. Konsep ini mencakup visi, misi, nilai unik, dan strategi inti yang membedakan Anda dari pesaing. Menurut Pearce dan Robinson (2013), perusahaan yang memiliki konsep inti yang jelas cenderung memiliki tingkat keberlangsungan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:

  1. Mempertajam Fokus: Tanpa konsep inti yang kuat, bisnis cenderung terjebak dalam mencoba segala tren tanpa mencapai hasil optimal. Misalnya, Gojek tetap konsisten pada solusi transportasi dan pembayaran digital, meskipun ada banyak peluang diversifikasi.
  2. Membangun Identitas Kuat: Pelanggan cenderung lebih loyal pada merek yang memiliki nilai dan identitas yang jelas. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Business Venturing Insights menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih merek yang mencerminkan nilai personal mereka.
  3. Efisiensi Sumber Daya: Dengan menetapkan prioritas yang jelas, Anda dapat mengalokasikan waktu, uang, dan energi secara efektif ke aktivitas-aktivitas yang mendukung tujuan utama. Penelitian oleh Ghezzi dan Cavallo (2020) mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki fokus inti yang terdefinisi dengan baik mampu mengoptimalkan alokasi sumber daya mereka.

Cara Membuat Core Business Concept yang Efektif

1. Temukan ‘Why’ Bisnis Anda

Mulailah dengan pertanyaan mendasar: “Mengapa bisnis ini ada?” Jawaban Anda harus lebih dari sekadar mencari profit; harus ada nilai dan tujuan yang lebih tinggi. Misalnya, Tehbotol Sosro bukan hanya menjual teh, melainkan “menghadirkan kebersamaan melalui minuman tradisional.”

2. Kenali Pasar dan Kompetitor

Lakukan analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Contohnya, ketika By.U memasuki pasar telekomunikasi, mereka menargetkan segmen muda yang menginginkan kontrol penuh atas paket data sesuatu yang belum banyak ditawarkan oleh pesaing.

3. Tentukan Unique Value Proposition (UVP)

Apa yang membuat bisnis Anda unik? UVP harus dirumuskan secara singkat dan mudah diingat, serta mampu menjawab tiga pertanyaan kunci: apa yang Anda lakukan, untuk siapa, dan mengapa Anda lebih baik. Contoh nyatanya, Apple dengan slogan “Think Different” atau Traveloka yang menawarkan “Semua Bisa Pesan.” Penjelasan ini didukung oleh temuan dalam Harvard Business Review yang menyatakan UVP yang efektif sangat penting untuk membedakan merek di pasar.

4. Susun Rencana Eksekusi yang Realistis

Setelah konsep inti jelas, susunlah roadmap dengan target jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya, tahun pertama fokus pada penetrasi pasar, sedangkan pada tahun ketiga targetnya adalah ekspansi produk. Jangan lupa, konsistensi adalah kunci untuk mengeksekusi rencana dengan sukses.

5. Evaluasi dan Beradaptasi

Core business concept bukanlah dokumen yang statis. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2022) dalam Marketing Management, bisnis yang sukses selalu melakukan review berkala untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar. Contohnya, Netflix yang awalnya berfokus pada penyewaan DVD kemudian beralih ke layanan streaming seiring perkembangan teknologi dan perilaku konsumen.

Membangun core business concept tidak harus rumit. Anda bisa memulainya dengan diskusi bersama tim atau menggunakan template sederhana untuk merumuskan visi dan misi bisnis. Ingat, konsep inti inilah yang akan menjadi kompas dan fondasi bagi setiap keputusan strategis. Seperti kata Peter Drucker, “Strategi tanpa eksekusi adalah ilusi.” Tetapkan konsep inti Anda, eksekusi dengan disiplin, dan siapkan bisnis Anda untuk menjadi yang terdepan!

 

Referensi:

  • Kotler, P., & Keller, K. L. (2022). Marketing management (16th ed.). Pearson.
  • Pearce, J. A., & Robinson, R. B. (2013). Strategic management: Planning for domestic & global competition. McGraw-Hill.
  • Ghezzi, A., & Cavallo, A. (2020). Digital transformation and the lean startup approach