Tantangan Konsumtif di Era Cashless pada Gen Z

Sumber: Freepik
Era Cashless menandai perubahan signifikan dalam cara kita bertransaksi, di mana uang tunai kini tidak lagi menjadi metode pembayaran utama. Dengan hadirnya sistem pembayaran digital seperti e-wallet, aplikasi perbankan, dan QRIS, transaksi menjadi lebih mudah dan nyaman, dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, di balik kemajuan teknologi ini, muncul tantangan baru, khususnya bagi Gen Z. Generasi ini perlu beradaptasi dengan cara baru dalam mengelola dan mengontrol keuangan, mengingat segala transaksi kini semakin terhubung dengan dunia digital.
Salah satu tantangan utama yang bisa terjadi adalah perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif adalah perilaku mengkonsumsi barang yang sebenarnya kurang atau tidak diperlukan khususnya yang berkaitan dengan barang-barang sekunder atau barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan (Amalia, 2022). Hal ini dapat mempengaruhi kestabilan finansial individu, di mana pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pemasukan atau kemampuan keuangan yang dimiliki. Akibatnya, individu mungkin mengalami kesulitan dalam menabung atau merencanakan investasi untuk jangka panjang (Cahyani et al., 2024).
Kurangnya literasi keuangan dan lemahnya pengendalian diri menjadi faktor utama yang mendorong perilaku konsumtif di kalangan Gen Z. Menurut Kontan.id, kelompok usia 15–17 tahun memiliki tingkat literasi dan pemahaman keuangan yang paling rendah. Tak hanya itu, berdasarkan hasil riset Credit Karma, 2018 sebanyak 39% Gen Z dilaporkan memiliki utang demi mengikuti tren yang sedang populer. Oleh karena itu, menyeimbangkan pemahaman konsep keuangan dengan penerapan strategi pengelolaan yang tepat menjadi hal yang penting agar sistem cashless dapat dimanfaatkan secara bijak.
Gen Z tumbuh di era digitalisasi yang dipenuhi dengan tren Fear of Missing Out (FOMO). Rasa takut tertinggal dari tren yang sedang berkembang, didorong oleh strategi pemasaran digital, secara signifikan memengaruhi keputusan pembelian mereka (Pamungkas et al., 2025). Fenomena ini mencerminkan bagaimana kebutuhan psikologis untuk tetap terhubung secara sosial dapat mendorong keputusan pembelian yang lebih impulsif dan emosional (Putri et al., 2024).
Kemudahan yang dirasakan pada gempuran era Cashless semakin mendorong individu untuk berperilaku konsumtif, sehingga lebih rentan mengeluarakan uang tanpa pertimbangan yang matang. Hal ini dikarenakan uang yang dikeluarkan seolah-olah ”tidak terlihat”, sehingga rasa tanggung jawab terhadap uang berkurang ketika uang tidak terlihat bentuk fisiknya (Daffa et al., 2024).
Gen Z dapat mengatasi pola hidup konsumtif dengan meningkatkan literasi keuangan serta memahami cara mengelola keuangan secara bijak. Selain itu, kemampuan dalam mengendalikan diri dan menerapkan prinsip untuk tidak mudah terpengaruh oleh tren yang sedang berlangsung juga menjadi faktor penting. Kesadaran dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan akan membantu Gen Z menghindari perilaku konsumtif yang tidak terkendali, sehingga dapat memanfaatkan sistem cashless secara lebih bertanggung jawab.
Individu yang memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan serta pentingnya menabung cenderung lebih termotivasi untuk menyisihkan uang, meskipun di tengah gaya hidup yang konsumtif. Dengan wawasan keuangan yang luas, mereka dapat lebih bijak dalam mengelola pengeluaran dan tetap mempertahankan kebiasaan menabung sebagai prioritas finansial (Abdillah et al., 2024).
Berbagai inovasi telah dibuat dalam teknologi keuangan untuk menyediakan lebih banyak pilihan transaksi bagi masyarakat. Dompet digital, juga dikenal sebagai e-wallet, adalah salah satu inovasi terbaru (Abdillah et al., 2024). Dengan fitur-fitur canggih yang tersedia pada e-wallet, Gen Z dapat memantau keuangan mereka secara real-time dan merencanakan anggaran dengan lebih baik dan bijak (Anjani et al., 2024).
Referensi:
Amalia, R. J. (2022). Analisis perilaku konsumtif dan daya beli konsumen terhadap belanja online di masa pandemi COVID-19. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam, 4(1), 1-16.
Cahyani, D., Suherman, A., & Noor, I. (2024). Pengaruh Penggunaan Cashless dan Online Shopping Terhadap Perilaku Konsumtif Gen Z. Economic Reviews Journal, 3(4), 1238-1248.
Pamungkas, R. E., Ainu, F. E., Nisa, P. K., Chaniago, M. A., Husairi, M. S., & Adinda, A. S. (2025). Gaya Konsumtif Gen Z Melalui Akun Tiktok Shop dalam Pembelian Produk Fashion Baju pada Kelas KPI 5D. Filosofi: Publikasi Ilmu Komunikasi, Desain, Seni Budaya, 2(1), 129-139.
Putri, A. S., & Nesneri, Y. (2024). Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keuangan Pada Pengguna E-Wallet Generasi Z (Studi Kasus Pada Mahasiswa di Kota Pekanbaru). Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(3), 14827-14840.
Daffa, A. L. Y. S. H. Y. A., Nabillla, H. T., & Ulya, R. (2024). Analisis Perkembangan Teknologi Pemakaian Cashless pada Gen Z dikalangan Mahasiswa Surabaya Selatan. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) (Vol. 3, pp. 824-840).
Winarto. 2024. “Disebut Belum Melek Finansial, Gen-Z Perlu Perkuat Literasi Keuangan dan Tidak FOMO”. Diakses dari https://keuangan.kontan.co.id/news/disebut-belum-melek-finansial-gen-z-perlu-perkuat-literasi-keuangan-dan-tidak-fomo pada tanggal 13 Februari 2025
Abdillah, R., Adinugraha, H. H., & Shulthoni, M. (2024). Perilaku Konsumtif dan Media Sosial Gen Z terhadap Minat Menabung di Dompet Digital.
Anjani, D. A. D., Misidawati, D. N. M. D. N., & Awali, H. A. H. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Generasi Z Dalam Menggunakan Sistem Pembayaran E-Wallet. Sahmiyya: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 124-134.
Comments :