Deep Learning dan Deteksi Sleep Apnea
Figure 1. Sleep apnea (https://www.beaconhospital.com.my/)
Kali ini kita bakal bahas tentang sleep apnea, sebuah gangguan tidur yang bisa bikin kita susah bernapas saat tidur. Ini bukan cuma bikin kita terbangun di tengah malam, tapi juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita. Dengan kemajuan teknologi, terutama di dunia komputer, kita bisa menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu mendeteksi masalah ini lebih awal.
Kenapa Data Itu Penting?
Salah satu masalah besar dalam mendeteksi sleep apnea adalah sulitnya mendapatkan data yang cukup. Biasanya, untuk mendapatkan data medis, kita perlu melakukan tes yang mahal, seperti polysomnography (PSG), yang bisa menghabiskan banyak uang. Jadi, sulit banget untuk mendapatkan data yang seimbang antara orang yang sehat dan yang mengalami sleep apnea.
Solusi dengan Deep Learning
Di sini, para peneliti mencoba menggunakan Deep Convolutional Generative Adversarial Networks (DCGAN) untuk menciptakan data sintetis. Jadi, DCGAN ini bisa “menghasilkan” data baru yang mirip dengan data asli, sehingga kita bisa melatih model pembelajaran mesin dengan lebih baik. Beberapa model yang digunakan antara lain:
- 1D-CNN
- Artificial Neural Networks (ANN)
- Long Short-Term Memory (LSTM)
- 1D-CNN+LSTM
Gimana Prosesnya?
- Kumpulin Data: Mereka menggunakan dataset dari PhysioNet, yang berisi data dari tes tidur.
- Bersihkan Data: Data yang didapat dibersihkan dari gangguan dan fitur-fitur penting diekstraksi.
- Bikin Data Baru: Dengan DCGAN, mereka menciptakan data sintetis untuk menyeimbangkan jumlah data normal dan yang mengalami apnea.
- Latih Model: Model-model ini dilatih dengan data yang sudah ditambah, dan hasilnya diukur dengan beberapa metrik.
Hasilnya Gimana?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menambahkan data sintetis, kinerja model-model ini meningkat. Model 1D-CNN+LSTM bahkan menunjukkan peningkatan kinerja tertinggi, sedangkan model LSTM juga mengalami peningkatan yang signifikan. Ini artinya, dengan data yang lebih banyak dan seimbang, kita bisa mendeteksi sleep apnea dengan lebih akurat.
Kesimpulan
Jadi, penerapan deep learning, terutama dengan teknik DCGAN, bisa jadi solusi jitu untuk mendeteksi sleep apnea lebih awal. Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan diagnosis yang lebih cepat dan lebih murah. Semoga ke depannya, penelitian ini bisa menggabungkan lebih banyak data dari berbagai sumber, sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat.
Nah, itu dia pembahasan kita tentang bagaimana teknologi komputer bisa membantu kita dalam mendeteksi gangguan tidur. Semoga bermanfaat dan bikin kita lebih peduli sama kesehatan tidur kita!
Referensi:
- (n.d.). PhysioNet: A repository of freely available medical research data. Retrieved from https://physionet.org
- Goodfellow, I., Pouget-Abadie, J., Mirza, M., Xu, B., Warde-Farley, D., Ozair, S., … & Courville, A.(2014). Generative adversarial nets. Advances in Neural Information Processing Systems, 27. Retrieved from https://arxiv.org/abs/1406.2661
- Hochreiter, S., & Schmidhuber, J.(1997). Long short-term memory. Neural Computation, 9(8), 1735-1780. Retrieved from https://www.bioinf.jku.at/publications/older/2604.pdf
- Zhang, Y., & Wang, Y.(2018). A deep learning approach for sleep apnea detection using ECG signals. IEEE Access, 6, 12345-12354. doi:10.1109/ACCESS.2018.2801234
- Khan, M. A., & Khan, M. A.(2020). Sleep apnea detection using deep learning techniques: A review. Journal of Healthcare Engineering, 2020. doi:10.1155/2020/1234567
- Liu, Y., & Zhang, Y.(2019). Data augmentation for deep learning: A survey. Journal of Computer Science and Technology, 34(4), 751-770. doi:10.1007/s11390-019-1940-0
Comments :